Biaya Hidup Tinggi, Warga Inggris Beralih Gunakan Microwave
![Biaya Hidup Tinggi, Warga Inggris Beralih Gunakan Microwave](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/dc94a81db2c25fc9f0bf8cf34f0f3dad.jpg)
Krisis biaya hidup yang masih berlanjut di Inggris mendorong warga di negara itu harus pintar mengelola keuangan sehingga mengbah kebiasaan sehari-hari, salah satunya adanya perubahan terhadap jenis makanan yang dipilih.
Terbaru, muncul laporan terkait banyak warga yang meninggalkan kompor listrik dan gas kemudian beralih menggunakan alat pemanggang sederhana atau microwave untuk memasak makanan guna mengompensasi biaya energi yang tinggi.
“Orang-orang semakin memikirkan apa yang mereka makan dan bagaimana mereka memasak karena krisis biaya hidup berdampak pada perilaku sehari-hari sehingga menggunakan cara yang tradisional,” kata Fraser McKevitt, kepala wawasan ritel dan konsumen di Kantar seperti dilansir dari BBC pada Selasa (20/6).
Perubahan paling menonjol terlihat saat warga lebih memilih menyiapkan hidangan sederhana dengan bahan-bahan yang lebih sedikit. Selain itu, warga juga terlihat lebih banyak memasak makanan mereka dengan cara dipanggang menggunakan microwave.
“Orang-orang berusaha mengurangi tagihan energi rumah tangga mereka setelah harga-harga melonjak pasca invasi Rusia ke Ukraina dengan beralih ke cara tradisional. Meskipun secara perhitungan energi, memasak dengan menggunakan oven konvensional tidak ramah lingkungan karena efek gelombang mikro dari konsumsi energi tergolong tinggi,” jelas McKevitt.
Lebih lanjut, penelitian Kantar menyebut bahwa rumah tangga yang mencari cara untuk berhemat dalam perkara makanan, semakin banyak beralih ke lini produk-produk instan berlabel supermarket lokal dengan harga yang paling murah.
Menurut penelitian Kantar, biaya bahan makanan meningkat 16,5% dalam empat minggu hingga 11 Juni, dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu. Angka itu tergolong tertinggi keenam selama 15 tahun terakhir meskipun kenaikan harga mulai mereda.
“Kenaikan harga sekarang lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan inflasi bahan makanan yang terlihat pada musim panas lalu. Ini menandakan bahwa akan ada pola penurunan harga dalam beberapa bulan mendatang, hasil ini sangat menentukan nasib banyak orang,”
Diketahui, sebelumnya pada akhir 2022, ada beberapa warga Inggris yang terpaksa mengonsumsi makanan hewan karena tak punya biaya untuk membeli makanan yang layak. Bahkan mereka harus memanaskan makanan mereka dengan lilin atau radiator.
McKevitt mengatakan bahwa konsumen akan terus dirugikan oleh pembelian produk dengan harga yang masih mahal seiring dengan berlalunya musim panas. Harga barang-barang favorit musiman seperti es krim dan air mineral dilaporkan telah mengalami kenaikan sekitar seperlima sejak tahun lalu. Sementara harga burger dan sosis masing-masing naik hingga 16% dan 13%.
Menurut data resmi, harga makanan di Inggris naik dengan laju tercepat dalam hampir 45 tahun terakhir, dengan harga bahan makanan pokok seperti gula dan pasta naik tajam.
Supermarket dituduh tidak meneruskan penurunan biaya grosir kepada konsumen, sehingga mendorong Otoritas Persaingan dan Pasar menginvestigasi produsen. Namun, para pedagang grosir menyangkal telah mengambil untung dan telah mulai memangkas harga bahan-bahan pokok.
Morrisons dan M&S adalah yang beberapa produsen makanan yang mengumumkan adanya diskon, sementara Sainsbury's, Tesco, Aldi dan Lidl telah menurunkan harga roti, susu dan mentega dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun para produsen telah memahami kebutuhan pembeli untuk menghindari harga yang tinggi. Namun, McKevitt mengungkapkan krisis iklim justru membuat toko-toko semakin sulit untuk memberi harga satu poundsterling untuk beberapa barang.
“Hal ini membuat kita sadar bahwa ternyata kekuatan mata uang poundsterling tidak terdengar seperti uang yang banyak. Secara psikologis ini memang sangat mengejutkan,” kata McKevitt.(AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Ironi Libia, Negara Kaya Minyak yang Terus Dilanda Krisis
Meski banyak Hambatan, Perekonomian Tiongkok Diyakini segera Pulih
Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tahun ini Cuma Ditargetkan 5%
Menebak Arah Kebijakan Ekonomi Tiongkok
Ombudsman Ingatkan Jangan Sampai RI Kewalahan Impor Beras seperti Krisis 1997
Diterpa Resesi, Jerman Revisi Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Elkan Baggott Masuk Skuad Ipswich Town untuk Liga Inggris Musim 2024/2025
Kalahkan Petenis Meksiko, Raducanu Akui Termotivasi Timnas Inggris di Piala Eropa 2024
Gara-gara Selebrasi saat Lawan Slovakia, Jude Bellingham Terancam Kena Sanksi
Gareth Southgate Perbaiki Strategi Tendangan Penalti Inggris
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Jamie Carragher tak Yakin Inggris Bisa Juara Euro 2024
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap