visitaaponce.com

Biaya Hidup Tinggi, Warga Inggris Beralih Gunakan Microwave

Biaya Hidup Tinggi, Warga Inggris Beralih Gunakan Microwave
Harga bensin di salah satu SPBU di Inggris. Krisis ekonomi membuat harga-harga melambung tinggi, termasuk energi( Paul ELLIS / AFP)

Krisis biaya hidup yang masih berlanjut di Inggris mendorong warga di negara itu harus pintar mengelola keuangan sehingga mengbah kebiasaan sehari-hari, salah satunya adanya perubahan terhadap jenis makanan yang dipilih.

Terbaru, muncul laporan terkait banyak warga yang meninggalkan kompor listrik dan gas kemudian beralih menggunakan alat pemanggang sederhana atau microwave untuk memasak makanan guna mengompensasi biaya energi yang tinggi.

“Orang-orang semakin memikirkan apa yang mereka makan dan bagaimana mereka memasak karena krisis biaya hidup berdampak pada perilaku sehari-hari sehingga menggunakan cara yang tradisional,” kata Fraser McKevitt, kepala wawasan ritel dan konsumen di Kantar seperti dilansir dari BBC pada Selasa (20/6).

Perubahan paling menonjol terlihat saat warga lebih memilih menyiapkan hidangan sederhana dengan bahan-bahan yang lebih sedikit. Selain itu, warga juga terlihat lebih banyak memasak makanan mereka dengan cara dipanggang menggunakan microwave.

“Orang-orang berusaha mengurangi tagihan energi rumah tangga mereka setelah harga-harga melonjak pasca invasi Rusia ke Ukraina dengan beralih ke cara tradisional. Meskipun secara perhitungan energi, memasak dengan menggunakan oven konvensional tidak ramah lingkungan karena efek gelombang mikro dari konsumsi energi tergolong tinggi,” jelas McKevitt.

Lebih lanjut, penelitian Kantar menyebut bahwa rumah tangga yang mencari cara untuk berhemat dalam perkara makanan, semakin banyak beralih ke lini produk-produk instan berlabel supermarket lokal dengan harga yang paling murah.

Menurut penelitian Kantar, biaya bahan makanan meningkat 16,5% dalam empat minggu hingga 11 Juni, dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu. Angka itu tergolong tertinggi keenam selama 15 tahun terakhir meskipun kenaikan harga mulai mereda.

“Kenaikan harga sekarang lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan inflasi bahan makanan yang terlihat pada musim panas lalu. Ini menandakan bahwa akan ada pola penurunan harga dalam beberapa bulan mendatang, hasil ini sangat menentukan nasib banyak orang,”

Diketahui, sebelumnya pada akhir 2022, ada beberapa warga Inggris yang terpaksa mengonsumsi makanan hewan karena tak punya biaya untuk membeli makanan yang layak. Bahkan mereka harus memanaskan makanan mereka dengan lilin atau radiator.

McKevitt mengatakan bahwa konsumen akan terus dirugikan oleh pembelian produk dengan harga yang masih mahal seiring dengan berlalunya musim panas. Harga barang-barang favorit musiman seperti es krim dan air mineral dilaporkan telah mengalami kenaikan sekitar seperlima sejak tahun lalu. Sementara harga burger dan sosis masing-masing naik hingga 16% dan 13%.

Menurut data resmi, harga makanan di Inggris naik dengan laju tercepat dalam hampir 45 tahun terakhir, dengan harga bahan makanan pokok seperti gula dan pasta naik tajam.

Supermarket dituduh tidak meneruskan penurunan biaya grosir kepada konsumen, sehingga mendorong Otoritas Persaingan dan Pasar menginvestigasi produsen. Namun, para pedagang grosir menyangkal telah mengambil untung dan telah mulai memangkas harga bahan-bahan pokok.

Morrisons dan M&S adalah yang beberapa produsen makanan yang mengumumkan adanya diskon, sementara Sainsbury's, Tesco, Aldi dan Lidl telah menurunkan harga roti, susu dan mentega dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun para produsen telah memahami kebutuhan pembeli untuk menghindari harga yang tinggi. Namun, McKevitt mengungkapkan krisis iklim justru membuat toko-toko semakin sulit untuk memberi harga satu poundsterling untuk beberapa barang.

“Hal ini membuat kita sadar bahwa ternyata kekuatan mata uang poundsterling tidak terdengar seperti uang yang banyak. Secara psikologis ini memang sangat mengejutkan,” kata McKevitt.(AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat