visitaaponce.com

Pementasan Lenong Betawi Cara Warga Lestarikan Budaya Jakarta

Pementasan Lenong Betawi Cara Warga Lestarikan Budaya Jakarta
Pertunjukkan lenong Betawi di Auditorium Galeri Indonesia Kaya(Dok. Galeri Indonesia Kaya)

PERTUNJUKKAN lenong Betawi bertajuk Jakartaku Semangatku yang digelar Galeri Indonesia Kaya merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Jakarta. Selain menghibur, kegiatan ini juga memberikan pesan dan nilai-nilai kebudayaan Betawi ke hadapan para penikmat seni.

Demikian dikatakan Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian dalam keterangan tertulis, Senin (26/6). Pementasan lenong Betawi dengan alur cerita yang menarik serta sentuhan musik gambang kromong ini berkolaborasi dengan Sinar Norray serta Wandha Dwiutari. Acara tersebut digelar untuk memeriahkan HUT ke-496 DKI Jakarta.

"Kami harap, pertunjukan lenong Betawi yang menjadi salah satu aset budaya warga Jakarta dapat terus kita lestarikan. Semoga pertunjukan ini juga dapat menggerakkan generasi muda untuk bisa mengikuti konsistensi serta kecintaan Sinar Norray dalam mempertahankan seni budaya Betawi,” ujar Renitasari.

Baca juga: Contoh Pidato Persuasif Menarik dengan Beragam Ide

Dalam pertunjukan yang berdurasi sekitar 60 menit, pada Sabtu (24/6), terang dia, penikmat seni disuguhkan dengan kisah tentang sebuah sanggar yang kebingungan karena tidak adanya proyek pementasan.

Di tengah keputusasaan, datanglah seorang turis, yang diperankan oleh Wandha Dwiutari, yang melihat sanggar dan mengajak para seniman di dalamnya untuk pentas di luar negeri. Auditorium Galeri Indonesia Kaya semakin meriah dengan iringan musik dari gambang kromong serta suara tawa bahagia dari penikmat seni yang semakin menyemarakan perayaan HUT DKI Jakarta.

Sinar Norray merupakan grup lenong yang didirikan oleh almarhumah Mpok Nori, seniman Betawi yang telah menjadi salah satu legenda komedi Betawi. Mpok Nori memulai kariernya dalam pentas lenong Betawi bersama sesama seniman Betawi, Bokir.

Ia juga tampil di berbagai acara komedi, baik di atas panggung maupun di layar kaca. Sinar Norray mendidik seniman-seniman Betawi, dari penari, pemain lenong, hingga musisi, dan sering tampil di berbagai acara. Sementara itu, Wandha Dwiutari adalah seorang pembawa berita dan juga figur publik yang telah mendapatkan jutaan pengikut di media sosial.

Melestarikan kebudayaan Betawi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menghadirkan pementasan lenong. "Kolaborasi bersama Sinar Norray merupakan sebuah kesempatan yang amat menyenangkan, karena saya bisa kembali mengeksplorasi kebudayaan Betawi dengan grup lenong legendaris Ibu Kota yang secara konsisten melestarikan budaya Betawi. Semoga kolaborasi kami dapat menghibur, menginspirasi, dan menambah wawasan para penikmat seni tentang kebudayaan Betawi,” ujar Wandha Dwiutari, yang juga None Jakarta Utara 2012.

Senada dikatakan Mpok Engkar selaku perwakilan dari Sinar Norray. Ia mengaku kesempatan yang diberikan untuk kembali tampil ke hadapan para penikmat seni merupakan pengalaman yang amat menyenangkan.

"Pertunjukan kali ini merupakan penampilan kami ke-4 di Galeri Indonesia Kaya setelah sebelumnya kami hadir di sini pada 2014, 2015, dan 2017. Senang rasanya melihat antusiasme para penikmat seni yang didominasi oleh generasi muda terhibur dengan kolaborasi kami bersama Wandha Dwiutari dalam rangka merayakan HUT Jakarta. Semoga upaya kami dalam melestarikan dan meregenerasi seniman-seniman Betawi dapat terus terlaksana melalui beragam pementasan yang kami tampilkan.”

Pekan depan, Sabtu (1/7), penikmat seni akan kembali diajak untuk menyaksikan  pertunjukan musik Ada Swara oleh Jodhokemil yang mengangkat sebuah konsep suara sebagai simbol keberadaan, kehadiran, dan keterlibatan manusia di dunia ini.

Jodhokemil adalah kelompok musik kontemporer asal Magelang di mana para personelnya terdiri dari kalangan seniman dan pegiat seni. Nama Jodhokemil diadaptasi dari kearifan lokal yang terkait perhitungan hari dalam masyarakat Jawa. Berangkat dari spirit yang sama, karya-karya Jodhokemil banyak terinspirasi dari pengalaman keseharian dalam lingkungan sosial mereka.

Dalam pementasan Ada Swara ini, Jodhokemil akan menampilkan suara yang memberikan identitas dan makna pada pengalaman manusia. Dalam suara, terdapat kekuatan untuk menyampaikan pesan, menginspirasi, dan menyatukan orang dari berbagai latar belakang. Penonton akan diajak Jodhokemil untuk mendengarkan, menghargai, dan meresapi suara-suara di sekitar. (J-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat