visitaaponce.com

Berkat QRIS, Tiada Lagi Alasan Tidak Bawa Uang

Berkat QRIS, Tiada Lagi Alasan Tidak Bawa Uang
Foto ilustrasi: Bank Indonesia (BI) mencatat, sebagian pesar merchant pemanfaat QRIS adalah UMKM.(ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/)

Tulisan ini merupakan buah karya penerima Beasiswa GenBI yang telah mengikuti pelatihan jurnalistik kerja sama Media Indonesia dengan Bank Indonesia pada Mei 2023.

 
MENDENGAR kalimat  “Mas, bisa bayar pakai QRIS, tidak?” sepertinya sudah tidak asing lagi di masa sekarang. Mulai dari toko, kafe, sampai restoran kini menerima pembayaran dalam bentuk digital atau nontunai (cashless). Selain karena perkembangan teknologi yang menawarkan efisiensi dan kemudahan, juga karena efek pandemi covid-19 yang sempat mengharuskan setiap orang menjaga jarak, termasuk saat melakukan pembayaran. Uang kertas diketahui membawa bakteri dan virus karena peredarannya yang tinggi. Alhasil, transaksi digital dirasa lebih higenis dan aman dari pencurian.

Kemunculan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) sebagai salah satu metode pembayaran secara digital sejak pertengahan 2019 disambut baik oleh masyarakat, terutama kalangan anak muda yang juga sedang membangun usaha. Perkembangan pesat terjadi, terutama semasa pandemi, sampai kini kedai-kedai di pinggir jalan maupun pedagang kaki lima pun turut memanfaatkan QRIS dalam metode pembayarannya.

Sejak awal kasus covid-19 terjadi di Indonesia (2 Maret 2020), volume dan nilai total transaksi QRIS meningkat drastis. Menurut data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), volume transaksi QRIS secara nasional naik 9 kali lipat dari 12 juta kali pada Maret 2020 menjadi 112 juta kali pada September 2022. Adapun jenis usaha yang paling sering menggunakan sistem QRIS adalah usaha mikro dan kecil.

Ketinggalan Dompet? Enggak masalah

Di lingkungan perguruan tinggi, usaha mikro dan kecil jamak ditemukan. Pada umumnya, mereka menyediakan jasa, produk, maupun layanan dengan harga yang terjangkau kantong mahasiswa.

Sekarang, seiring tren gaya hidup cashless yang dianut banyak mahasiswa, para pelaku usaha tersebut mengikuti. Di antaranya adalah Reza, salah satu penjual seblak di daerah Legoso, tidak jauh dari Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta).

“Sekarang semuanya serba digital, banyak yang bertanya bisa pake QRIS tidak. Lama-lama saya berpikir takutnya mereka tidak jadi beli lagi karena tidak ada uang cash, jadi ya mau tidak mau saya meminta anak saya untuk dibikinkan QRIS,” kata dia.

Reza pun bukan satu-satunya. Banyak rekannya sesama pedagang kaki lima di sekitar UIN yang juga menyediakan pembayaran dengan QRIS. Begitu pula dengan sejumlah kedai kopi kecil, tempat mahasiswa sering ‘nongkrong’ untuk mengerjakan tugas kuliah atau sekadar nongkrong.

Alasan tersebut cukup masuk akal mengingat banyak mahasiswa yang mulai jarang membawa uang tunai atau bahkan ketinggalan. Sekarang orang bisa lupa bawa dompet tetapi ingat membawa smartphone. Rina, mahasiswi UIN Jakarta yang mengaku bisa mampir ke dua-tiga kafe dalam sehari, mengatakan, “Saya sering lupa membawa dompet, kalau handphone kan selalu dibawa. Udah paling mudah pakai QRIS sekarang, tinggal scan saja”.

Di sisi lain mahasiswa juga terkadang membayar dengan uang nominal pecahan besar seperti Rp50.000 dan Rp100.000,  sedangkan harga makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang berkisar antara Rp500 hingga Rp15.000 saja. Hal itu menyebabkan pedagang kecil mesti menyediakan uang pecahan kecil untuk uang kembalian. Namun, kerepotan itu kini bisa berkurang dengan penggunaan QRIS.

QRIS juga memudahkan pedagang yang memiliki beberapa unit gerobak kaki lima dalam hal pengelolaan keuangan. Sebab, dengan QRIS, ia dapat melihat aktivitas jual beli yang dilakukan oleh karyawannya, dan bahkan meminimalkan risiko kehilangan uang.

"Dahulu sebelum pakai QRIS suka ada saja uang yang hilang oleh karyawan, alasannya karena ada hal gaib, atau kadang kelebihan memberi uang kembalian. Sekarang lebih banyak yang pakai QRIS jadi pembayaran tunainya lebih sedikit," terang Asep, pemilik sejumlah unit gerobak di sekitar UIN.

Manfaat unik QRIS diungkapkan salah satu mahasiswi UIN, Suci. Menurutnya, kehadiran QRIS bisa mengurangi potensi ‘keributan’ antarteman lantaran sekarang tidak lagi harus meminjamkan uang tunai kepada teman yang mengaku tidak membawa uang atau dompet.

Kesel banget dulu kalau ada teman bilang tidak bawa uang, kadang itu alasan doang. Tapi, sekarang mau alasan apalagi? Meskipun memang belum semua pedagang pakai QRIS tetapi setidaknya mulai jarang mendengar alasan itu lagi”.

Kenyamanan dan Keamanan

Penggunaan QRIS memang terbilang mudah. Cukup dengan memindai QR code. Meski begitu, pengembangan QRIS yang terus berinovasi guna membuat agar terciptanya kemudahan bagi masyarakat dalam bertransaksi tentu perlu diiringi dengan keamanan yang memadai agar masyarakat dapat terus merasa nyaman.

Sejak awal kemunculannya pada Agustus 2019, Bank Indonesia (BI) bersama dengan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan keamanan QRIS ini. BI selalu mengimbau agar masyarakat, merchant, dan penyedia jasa pembayaran selalu memperhatikan keamanan dalam transaksi dengan QRIS.

Pengguna perlu memastikan dengan cermat nama rekening tujuan yang digunakan, sehingga aliran uang tidak salah sasaran. Tidak lupa, perlu juga untuk memastikan bahwa nominal yang akan di berikan adalah nominal yang benar. Agar nominal tersebut tidak berlebih. Seperti yang diungkapkan Suci “Saya pernah kelebihan memasukan nominal uang, itu bentuk keteledoran diri saya pribadi, sih”.

Selain itu, pihak merchant perlu mengonfirmasi ulang terkait kebenaran dana transaksi. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kesalahan seperti memberikan produk namun ternyata belum dibayar. Seiring dengan itu Rio, salah satu pedagang kaki lima mengungkapkan “Biasanya saya akan foto bukti pembayaran dari pembeli buat memaastikan saja”. Dengan adanya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh kedua belah pihak akan membuat proses transaksi menjadi nyaman dan aman. (M-2)

 

OPINI MUDA

Holisah

Serang, Banten.

Bagi saya yang memang jarang membawa uang cash dan lebih memilih untuk cashless, terasa terbantu melalui keberadaan QRIS di setiap merchant. Selain itu dapat mempercepat proses pembayaran karena pedagang tidak perlu lagi sibuk mencari kembalian lagi, karena ketika menunggu uang kembalian akan menyita waktu dan terkadang prosesnya lama. Namun, terkadang terdapat kesulitan di koneksi internet dan QR code sulit terdeteksi.

 

Pang Muhammad Jannis

Ciputat, Tangerang Selatan

Kehadiran QRIS cukup membantu kami sebagai mahasiswa, terutama yang menyimpan uang pada platform digital sehingga tidak perlu lagi meminjam uang kepada teman dan di ganti kemudian. Seharusnya lebih diperbanyak lagi UMKM yang menyediakan QRIS.  Dahulu sebelum ada QRIS harus sedia uang tunai dari rumah, dan harus mempersiapkan jumlah uang berdasarkan totalan yang akan dibelanjakan. Setelah ada QRIS bila tidak bawa uang dan belum mengambil uang di ATM tidak perlu panik dan khawatir.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat