visitaaponce.com

Mengibarkan Busana Modest Indonesia di Kota Kiblat Mode

Mengibarkan Busana Modest Indonesia di Kota Kiblat Mode
Koleksi yang akan dibawa ke ajang Front Row Paris(Dok IFC)

TAHUN ini ajang Front Row Paris semakin berkembang dengan adanya event Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF). Front Row Paris merupakan ajang yang menampilkan karya-karya dari Indonesia.
Ajang ini awalnya bernama La Mode Sur la Seine a Paris dan diadakan pertama kali oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) pada 2018. Setahun berikutnya kembali berlangsung dengan nama sama, namun kemudian terhenti selama dua tahun akibat pandemi. Tahun lalu ajang ini kembali diadakan dengan nama yang bertahan hingga kini.

Tahun ini, ajang Front Row Paris berlangsung pada 2 September di Paris, Prancis, dengan menampilkan koleksi dari desainer Indonesia yang sudah terkenal namun juga koleksi UMKM terpilih, desainer muda, dan bahkan karya dari murid-murid SMK. 

IFC berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyelenggarakan pula IN2MF yang menampilkan label-label busana muslim.

“IN2MF in Paris diharapkan pula dapat menarik perhatian pasar Eropa untuk menghadiri Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai forum kolaborasi bergengsi di Indonesia bagi pengusaha dan investor syariah, termasuk modest fashion dari seluruh dunia pada tanggal 25 hingga 29 Oktober 2023 di Jakarta. IN2MF berkomitmen untuk mendorong pelaku industri modest fashion Indonesia untuk menggunakan wastra Indonesia sebagai upaya pelestarian budaya leluhur Indonesia serta menerapkan konsep sustainable fashion," tutur Ita Rulina, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia, di acara Media Gathering Menuju Front Row Paris 2023 di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).

Baca juga: Desainer dan Pakar Fesyen Prancis Dihadirkan di JF3

IN2MF in Paris menghadirkan lima desainer terpilih hasil kurasi dari program Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia, yaitu Syukriah Rusydi, Sanet Sabintang, Wening Angga, Thiffa Qaisty, dan Anggia Handmade. Turut berpartisipasi pula Dewan IKRA, Itang Yunasz, bersama dengan desainer tamu, Khanaan dan dari label Kami.

“Front Row Paris tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia International Modest Fashion Festival in Paris. Kami harapkan sinergi ini dapat memberikan hasil yang jauh lebih optimal dalam mempromosikan karya-karya desainer Indonesia, termasuk sektor modest fashion, di pasar internasional, khususnya Eropa. Diharapkan semakin banyak media dan buyer dari negara-negara di Eropa yang hadir dan membuka potensi kerjasama bisnis ke depannya dengan para desainer Indonesia,” papar Ali Charisma, National Chairman IFC. 

Salah satu desainer yang ikut serta dalam IN2MF in Paris ialah jenama Anggia Handmade. Ia menampilkan koleksi yang menggunakan batik Wening Cirebon yang merupakan kombinasi batik cap dan print. Koleksi ini dituangkan dalam gaya feminin edgy dengan berbagai luaran.

"Kita kolaborasi sama batik yang memproduksi batiknya menerapkan konsep women empowering, jadi mempekerjakan pebatik perempuan yang ada di wilayah itu," kata Anggia.

Sementara itu, desainer Sanet Sabintang mengusung koleksi Coeur Reconnaissant. Ia menggunakan wastra Kabupaten Banyuwangi.

"Kurang lebih setahun yang lalu kami mulai untuk mengadakan pelatihan bersama para UMKM untuk memajukan wastra agar bisa diterima di pasar global," kata Sanet Sabintang yang berasal dari Banyuwangi tersebut.

Jenama Kami membawa koleksi yang menggunakan kain endek khas Bali. 

"Kami melihat kain endek sebagai sebuah wujud romantisme dalam bentuk yang lebih khidmat, antara manusia dan Sang Pencipta-Nya. Terlebih dari beragam motif kain endek, kami juga belajar bahwa romantisme bukan hanya tentang cinta, tapi keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan sesamanya," pungkasnya. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat