visitaaponce.com

Jinju Batik, Kolaborasi Batik Indonesia dan Cerita Rakyat Korsel dalam Sehelai Kain

Jinju Batik, Kolaborasi Batik Indonesia dan Cerita Rakyat Korsel dalam Sehelai Kain
Seorang pengrajin sedang mengerjakan Batik Jinju.(MI/HO)

SEJAK Juli lalu, Batik Fractal tengah terlibat dalam proyek kolaborasi budaya dengan Jinju Creative and Tourism Forum (JJCT) dari Korea Selatan (Korsel). Tajuk kolaborasi ini adalah Jinju Batik, yang sekaligus merujuk ke produk keluaran akhir berupa koleksi batik dengan motif yang mengangkat cerita rakyat Kota Jinju, Korsel, tentang burung Phoenix yang kembali ke kota mereka.

Kerja sama ini dipromosikan sebagai kerja sama internasional yang didukung oleh Korea International Cultural Exchange Agency (KOFICE) sebagai salah satu proyek pengembangan konten berbasis budaya lokal. 

Selain itu, kerja sama ini juga dilaksanakan untuk merayakan peringatan hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel, yang tahun ini telah berlangsung selama 50 tahun.

Baca juga: Kemenag Gelar Sayembara Desain Batik Haji Indonesia

Pada 30 Juni lalu, bertempat di Sheraton Hotel Bandung, tim Batik Fractal dan JJCT bertemu untuk melangsungkan Jinju Batik Development Workshop. Ini merupakan tahap pertama proses kreatif Jinju Batik dimulai, yaitu dengan menciptakan motif batik yang akan diproduksi. Acara ini dihadiri perwakilan tim Batik Fractal, JJCT, dan Korean Creative Content Agency (KOCCA).

Batik, sebagaimana telah menjadi identitas kultural Indonesia, selalu menyimpan cerita dalam tiap motifnya. Begitu juga dengan koleksi Jinju Batik, yang akan mengeksplorasi cerita rakyat di Kota Jinju soal Burung Phoenix. 

Cerita ini kondang di masyarakat Jinju, soal burung Phoenix yang diharapkan pulang kembali ke Jinju setelah berabad-abad menghilang. Spirit burung Phoenix ini dipercaya akan membangkitkan kembali kesejahteraan dan kebahagiaan warga kota. Sebagai makhluk mitologi, phoenix memang dipercaya sebagai entitas yang menjadi sumber kekuatan dan kebijaksanaan.

Baca juga: Wisni Indarto Bagikan 3 Cara Pemakaian Kain Batik

Kerinduan warga Jinju terhadap Phoenix inilah yang akan diwujudkan dalam bentuk motif batik menggunakan teknologi ciptaan Batik Fractal, yaitu jBatik. 

jBatik merupakan software untuk menciptakan motif batik secara digital menggunakan prinsip fraktal dan algoritma. Dengan jBatik, proses eksplorasi visual motif batik bisa berlangsung efektif dan maksimal, serta menghasilkan motif-motif batik modern secara berkelanjutan.

Dari hasil workshop lalu, ditentukan Jinju Batik akan memakai empat elemen motif utama: yaitu burung Phoenix (bonghwang), Chokseoknu pavilion, pohon Bambu, dan bunga paulownia.
 
Koleksi Jinju Batik ini akan diproduksi di atas kain sutera Jinju yang merupakan satu dari lima sutera kualitas terbaik dari seluruh dunia. 

Kain sutera memang jadi salah satu produk unggulan Jinju sebagai kota kreatif. Infrastruktur dan keadaan alam yang kondusif membuat produksi sutra berlangsung dengan baik di sana. Untuk Jinju Batik, JJCT membawa beberapa jenis sutera yang berbeda.

Saat ini, proses produksi koleksi Jinju Batik sedang dikerjakan oleh artisan batik tulis tradisional di Solo, Pekalongan, dan Tuban. Ditargetkan, seluruh proses produksi koleksi Jinju Batik akan selesai pada September 2023 ini.

CEO Batik Fractal Nancy Margried menuturkan, “Kolaborasi dengan JJCT ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sinergi budaya batik dan cerita rakyat Kota Jinju dapat berpadu harmonis yang nantinya akan terlihat dalam kain batik di atas sutera Jinju. Motif yang kami desain menggunakan aplikasi jBatik akan dikerjakan di 3 sentra batik. Ada 3 pembatik masing-masing dari Solo, Pekalongan, dan Tuban yang terlibat. Masing-masing daerah akan membuat batik sesuai khas daerahnya. Kalau Solo akan membuat batik bergaya Kratonan (royal court batik), Pekalongan akan membuat batik Sudagaran (merchant batik), dan Tuban akan membuat batik pesisiran (coastal batik). Keselurahan kolaborasi ini diharapakan semakin mengukuhkan Jinju City dan Kota Bandung sebagai basis Batik Fractal, sebagai kota kreatif dunia yang berkontribusi untuk perkembangan ekonomi kreatif.”

Sementara itu, kolaborasi Jinju Batik ini juga diharapkan akan membawa inovasi segar untuk ekosistem ekonomi kreatif di Jinju. 

CEO JCCT Mi Won-Shik,  menjelaskan, “Kain sutera Jinju secara industri baru berumur 100 tahun, tapi secara jejak kulturalnya telah ada sejak 1000 tahun lalu. Kami ingin menciptakan nilai baru di pasar dengan menambahkan cerita pada produknya”.

Ini bukan kali pertama kolaborasi antara JJCT dan Indonesia dilaksanakan. Pada 2022 lalu, JJCT juga bekerja sama dengan rumah mode Bin House untuk memproduksi Batik Sutera Jinju dengan motif tradisional Indonesia.

Koleksi Jinju Batik ini diharapkan bisa meleburkan budaya Indonesia dan Korea Selatan dalam bentuk paling pas. Dalam tiap helainya, koleksi Jinju Batik akan membawa inovasi teknologi jBatik, keahlian artisan batik tulis Indonesia, kain sutera Jinju, dan cerita rakyat Korea Selatan. Perpaduan apik dari dua negara.

Pihak JJCT menambahkan koleksi Jinju Batik ini kelak akan dipamerkan di Indonesia. 

“Di paruh kedua tahun ini, kamu berencana memamerkan Jinju Batik di KOREA 360 di Jakarta, Indonesia. KOREA 360 sendiri merupakan pusat media Korea yang menyediakan pengalaman, pameran, dan promosi produk industri yang berhubungan dengan kebudayaan Korea Selatan," ungkap JJCT.
 
“Selama tiga bulan ke depan, kami akan sibuk melakukan produksi Jinju Batik di berbagai kota. Kami ingin melakukan yang terbaik untuk kolaborasi ini, minta doanya ya!,” tutup Nancy Margried. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat