visitaaponce.com

Ilmuwan Ungkap Rumput Laut Australia Bisa Bikin Awet Muda

 Ilmuwan Ungkap Rumput Laut Australia Bisa Bikin Awet Muda
ilustrasi: rumput laut( Philip FONG / AFP)

Para ilmuwan dari Universitas Flinders mengungkapkan rumput laut berwarna coklat yang hanya ditemukan di perairan laut Australia Selatan diyakini menyimpan rahasia anti-penuaan yang baik bagi kulit.

Menurut penelitian, Australia Selatan mempunyai keanekaragaman hayati berupa rumput laut terbanyak di dunia dengan jumlah 1.500 spesies yang diketahui, dan lebih dari setengahnya merupakan endemik di wilayah tersebut.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Algal Research itu menemukan bahwa rumput laut coklat Australia Selatan tersebut memiliki sifat anti penuaan yang secara signifikan meningkatkan kadar kolagen di kulit dan melindungi terhadap kerusakan degradasi kolagen dan elastin pada manusia.

“Kami menemukan bahwa ekstrak rumput laut coklat Australia Selatan memiliki potensi besar untuk membantu memperlambat efek penuaan pada kulit manusia,” kata Profesor Wei Zhang, penulis studi dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat seperti dilansir dari laman resmi Universitas Flinders Australia pada Selasa (26/9).

Lebih lanjut Wei Zhang mengatakan bahwa ekstrak rumput laut coklat Australia Selatan yang bagus untuk kulit itu mengandung kolagen yang berfungsi sebagai bahan pembangun tulang, gigi, otot, kulit, sendi, dan jaringan ikat, sedangkan elastin memberikan elastisitas dan kekuatan pada kulit.

“Kedua protein ini populer dan dipromosikan oleh industri kecantikan sebagai protein penting untuk kulit tampak sehat,'' jelas Zhang.

Tidak hanya merangsang pertumbuhan kolagen, Zhang menjelaskan tim Flinders telah menemukan bahwa ekstrak rumput laut coklat SA juga menghambat glikasi sebuah proses yang menyebabkan kerusakan kolagen dan elastin.

“Para peneliti mengevaluasi sifat antipenuaan ekstrak tiga spesies rumput laut coklat dan menemukan bahwa ekstrak tersebut merangsang pertumbuhan kolagen dan menghambat proses glikasi yang menyebabkan degenerasi kolagen dan elastin,” ujarnya.

Institut Rumput Laut Australia (ASI) memperkirakan industri budidaya rumput laut dalam negeri dapat bernilai US$1,5 miliar atau setara dengan Rp23 triliun dan mampu membuka 9.000 lapangan kerja pada tahun 2040, sekaligus berkontribusi hingga 10% dari target pengurangan emisi Australia.

Di Australia, produksi rumput laut juga diperkirakan akan menjadi industri besar dan berpotensi besar untuk menjadi industri rumput laut kelas dunia, yang dibangun berdasarkan keanekaragaman hayati rumput laut terkaya dan kapasitas inovasi bioproduk kelautan.

Studi ini mengevaluasi kualitas anti-penuaan dari ekstrak tiga rumput laut Australia Selatan yaitu Ecklonia radiata, Cystophora moniliformis, dan Cystophora siliquosa yang dikumpulkan dari rumput laut yang baru disimpan di pantai di Teluk Rivoli, Beachport, Australia Selatan.

“Rumput laut merupakan sumber berbagai zat bioaktif yang berpotensi digunakan dalam produk kesehatan dan perawatan kulit alami,” ungkap peneliti dari ASI.

Sejauh ini menurut Zhang, agen anti-glikasi belum cukup kuat untuk memberikan dampak besar pada anti-penuaan, sehingga penemuannya berpotensi mengisi kekurangan ruang untuk mengembangkan ekstrak anti-glikasi yang lebih kuat dari rumput laut coklat.

“Temuan kami akan membantu mengisi kesenjangan pengetahuan dan mengembangkan kemajuan rumput laut coklat yang berkelanjutan dalam produk perawatan kulit topikal dan tambahan,” ungkap Zhang. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat