visitaaponce.com

Ini Cara Menyimpan ASI di Suhu Ruangan, Cara Mencairkan, dan Durasi Idealnya

Ini Cara Menyimpan ASI di Suhu Ruangan, Cara Mencairkan, dan Durasi Idealnya
Ilustrasi ibu menyusui.(Freepik)

AIR susu ibu atau ASI merujuk kepada susu yang dihasilkan oleh payudara seorang ibu untuk memberikan nutrisi kepada bayinya. Susu ibu mengandung sejumlah besar nutrien penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.

ASI mengandung nutrisi yang sangat penting bagi perkembangan bayi, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Antibodi dan zat kekebalan lainnya pada ASI membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Kandungan tersebut membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir.

ASI lebih mudah dicerna oleh bayi dibandingkan dengan susu formula. Ini membantu mencegah gangguan pencernaan dan alergi makanan. Menyusui juga membangun hubungan emosional antara ibu dan bayi. Ini dapat menciptakan ikatan khusus yang memainkan peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak.

Menyusui dapat memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit kronis pada bayi, termasuk obesitas, diabetes tipe 1, dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, menyusui juga memberikan sejumlah manfaat bagi ibu, seperti membantu mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium, serta membantu dalam pemulihan pasca persalinan.

Baca juga: Pengenalan Aneka Ragam Makanan Lewat MPASI akan Penuhi Kebutuhan Gizi Anak

Pentingnya menjaga dan menyimpan ASI yang berlimpah merupakan dilema yang sering dihadapi oleh sebagian ibu. Adanya persediaan ASI yang cukup menjadi aset berharga, namun kebingungan sering muncul dalam hal penyimpanannya. Jika tidak dilakukan dengan benar, ASI dapat dengan mudah menjadi basi, mengakibatkan tidak dapat dikonsumsi secara aman oleh bayi.

Oleh karena itu, pemahaman akan metode penyimpanan ASI perah yang tepat menjadi kunci dalam memastikan ketersediaan nutrisi yang optimal bagi bayi. Terdapat berbagai pilihan tempat penyimpanan untuk ASI perah, seperti penggunaan botol kaca, botol plastik yang memiliki label yang menjamin bebas dari bahan berbahaya, atau kemasan plastik khusus yang dirancang untuk ASI. Menjaga kebersihan dan keamanan tempat penyimpanan sangatlah krusial untuk memastikan bahwa kualitas ASI tetap terjaga.

Sebagai panduan, sebaiknya dihindari penyimpanan ASI perah dalam botol atau plastik yang umumnya digunakan untuk keperluan umum. Ini dikarenakan tempat penyimpanan juga dapat memengaruhi kualitas ASI yang disimpan. Oleh karena itu, pemilihan wadah yang tepat menjadi langkah awal yang penting dalam menjaga kualitas nutrisi ASI.

Baca juga: ASI Booster Alami Bantu Memperlancar dan Menjaga Kualitas

1. Cara Menyimpan ASI yang Tepat

Sebaiknya, Ibu menghindari mengisi penuh botol atau wadah plastik untuk menyimpan ASI perah. Ini disarankan karena ASI perah memiliki kecenderungan untuk mengembang saat beku.

Khusus untuk kantong plastik penyimpan ASI perah, sebaiknya tempatkan dalam wadah atau kontainer tambahan sebelum ditempatkan di dalam lemari pendingin. Ini diperlukan karena risiko kebocoran yang lebih tinggi pada kemasan plastik.

Terakhir, pastikan untuk memberi label dengan mencantumkan tanggal ASI diperah pada botol atau wadah plastik sebagai langkah terakhir yang tidak boleh terlewatkan.

Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhannya. ASI yang akan digunakan dalam waktu dekat sebaiknya ditempatkan di bagian lemari pendingin yang menjaga suhu tetap dingin tanpa membekukan cairannya.

2. Durasi Penyimpanan ASI

Durasi penyimpanan ASI perah bervariasi, tergantung pada suhu lingkungan. Berikut adalah prinsip-prinsip penyimpanan ASI yang perlu diketahui:

- ASI perah dapat bertahan hingga 4 jam pada suhu ruangan sekitar 25°C.

- Dalam kotak pendingin yang dilengkapi kantung es (ice pack), ASI perah dapat disimpan selama 24 jam.

- Dalam kulkas bagian lemari pendingin (chiller) dengan suhu minimal 4°C, ASI perah dapat bertahan selama 4 hari.

- Apabila disimpan di dalam freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah, ASI perah dapat bertahan hingga 6 bulan.

Perlu diingat bahwa proses pembekuan ASI perah dapat mengurangi beberapa zat penting yang melawan infeksi pada bayi. Semakin lama penyimpanan, baik di lemari pendingin maupun di dalam freezer, dapat mengurangi kandungan vitamin C dalam ASI.

Meskipun demikian, nilai gizi ASI perah yang sudah dibekukan tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

Baca juga: DBD Bisa Sebabkan Anak Alami Gangguan Tumbuh Kembang

3. Cara Mencairkan ASI Perah

Ketika ASI perah yang sebelumnya telah dibekukan akan dicairkan, kemungkinan akan terjadi perubahan pada warna, aroma, dan konsistensinya, berbeda dengan ASI segar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ibu menemukan bahwa ASI membeku dan terpisah setelah disimpan di dalam kulkas.

Hal ini dianggap sebagai kondisi yang wajar, dan ibu hanya perlu menggoyangkan botol ASI secara lembut untuk meratakan kembali konsistensinya. Jika gumpalan masih tetap terbentuk atau ASI tidak dapat bercampur setelah digoyangkan dengan lembut, sebaiknya hindari memberikan ASI perah ini kepada bayi karena kemungkinan ASI tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Beberapa bayi mungkin menunjukkan penolakan terhadap ASI perah yang telah dibekukan. Dalam hal ini, ibu dapat mencoba memperpendek waktu penyimpanan ASI atau menghangatkan ASI sebelum diberikan kepada bayi.

Untuk mencairkan ASI perah, rendam wadah penyimpanan ASI perah di dalam mangkuk berisi air hangat dan biarkan beberapa saat. Penting untuk diingat bahwa penghangatan ASI perah tidak boleh menggunakan kompor atau microwave.

ASI perah yang dibekukan sebaiknya tidak langsung dikeluarkan ke suhu ruangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan suhu yang cepat dapat memengaruhi kandungan antibodi dalam ASI yang memberikan manfaat bagi bayi.

ASI perah dari freezer sebaiknya diturunkan ke dalam kulkas semalaman sebelum kemudian dihangatkan seperti yang dijelaskan di atas. Penting dicatat bahwa ASI perah yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali.

ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik untuk bayi, dan penyimpanan ASI perah yang benar dapat membantu ibu yang bekerja atau aktif di luar rumah untuk terus memenuhi kebutuhan bayi mereka.

Setiap ibu dan bayi adalah unik, dan keputusan tentang cara memberi makan bayi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat