visitaaponce.com

Berguru kepada Alam, FIB UI Gelar Dies Natalis ke-84

Berguru kepada Alam, FIB UI Gelar Dies Natalis ke-84
Acara Dies Natalis ke-84 FIB UI(dok; FIB UI)

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menggelar acara Dies Natalis ke-84, Senin (4/12). Acara yang digelar di Gedung IX FIB UI, Depok, Jawa Barat itu, mengambil tema Alam Terkembang Jadi Guru: Menyelisik Khazanah Budaya Nusantara dan Bangsa-Bangsa, Berkreasi dan Berinovasi bagi Pemajuan Kebudayaan.

Dalam pidato sambutannya, Dekan FIB UI Dr. Bondan Kanumoyoso, S.S., M.Hum mengatakan filosofi "alam terkembang jadi guru" yang diangkat dalam tema Dies Natalis Ke-84 FIB UI, merupakan konsep untuk meresapi kebijaksanaan yang terkandung dalam setiap elemen alam dan menerapkan nilai-nilai itu dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. “Hal ini diterapkan dilandaskan pada setiap langkah dan tindakan dalam berbudaya, berkarya, dan berkinerja bersama di lingkungan FIB UI,” ujarnya.

Berbudaya, kata dia, melibatkan proses pembelajaran yang tak pernah berhenti, di mana manusia terus berusaha memahami nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman alam. Setiap elemen alam menjadi bagian dari hasil kebudayaan yang terus berkembang. Hasil kebudayaan, seperti upacara-upacara adat, ritual keagamaan, dan kegiatan sehari-hari mencerminkan kearifan lokal yang diterima sebagai bagian dari identitas budaya.

Berkarya dalam konteks ini bukan hanya tentang ekspresi diri, tetapi juga tentang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Kreativitas manusia menjadi bentuk penghargaan terhadap keindahan alam, menghasilkan karya-karya seni yang mengajak orang untuk merenung, menghargai, dan meresapi pesan yang ingin disampaikan. “Dalam berkarya, manusia mengembangkan pemahaman mendalam tentang keberagaman alam, menggali inspirasi dari setiap detail untuk membentuk karya yang mencerminkan keindahan dan kearifan,” katanya.

Adapun pengertian berkinerja Bersama, menurut Bondan, menjadi pondasi yang memadukan budaya dan karya dalam upaya menjaga dan melestarikan alam. Kolaborasi antarindividu, komunitas, dan lembaga menciptakan sinergi yang kuat untuk menghadapi tantangan lingkungan. “Pembangunan berkelanjutan, praktik pertanian yang ramah lingkungan, dan inisiatif pelestarian alam menjadi bukti konkret dari kinerja bersama yang diilhami oleh alam sebagai guru,” tegasnya.

Acara Dies Natalis ini dihadiri sejumlah dosen, guru besar, mahasiswa, serta mantan dekan dan alumni FIB UI. Selain itu, ada juga perwakilan dari sejumlah fakultas dan pejabat di lingkungan UI. Acara antara lain diisi orasi ilmiah oleh Prof. Mina Elfira, S.S., M.A. Ph.D yang mengakat tema tentang Model Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal Minangkabau. Menurut Mina, pedoman hidup masyarakat Minangkabau juga didasarkan pada falsafah “Alam takambang jadi guru (alam terkembang jadi guru), yaitu menjadikan alam sebagai tempat belajar, sumber pengetahuan dan peradaban. Alam sebagai guru dalam menata perilaku kehidupan bermasyarakat.

Selain orasi ilmiah, acara Dies Natalis fakultas di zaman Belanda bernama Faculteit der Letteren end Wijsbegeerte ( Fakultas Sastra dan Filsafat) ini, juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Poetry Reading and Writing Society of Indonesia (PRWSI) yang antara lain beranggotan sejumlah dosen dan mantan pengajar di lingkungan UI, termasuk aktris Niniek L Karim, serta resital piano oleh  Dr. Marusya Nainggolan, dan sejumlah kesenian lainnya. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat