Kawasan ASEAN Dilanda Cuaca Ekstrem, Sejumlah Sekolah Diliburkan
Panas ekstrem melanda sebagian wilayah Asia Selatan dan Tenggara pada Rabu (24/4). Di Filipina, seluruh sekolah diliburkan, sementara di Thailand pemerintah memperingatan warganya akan bahaya panas terik yang melanda Bangkok, sedangkan di Bangladesh umat muslim berdoa agar turun hujan.
Suhu tinggi ini tercatat hanya sehari setelah PBB menyatakan Asia adalah wilayah yang paling banyak mengalami bencana akibat bahaya iklim pada tahun lalu, dengan banjir dan badai sebagai penyebab utama jatuhnya korban jiwa dan kerugian ekonomi.
Penelitian ilmiah yang ekstensif menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.
Baca juga : Tengah Melanda Asia, Ini Penjelasan BMKG tentang Penyebab dan Dampak Heatwave atau Gelombang Panas
“Panas sekali sehingga Anda sulit bernapas,” kata Erlin Tumaron, 60, yang bekerja di resor tepi laut Filipina di provinsi Cavite, selatan Manila, di mana indeks panas mencapai 47 derajat Celcius (117 derajat Fahrenheit) pada Selasa.
“Mengejutkan bahwa kolam kami masih kosong. Anda pasti mengira orang akan datang dan berenang, tapi tampaknya mereka enggan meninggalkan rumah karena panas.”
Bulan Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan terpanas dan terkering di kepulauan ini, namun kondisi tahun ini diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino.
Baca juga : Ini Rekor Gelombang Panas Terparah di Seluruh Eropa, Asia, dan Amerika
Indeks panas diperkirakan akan mencapai tingkat "bahaya" 42C (108F) atau lebih tinggi di setidaknya 30 kota besar dan kecil pada hari Rabu, kata peramal cuaca negara bagian itu.
Indeks panas mengukur seperti apa suatu suhu, dengan mempertimbangkan kelembapan.
Departemen Pendidikan Filipina, yang mengawasi lebih dari 47.600 sekolah, mengatakan hampir 6.700 sekolah menangguhkan kelas tatap muka pada hari Rabu.
Baca juga : Panas Dimana-mana, Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Sekarang Juga !
“Ada juga kemungkinan 50% peningkatan panas dalam beberapa hari mendatang, kata Ana Solis, kepala ahli iklim di badan peramal cuaca negara bagian,” kepada AFP.
Dia mengatakan masyarakat perlu membatasi waktu yang mereka habiskan di luar ruangan, minum banyak air dan membawa payung serta topi saat pergi ke luar ruangan untuk menghindari panas ekstrem.
Pembunuh diam-diam
Baca juga : 13 Orang di AS Tewas akibat Gelombang Panas
Suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu dan Organisasi Meteorologi Dunia PBB mengatakan Asia mengalami pemanasan dengan sangat cepat, dengan dampak gelombang panas di wilayah tersebut menjadi lebih parah.
Laporan State of the Climate in Asia 2023 dari WMO menemukan bahwa Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global, dengan suhu tahun lalu hampir dua derajat Celcius di atas rata-rata pada tahun 1961 hingga 1990.
“Banyak negara di kawasan ini mengalami rekor tahun terpanas pada tahun 2023, bersamaan dengan serangkaian kondisi ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai,” kata Ketua WMO Celeste Saulo, yang menggambarkan laporan tersebut sebagai hal yang “serius”.
Wakil Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett mengatakan: Panas ekstrem semakin menjadi pembunuh diam-diam yang terbesar.
Laporan tersebut menyoroti percepatan indikator-indikator utama perubahan iklim seperti suhu permukaan, penyusutan gletser, dan kenaikan permukaan laut, dan mengatakan bahwa hal-hal tersebut akan berdampak serius bagi masyarakat, perekonomian, dan ekosistem di wilayah tersebut.
“Namun kematian akibat cuaca panas jarang dilaporkan sehingga skala sebenarnya dari kematian dini dan kerugian ekonomi tidak tercermin secara akurat dalam statistik,” kata Barrett.
Di Bangladesh, ribuan orang berkumpul di Dhaka untuk berdoa memohon hujan ketika gelombang panas ekstrem memaksa pihak berwenang menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Biro cuaca Bangladesh mengatakan suhu maksimum rata-rata di ibu kota selama sepekan terakhir adalah 4-5C (7,2-9F) lebih tinggi dibandingkan rata-rata 30 tahun pada periode yang sama.
Pihak berwenang Thailand di Bangkok mengeluarkan peringatan panas ekstrem dan mendesak masyarakat untuk tetap tinggal di dalam rumah demi keselamatan mereka.
Suhu diperkirakan mencapai 39C (102F) di ibu kota Thailand, sementara indeks panas naik di atas 52C (126F).
Thailand dilanda gelombang panas minggu ini yang mendorong suhu di provinsi utara Lampang mendekati rekor nasional 44,6C (112,3F) pada Senin lalu. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Periode Peralihan Musim
Puluhan Hektare Jagung di Pesisir Puso Dampak El-Nino, Petani di Pantura Terpaksa Membabat Padi akibat Puso Kekeringan
Cuaca Ekstrem masih Ancam Sejumlah Wilayah di Jateng
Tabir Surya Dipastikan Efektif Lindungi Kulit Saat Cuaca Ekstrem
Cuaca Ekstrem Mengancam 25 Wilayah di Jawa Tengah
Peningkatan Suhu Global di 2023 Capai 1,45 Derajat Celcius, Terpanas Sepanjang Sejarah
Waspada Ancaman Panas Ekstrem dengan Dekatnya Musim Panas
BMKG: Musim Kemarau 2024 akan Dihantui Kekeringan Parah Seperti 2023
Rio de Janeiro Catat Rekor dalam Gelombang Panas Brasil
Makin Panas, Suhu Majalengka Capai 38,7 Derajat Celsius
Inovasi Pengelolaan Risiko Bencana Hidrometeorologi
Jokowi dan Internet di Papua Pegunungan
Menyambut 10th World Water Forum 2024: Peran Serta Masyarakat Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap