Jangan Lihat Kualitas Produknya tapi Kegigihan Difabelnya
![Jangan Lihat Kualitas Produknya tapi Kegigihan Difabelnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/06/068ed0cac62f81d4c7a06b3f71449eb9.jpg)
WAJAH Lidwina Wurie tampak bahagia ketika Angki Yudistia, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, menerima kain batik pemberiannya. Bahkan, kain batik tersebut langsung dipakai Angki dengan melilitkannya ke pinggangnya saat itu juga.
"Kain batik tersebut spesial karena merupakan buatan tangan dari penyandang disabilitas," terang perempuan yang akrab disapa Wiwin usai Forum Group Discussion dengan judul UMKM Disabilitas Masa Depan Berbasis Ekonomi Kreatif dan Adaptif di Masa Pandemi Covid-19 di Jogja National Museum,
akhir pekan lalu.
Wiwin adalah pendiri Difabel Zone di Bantul. Dia memberdayakan difabel yang memiliki keterbatasan fisik, kebanyakan cerebral palsy. Mereka diberi ketrampilan membatik dan shibori.
Baca juga : Terkesan dengan Produk UMKM Purbalingga, Puan Borong Produk Ecoprint hingga Sepeda Listrik
Karena memiliki keterbatasan fisik, mereka harus berusaha lebih keras untuk membatik. "Mereka menggunakan tangan kiri atau kombinasi kuas dan canting," jelas dia.
Produk-produk yang dibuat merespon permintaan pasar. Misalnya, saat ini pihaknya memproduksi masker, tote bag, clutch, kotak pensil, dan masker case.
"Kita membuat barang kerajinan yang harganya masih terjangkau, yaitu di harga Rp30 ribu-150 ribu," kata dia. Selain itu, bagi teman-teman yang sudah mahir membatik, mereka diarahkan membuat batik di atas kain sepanjang 2 meter.
Baca juga : Minim Perhatian Pemerintah, Pengusaha Batik Tulis Lasem Berharap Banyak ke Anies
Ia menceritakan, akibat efek pandemi membuat kegiatan produksi menjadi terdampak. "Kami berusaha bertahan dengan cara titip jual dengan coffe shop yang ada di Jogja. Di sana kami titip tote bag dan clucth dengan lukisan kopi dan ikon-ikon di Jogja," kata dia.
Selain itu, barang-barang kerajinannya juga dititipkan di beberapa objek wisata dan artshop yang pariwisatanya sudah mulai bangkit. Khusus batik, ia menunggu waktu yang tepat untuk menjualnya lewat pameran, misalnya di Inacraft dan Warisan.
Tidak hanya dari sisi penjualan, keberadaan pengrajin pun juga terdampak. Sebelum pandemi, pihaknya membina 25 disabilitas. Namun, kini sebagian dari mereka sudah pulang ke rumah masing-masing karena khawatir dengan pandemi Covid-19.
Baca juga : Angkie Yudistia: Anak Hebat karena Orangtua Hebat
"Yang ada di workshop sekarang tinggal 10 orang," kata dia. Namun, difabel yang tinggal di rumah, mereka tetap bisa mengerjakan barang barang kerajinan.
Ia menyebut, produk-produk dari Difabel Zone sudah berdiri sejak 2016 ini sempat dianggap remeh oleh pasar. Namun, Seiring perjalanan waktu, produk-produk dari Difabel Zone sudah disempurnakan sehingga respon pasar sudah baik.
Ia berharap, pandemi Covid-19 segera berlalu. Pasalnya, teman-teman difabel juga sangat senang jika mereka bisa berproduksi seperti semula. "Mereka sangat senang jika bisa mandiri, mendapat penghasilan sendiri, tanpa merepotkan orang lain," kata dia.
Baca juga : Menggandeng Teman Difabel untuk Berkompetisi dan Membangun Keberdayaan
Kegiatan FGD semacam ini pun menjadi sarana yang baik bagi dirinya supaya akses ke pusat lebih mudah. Jika tidak ada pemerintah pusat yang menjembatani turun ke daerah, pihaknya kesulitan mengakses ke pemerintah pusat ataupun dinas terkait.
Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angki Yudistia menyatakan, Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan beragam kebijakan, yaitu tujuh peraturan pemerintah dan dua peraturan presiden. Peraturan tersebut merupakan turunan dari UU Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Hal itu menunjukkan Presiden sangat peduli dengan teman-teman disabilitas agar bisa berkembang secara sustainable," kata dia.
"Artinya, teman-teman disabilitas tidak dipandang sebagai charity, tetapi human rights yang mendapat kesempatan secara inklusif," kata dia. Bahkan, pada 2021 ini, Presiden juga mengarahkan, semua kebijakan dapat diimplementasikan dengan tepat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh penyandang disabilitas.
Baca juga : Irma Suryati, Brilianpreneur yang Melayani dengan Sepenuh Hati agar Difabel Mandiri
Dalam kegiatan FGD tersebut, pihaknya menjembatani teman-teman disabilitas, dinas di daerah, dan stakeholder-stakeholder terkait. Dengan demikian, mereka dapat bersinergi dan membangun ekosistem yang inklusif.
Dari sisi kualitas produk, lanjut dia, produk hasil teman-teman difabel, seperti seni kriya, sangat rapi.
"Yang dibutuhkan teman-teman disabilitas, mereka perlu banyak dibantu research and development yang dibutuhkan pasar. Dengan demikian, mereka dapat mensuplai produk-produk sesuai kebutuhan pasar," terang dia.
Baca juga : Asri Welas Bantu 1.2 Juta UMKM Batik
Salah satu pendiri M Bloc Space, Lance Mengong menyatakan akan membantu UMKM yang memberdayakan Disabilitas. Pihaknya akan membantu mengubah arah bisnis ke yang lebih baik.
Pihaknya memiliki tim inkubasi dan kurasi agar produk-produk dari disabilitas semakin bagus dan berkualitas. "Kita sama-sama belajar dan melihat potensi dari teman-teman disabilitas," tutup dia.(OL-13)
Terkini Lainnya
Indonesia Flobamorata Fashion In Town 2024: Merayakan Warisan Budaya dengan Tema "Culture Protector: Tradition and Modernity"
Batik Nitik dan Sasirangan, dari Warisan Budaya Menjadi Kekayaan Ekonomi
Populerkan Batik Tegalan, BI Tegal Gelar Capacity Building
Kelompok Batik Binaan BPOB Capai Penjualan 26 Juta dalam Peringatan HUT ke-44 Dekranas
Batik Coreta Louise Tampil di Woodrow Wilson House Exhibition & Gala
Kiat Padu Padan Batik, Inspirasi Kelana Wastra Fashion Fest 2024
Jokowi Angkat Grace Natalie jadi Stafsus
Kabar Jokowi akan Pimpin Golkar, Istana: Saat Ini Presiden Tidak Jadi Ketum Parpol Manapun
Jokowi Keluarkan Kepres Perpanjangan Masa Jabatan Pimpinan KPK pada November 2023
Istana: Bawaslu dan Masyarakat Mengawasi Jalannya Kampanye
Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah DIY Sampaikan Sikap soal Pernikahan Anjing Jojo dan Luna dengan Adat Jawa
Polemik Kartu Prakerja, Stafsus Presiden Belva Devara Mundur
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap