visitaaponce.com

Konflik Rusia-Ukraina Guncang Harga Komoditas, Termasuk Batu Bara hingga Nikel

Konflik Rusia-Ukraina Guncang Harga Komoditas, Termasuk Batu Bara hingga Nikel 
kapal tongkang mengangkut batu bara(Antara/M. risyal Hidayat)

KONFLIK Rusia-Ukraina yang berkembang dari hari ke hari telah mengguncang pasar komoditas, mulai dari harga batu bara hingga nikel ikut melonjak. 

Ekspor komoditas Rusia dihambat sebagai akibat sanksi dari negara barat atas invasinya ke Ukraina. Ketika kekhawatiran tentang gangguan pasokan meningkat, harga minyak mentah, aluminium, nikel, dan batu bara pun naik. 

Dilansir Moneycontrol, harga logam, seperti nikel telah mencapai level tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir, yakni menembus US$26.505 per ton. 

Harga aluminium juga dilaporkan mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan mencapai US$3.597 per ton. Selain itu, harga batu bara pecahkan rekor baru dengan US$400 per ton. 

Rusia diketahui memproduksi 6% aluminium dunia dan 10% nikel dunia. 

Dalam satu hari, harga batu bara menyentuh level tertinggi baru $400 per ton, dan kontrak berjangka naik $140 per ton. 

Komoditas lain yang terdampak sudah pasti harga minyak mentah dunia. Minyak mentah Brent naik ke level tertinggi, yakni menjadi US$118 per barel pada Kamis (3/3), level tertinggi dalam delapan tahun terakhir. 

Baca juga : Kunjungi Peternakan di Deli Serdang, Mentan Pastikan Stok Sapi Siap Potong Aman

Harga minyak mentah telah meningkat secara dramatis dalam seminggu terakhir sebagai akibat dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan aksi militer di Ukraina. 

Amerika Serikat pekan lalu mengumumkan bahwa mereka bersedia menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia. Namun, Negeri Beruang Merah itu pun menyediakan 40% dari gas yang dibutuhkan oleh Uni Eropa. 

Komoditas pangan seperti gandum ikut berimbas. Harga produk itu mencapai tertinggi multi-tahun karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu aliran bahan baku global dan memperburuk kekurangan pasokan. 

Harga gandum berjangka di Amerika Serikat meningkat 25% di minggu ini saja, karena pasar mencoba memperhitungkan dampak potensi hilangnya pasokan Rusia jika komunitas internasional memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Moskow. 

Gandum di perdagangan Chicago dilaporkan meroket lebih dari 40% di bulan lalu, ke level tertinggi 14 tahun menjadi US$$11,34 per gantang. 

Rusia dan Ukraina pun menyumbang sekitar 29% dari ekspor gandum global. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Rusia dan Ukraina diperkirakan menyumbang 28,5% dari ekspor gandum dunia pada tahun 2021. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat