visitaaponce.com

OPEC Sepakat Tingkatkan Produksi 100 Ribu Barel Per Hari pada September

OPEC Sepakat Tingkatkan Produksi 100 Ribu Barel Per Hari pada September
Grafik yang menunjukkan produksi minyak oleh 23 negara anggota OPEC dari Mei 2021 hingga Mei 2022.(AFP)

ORGANISASI Negara Pengekspor Minyak atau OPEC dan sekutunya menyetujui peningkatan produksi minyak menyusul seruan Amerika Serikat (AS) dan konsumen utama lainnya untuk mendorong lebih banyak pasokan minyak di tengah krisis global.

Mereka sepakat untuk meningkatkan produksi kolektif sebesar 100 ribu barel per hari pada September, kata delegasi.

OPEC yang dipimpin Saudi Arabia berada di bawah tekanan setelah Presiden AS Joe Biden mengharapkan negara itu meningkatkan pasokan minyak global setelah perjalanan kunjungan kerjanya ke Saudi beberapa waktu lalu.

Baca juga : Arab Saudi-AS Silang Pendapat Soal Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+

OPEC pun perlu berkoordinasikan rencana produksinya dengan koalisi produsen yang dipimpin Rusia yang memiliki aliansi.

OPEC dan sekutu pada Juni telah setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari untuk persediaan di Juli dan pada bulan Agustus.

Sebelum itu, OPEC plus juga meluncurkan kenaikan produksi bulanan sebesar 432.000 barel per hari sebagai bagian dari rencana yang disepakati tahun lalu untuk meningkatkan produksi di tengah pandemi.

Baca juga : Saudi Perpanjang Pemangkasan Pasokan Minyak Sejuta Barel Sehari

Anggota OPEC terus berkoordinasi mengenai stok produksi minyak sampai akhir tahun ini, kata para delegasi setelah pertemuan Rabu, (3/8).

Harga minyak yang melonjak ketika penguncian wilayah akibat covid-19 mulai mereda dengan aktivitas ekonomi kembali pulih.

Minyak mentah Brent dalam patokan internasional, turun 3,4% menjadi $97,13 per barel pada Rabu (3/8), sementara minyak mentah AS turun 3,7% menjadi $90,97.

AS dan negara-negara barat sebagai konsumen minyak utama lainnya telah meminta aliansi OPEC yang menyumbang sekitar setengah dari produksi minyak dunia, untuk memompa lebih banyak minyak mentah guna menurunkan harga.

Di satu sisi, Rusia lebih memilih harga yang lebih tinggi untuk menebus ekspor yang hilang karena sanksi terkait Ukraina. (Wall Street Journal/Ins/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat