AS Kucurkan US20 Miliar untuk Pensiunkan PLTU RI
PEMERINTAH Indonesia akan memanfaatkan bantuan dana sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp314 triliun dari Amerika Serikat (AS) dan negara maju yang tergabung dalam Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.
Bantuan itu diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
"Bantuan itu akan kami gunakan untuk percepatan pensiun PLTU batu bara, pengembangan EBT dan green industry," jelas Dadan saat dikonfirmasi, Kamis (17/11).
Baca juga: Negara Maju Alokasikan US$600 M untuk Infrastruktur Negara Berkembang
Berdasarkan kajian lembaga think-tank energi, Institute for Essential Services Reform (IESR), yang berjudul Financing Indonesia’s Coal Phase out bersama Universitas Maryland, Indonesia membutuhkan biaya sekitar US$4,6 miliar untuk mengakhiri 9,2 gigawatt (GW) PLTU di 2030.
Lalu, kebutuhan anggaran sebesar US$27,5 miliar hingga 2045 untuk mempensiunkan seluruh PLTU. Sementara, untuk dekarbonisasi sistem energi di Indonesia, setidaknya membutuhkan total investasi sebesar US$135 miliar pada 2030.
Saat ini, Kementerian ESDM bersama kementerian lain dan perusahaan BUMN bidang energi masih mengkaji perihal detail proyek apa saja yang akan digarap dari dana US$20 miliar tersebut. Dalam hal ini, termasuk PLTU mana yang akan dipensiunkan.
Baca juga: RI Butuh US$37 Miliar untuk Pensiunkan PLTU Batu Bara
"Belum detailnya, nanti kami selesaikan dalam waktu enam bulan. Ini masih kami kaji," pungkas Dadan.
Secara keseluruhan, PGII mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur, berupa hibah dan pinjaman sebesar US$600 miliar. Ini dapat digunakan negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.
Alokasi dana tersebut untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII. Di antaranya, Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$20 miliar bagi Indonesia. Lalu, untuk Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar US$698 juta.
Berikut, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang untuk proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, serta investasi bagi infrastruktur kesehatan bagi India.(OL-11)
Terkini Lainnya
Jokowi Perintahkan Menteri-menteri Atur Ulang Tarif Pungutan Batu Bara
KPK Periksa Pengusaha Batu Bara Said Amin Terkait Sumber Dana Mobil Rita Widyasari
Pemprov Kalsel Tata Ulang Izin Tambang Mineral bukan Logam dan Batuan
Dua Investor Proyek Nikel Cabut, Indef: Hilirisasi Tambang RI Dipaksakan
Mempertahankan Batu Bara Dinilai Tingkatkan Risiko Kerugian Ekonomi di ASEAN
Produksi Batu Bara 2023 BSSR Naik 38,98%
Pertamina Komitmen Perkuat Jaringan Gas Rumah Tangga
Pertamina Dorong Akses Pendanaan Hijau melalui Sustainable Finance Framework
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Pemerintah Diminta Tentukan Prioritas PLTU yang Bisa Dipensiunkan
Pemerintah Sebut Ada 3 Proyek Prioritas dalam Kerja Sama AZEC
Masa Depan Industri Energi Surya di Indonesia Dianggap Cerah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap