visitaaponce.com

Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Disepakati Rp18,2 Triliun

Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Disepakati Rp18,2 Triliun
Proses evakuasi bangkai kereta teknis yang mengalami kecelakaan di Campaka Mekar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

INDONESIA dan Tiongkok menyepakati nominal pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun (kurs Rp15.206).

Hal ini disampaikan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau disapa Tiko, saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (13/2).

"Kita sepakati angka cost overrun sebesar US$1,2 miliar. Ada beberapa item yang mereka (Tiongkok) ingin lakukan kajian terkait pajak, clearing frequency dan sebagainya," kata Tiko.

Pihaknya tengah meminta persetujuan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komite Kereta Cepat untuk penetapan nilai cost overrun tersebut.

"Kami masih harus maju ke BPKP dan komite untuk menyesuaikan angkanya. Harapannya seminggu atau dua minggu ke depan diketok angkanya," terangnya.

Proyek KCJB dibangun konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang dipimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

PSBI membentuk perusahaan patungan bersama konsorsium perusahaan Tiongkok, Beijing Yawan, dengan nama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Porsi kepemilikan PSBI di KCIC adalah 60%, sedangkan Beijing Yawan 40%.

Dalam keterangan resmi KCIC disebutkan, struktur pembiayaan KCJB adalah 75% dibiayai dari pinjaman China Development Bank (CBD) dan 25% dibiayai dari ekuitas konsorsium.

Baca juga: BI Sambut Filianingsih Hendarta sebagai Deputi Gubernur Terpilih

Tiko menjelaskan 75% total pembiayaan cost overrun KCJB US$1,2 miliar berasal dari pinjaman CBD, dengan porsi 60% dibayarkan pihak Indonesia senilai US$550 juta dan 40% sisanya oleh Tiongkok.

Sedangkan, 25% total pembiayaan cost overrun akan dibayarkan dari ekuitas pemegang saham konsorsium, dengan porsi 60% dari PSBI dan 40% dari Beijing Yawan.

Wamen BUMN pun menegaskan saat ini progres pembangunan proyek KCJB di lapangan tidak mengalami gangguan signifikan.

Hingga 28 Januari, progres pembangunan konstruksi KCJB mencapai 84% atau menyisakan sekitar 16% lagi pekerjaan yang harus diselesaikan. Kereta cepat ini memiliki jalur sepanjang 142,3 kilometer yang terbentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar, Jawa Barat.

"Progress operasi di lapangan terus berjalan, pemasangan trek dan lainnya berjalan. Pembiayaan bisa kita selesaikan dalam waktu sebulan ke depan," pungkasnya. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat