visitaaponce.com

Menteri ESDM Minta Perusahaan Segera Rampungkan Proyek Smelter

Menteri ESDM Minta Perusahaan Segera Rampungkan Proyek Smelter
Potret pembangunan pembangunan proyek smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.(Antara)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta perusahaan pertambangan untuk segera menyelesaikan proyek fasilitas peleburan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga untuk melanjutkan program hilirisasi.

Pemerintah Indonesia dengan tegas akan menyetop eskpor bijih bauksit dan konsentrat tembaga pada Juni 2023. Tepatnya, setelah pada 2020 ekspor bijih nikel dilarang.

"Larangan ekspor ini sudah dimulai dari nikel. Sekarang bauksit dan lainnya menyusul. Semuanya (proyek smelter) harusnya diproses di 2023 agar tuntas," ungkap Arifin di Jakarta, Jumat (24/2).

Baca juga: Presiden Bantah Hilirisasi Hanya Untungkan Asing

Pada tahun ini, ditargetkan 32 smelter selesai dibangun. Terdiri dari 12 smelter terintegrasi dengan tambang dan 20 smelter independen. Kementerian ESDM mencatat hingga saat ini, sudah dibangun 21 smelter.

Adapun 5 smelter di antaranya terintegrasi dan 16 smelter berdiri sendiri, yang mayoritas merupakan smelter nikel. Arifin menjelaskan langkah pelarangan ekspor konsentrat tembaga sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Sampai saat ini, lanjut dia, belum ada rencana penerapan relaksasi ekspor seperti pengenaan bea ekspor. "Ya silakan saja (yang keberatan). Langkah ini sesuai UU," pungkas Arifin.

Diketahui, salah satu perusahaan yang diminta segera merampungkan proyek smelter konsentrat tembaga ialah PT Freeport Indonesia (PTFI). Smelter Manyar yang berada di Kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur, ditargetkan mulai beroperasi pada 2024.

Baca juga: Pembangunan Smelter Freeport Sudah 54%, Ditargetkan Beroperasi 2024

"Dia (PTFI) lagi ngebut menyelesaikan. Serius ngebutnya. Kalau tidak kelar, ya tidak bisa ekspor. Makanya dirampungkan (proyek smelter)," imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyatakan dukungan atas kebijakan hilirisasi yang dijalankan pemerintah. Dukungan itu dalam bentuk investasi masif pada proyek smelter yang tengah dibangun perusahaan.

"Aktivitas pembangunan sebelumnya terhalang pandemi covid-19. Namun, saat ini mencapai kemajuan yang baik dalam rangka penyelesaian proyek secepat mungkin," jelas Tony saat dihubungi wartawan beberapa waktu lalu.(OL-11)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat