visitaaponce.com

Banyak Jalan Sayurbox Dukung Kemajuan Petani

Banyak Jalan Sayurbox Dukung Kemajuan Petani
Sejumlah petani yang menjadi mitra Sayurbox.(Dokumentasi pribadi.)

ADA beberapa petani ketika masa panen tanaman ternyata hasilnya tidak dapat ditampung pasar tradisional setempat. Akibatnya, mereka mengalami kerugian yang nilainya tidak sedikit. Hal ini termasuk dialami Amanda Susanti saat panen sayur di lahan miliknya, Bogor. 

Kebingungan para petani terhadap penjualan atas kelebihan panen itulah yang menginspirasi Amanda membentuk Sayurbox sebagai e-grocery pada 2017. Lewat kehadiran startup itu, para petani tidak lagi kebingungan karena muncul pasar penjualan yang lebih luas. Kini hasil penjualan panen mereka, selain pasar tradisional dan pedagang sayur keliling, juga dapat menembus pasar modern dan hotel, restoran, katering (horeka) yang digandeng Sayurbox.

Sekarang Sayurbox menampung sekaligus menjual hasil para petani dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali. Setidaknya ada 10 ribu petani yang kini menjadi mitra Sayurbox. "Kami mengambil sayur mayur dari petani di Jawa Barat seperti daerah Lembang, Megamendung, Cipanas, dan Sukabumi. Di Jawa Timur, kami berkolaborasi dengan petani dari Surabaya, Malang, Batur, dan lainnya. Khusus buah, selain dari Jawa-Bali, kami juga bekerja sama dari petani daerah yang lebih jauh lagi semisal Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Timur," papar CEO dan Co Founder itu, Jakarta, belum lama ini.

Tidak hanya itu upaya Amanda yang dilakukan untuk kemajuan petani. Pihaknya juga mendukung petani lewat pendanaan dan pendampingan penanaman. Sebagai contoh, sejumlah petani sempat mengalami kerugian karena saat panen harga buah naga jatuh. Pihaknya langsung membeli buah naga itu dengan harga pasar. Ketika itu Sayurbox memborong buah naga dari petani dengan nilai Rp5.000 per kg dan dijual ke masyarakat hanya Rp1.000 per buah.      

Karena itu, Sayurbox memiliki kontrak dengan petani pada setiap masa tanam sekitar 3-6 bulan. Dengan kontrak tersebut, startup pertanian yang sudah meraih pendanaan hingga seri C pada tahun lalu itu menjamin harga pasar yang layak bagi petani. Ini berarti harga beli itu akan tetap meskipun harga jualnya di pasar ternyata naik atau turun. Alhasil, petani tetap dapat untung dari hasil panen mereka.

"Kami juga melakukan pembinaan kepada petani untuk meningkatkan hasil pertanian. Sebelumnya, petani hanya menanam dalam satu hamparan. Ini membuat mereka hanya dapat panen sekali dalam satu masa. Sekarang mereka dapat panen setiap hari karena membuat beberapa hamparan," papar Amanda. Kualitas hasil panen mereka pun diperkuat. Jika sebelumnya kualitas dengan grade A hanya 30% sekarang menjadi 70% dari setiap panen.

Amanda yang lulus sarjananya dari Universitas Manchester Inggris jurusan Manajemen dan Keuangan masih punya beberapa mimpi lagi untuk mendukung kemajuan para petani. Ia ingin membantu pembangunan green house bagi petani sehingga hasil panen mereka tidak terpengaruh dari iklim yang berubah atau cuaca ekstrem. "Saya juga ingin petani memperoleh asuransi pertanian jika mengalami gagal panen," ujar Amanda. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat