visitaaponce.com

Literasi Digital Tanah Air Harus Ditingkatkan

Literasi Digital Tanah Air Harus Ditingkatkan
Bhima Yudistira saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema Wajah baru dan tantangan perbankan di zaman Now(MI/GINO F HADI)

TINGKAT literasi digital di tanah air masih jadi pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh semua pemangku kepentingan. Sebab, pemerintah memperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia  akan mencapai US$130 miliar di 2025.

“Literasi digital yang rendah telah melahirkan tantangan pada proses pengembangan ekonomi digital nasional. Ini penting agar potensi perekonomian digital dalam negeri dapat dinikmati secara penuh dan dirasakan manfaatnya,” ungkap Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Media Indonesia, Jumat (10/3).

Menurut Bhima ada beberapa alasan pentingnya literasi digital di tanah air. Pertama, Indonesia masih kekurangan tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja dengan keterampilan tinggi di bidang digital.

Baca juga: Kemenkominfo Dorong Kolaborasi di Lingkup Pendidikan untuk Kesetaraan Literasi Digital

"Gap keahlian digital di indonesia cukup lebar ini ditunjukkan misalnya pekerja IT berpengalaman hanya sedikit dibanding pengemudi di sektor transportasi online," kata Bhima

Kedua, menghindari maraknya kasus penipuan yang dikeluhkan konsumen dalam bertransaksi daring. Tingginya angka penipuan itu disebabkan oleh minimnya kemampuan literasi masyarakat mengenai digital.

Baca juga: Ibu Lansia di Surakarta Ikuti Pelatihan Literasi Digital yang Digelar Kumpulan Emak Blogger

Salah satu contohnya ialah fenomena robo trading yang kerugiannya diperkirakan mencapai Rp9 triliun, dan itu hanya berasal satu aplikasi. 

“Itu ancaman serius bagi ekosistem digital. Jika ingin pertumbuhan ekonomi digital makin berkualitas dan berdampak positif terhadap ekonomi secara luas, maka peningkatan kapasitas SDM penting dilakukan," terang Bhima.

Literasi digital di tengah masyarakat sebagai konsumen bisa ditingkatkan dengan kerjasama tokoh masyarakat, influencer dan komunitas. Makin banyak sosialisasi semakin positif untuk meningkatkan awareness.

Dunia usaha juga mau tak mau harus bisa mengimbangi perkembangan digital. Ini dapat dilakukan dengan mendorong percepatan dan peningkatan kecakapan digital tenaga kerjanya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi atau sekolah vokasi.

"Pemagangan yang sifatnya menambah skill di sektor digital harus didorong. Perusahaan juga bisa menambah bobot skill dengan lakukan bootcamp dan program inkubasi," tutur Bhima.

Perkiraan meningkatnya nilai ekonomi digital hingga US$130 miliar di 2025 bakal terus naik menyentuh US$300 miliar di 2030. Prakiraan naiknya nilai transaksi ekonomi digitalnasional tersebut dapat dioptimalisasi. 

Pasalnya Indonesia juga bakal memiliki bonus demografi, yakni penduduk usia produktif bakal mendominasi jumlah penduduk di 2030.

Selain itu, saat ini Indonesia juga tercatat memiliki 2.400 perusahaan rintisan (start up) yang bermain di beragam sektor. Dengan jumlah itu, Indonesia menduduki peringkat keenam dunia sebagai negara dengan jumlah start up terbanyak.

Tentunya ini akan mendorong laju perekonomian nasional. Pasalnya perkembangan digital di Tanah Air juga diiringi oleh meningkatnya penetrasi internet di dalam negeri yang sekarang mencapai 76,8%. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat