Ketidaksesuaian Harga Sebabkan Bulog Kesulitan Serap Gabah secara Maksimal
![Ketidaksesuaian Harga Sebabkan Bulog Kesulitan Serap Gabah secara Maksimal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/253be36637cae2df1e92686f2475b728.jpg)
GURU besar Institut Pertanian Bogor sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Indonesia Dwi Andreas Santosa menyebut bahwa kesulitan Bulog dalam menyerap gabah diakibatkan oleh harga gabah yang tidak sesuai.
Ia mengatakan, sebelumnya melalui surat edaran (SE) No.47/TS.03.03/K/02/2023 yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog hanya diperbolehkan membeli Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga maksimum Rp4.550 per kg. Sedangkan pada saat itu harga gabah sudah mendekati Rp6.000 per kg.
"Walaupun sekarang harga pembelian pemerintah (HPP) dinaikkan ke Rp5000, itu pun juga masih sangat sulit, karena harga pasar GKP itu sudah diatas Rp5.500. Hal itu lah yang membuat Bulog tidak maksimal dalam membeli atau menyerap. Karena bulog membelinya dibatasi dengan aturan pemerintah," ujar Dwi kepada Media Indonesia, Kamis (16/3).
Baca juga: Mendag Usul Impor Beras saat Panen Raya, Badan Pangan: Kita Fokus Serap Gabah
Lebih lanjut, terkait dengan pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang mengatakan akan melakukan impor beras akibat stok beras Bulog yang minim, Dwi mengatakan bahwa pihaknya menolak keras terkait impor beras tersebut.
Menurutnya, mewacanakan impor beras di saat panen raya itu akan menyakitkan para petani. Karena di saat panen raya seperti ini, petani sedang menikmati harga-harga yang sangat baik.
Baca juga: Pengamat: Butuh Waktu Tunggu Harga Beras Turun
"Tunda dulu lah pemerintah kalau mau mengeluarkan pernyataan seperti itu. Tunggu dulu sampai sekitar bulan Agustus, agar kita tahu persis yang sebenarnya mengenai produksi nasional di tahun 2023 ini dan berapa stok yang ada," ucapnya.
"Kita tunggu perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bapanas terkait produksi nasional dan stok yang tersedia. Kalau itu semua sudah ketahuan, impor bisa diputuskan lebih pasti, kalau pun itu harus terjadi. Jadi, harus diputuskan dengan benar tidak asal impor saja," imbuhnya. (Fik/Z-7)
Terkini Lainnya
Mencuri 2 Karung Gabah Padi, Pemuda di Cariu Bogor Diamuk Warga
Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Tindakan Bulog Membeli Beras dari Kamboja Dinilai akan Menekan Petani Lokal
Jaga Cadangan Pangan, Bulog Serap 700 Ribu Ton Beras Petani
Produksi Beras belum Pulih Jelang Kemarau, Pengamat: Tidak Ada Jalan Lain Pemerintah Selain Impor Beras
Puncak Panen, Harga Gabah di Indramayu Naik
Harga Beras Turun 4,4 Persen di Tingkat Grosir hingga Eceran
Harga Gabah Turun, Nilai Tukar Petani April Merosot
Kebijakan Fleksibilitas Harga dari Bapanas Diapresiasi
Kenaikan Gabah Diduga Picu Eskalasi Harga Beras pada Februari 2024
Harga Gabah di Cirebon Mencapai Puncaknya
Bulog Malang Kesulitan Beli Beras Petani
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap