visitaaponce.com

Relevansi ACDM dan AFDM, Mata Uang Lokal Jadi Bantalan dari Risiko Global

Relevansi ACDM dan AFDM, Mata Uang Lokal Jadi Bantalan dari Risiko Global
Ilustrasi dolar Amerika Serikat.(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto )

Ekonom makroekonomi dan keuangan dari Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI Teuku Riefky menilai tiga fokus utama yang menjadi pembahasan dalam ACDM dan AFDM amat relevan dalam area moneter dan keuangan regional.

Dari apa yang dibahas, lanjut dia, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi transaksi di kawasan. 

"Jadi local currency transaction (LCT) ini diharapkan mendorong efisiensi transaksi dan diharapkan juga mendorong transaksi yang dapat menstimulasi ekonomi yang lebih besar lagi," terang Riefky.

Baca juga: Pengurangan Ketergantungan terhadap Dolar AS Dinilai Tepat Menjadi Fokus Pembahasan ACDM

Pemanfaatan mata uang lokal juga dinilai dapat menekan potensi risiko nilai tukar mata uang pasar global. 

"Jadi ini mampu mendiversifikasi dan memberikan bantalan ke kita dari risiko global. Jadi kalau regional ini relatif resilien, tidak perlu ada paparan risiko dari global. Ini juga perlu didukung dengan regional payment connectivity (RPC) yang digunakan untuk meningkatkan inklusi," tambah Riefky.

Baca juga: Keketuaan ASEAN 2023 Lanjutkan Semangat G20 di Sektor Keuangan

Sebelumnya, ACDM dan AFDM berlangsung perdana di Bali pada Selasa (28/3). Ada tiga fokus utama yang dibahas dalam ACDM, yakni, pertama, pemanfaatan diversifikasi mata uang dengan eksplorasi transaksi mata uang lokal, atau LCT.

Kedua, pengembangan RPC dalam meningkatkan konektivitas pembayaran lintas batas dalam mendukung pertumbuhan yang inklusif. Terkait dengan hal ini, BI menyampaikan perlunya pengembangan sistem pembayaran dan digitalisasi dengan memajukan kerja sama konektivitas pembayaran untuk mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif.

Ketiga, penguatan ketahanan keuangan makro melalui implementasi bauran kebijakan. BI menyampaikan bahwa ASEAN perlu memperkuat pemahaman tentang bauran kebijakan dan mendorong negara ASEAN untuk mengembangkan kerangka analitis yang sistematis untuk memperkuat antisipasi apabila terdapat guncangan. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat