visitaaponce.com

Semester II 2023, BASF Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Maluku Utara

Semester II 2023, BASF Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Maluku Utara
Logo perusahaan kimia asal Jerman, BASF(AFP/Daniel Roland)

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan perusahaan kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) akan melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di Maluku Utara pada semester II 2023.

BASF menggandeng PT Eramet Halmahera Nikel (EHN) untuk membangun proyek bernama Sonic Bay yang berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda. Proyek ini akan memakan investasi sebesar US$2,6 miliar atau sekitar Rp38 triliun (kurs Rp14.654).

"Proyek ini mulai groundbreaking di awal semester II ini. Izin (usaha) semunya sudah selesai. Bapak Presiden Jokowi memerintahkan agar segera menyelesaikan proyek ini," kata Bahlil di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (28/4).

Baca juga : Restui Perpanjangan Ekspor, Bahlil: RI Minta Tambahan 10% Saham di Freeport

Sebelumnya saat pergelaran Hannover Messe di Jerman beberapa waktu lalu, Bahlil telah mengumumkan BASF dan produsen mobil asal Jerman yakni Volkswagen (VW) siap berinvestasi menjadi pemain industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Menteri Investasi akan mengawal dengan melakukan berbagai persiapan agar investasi yang ditaksir mencapai US$2,6 miliar atau Rp38,13 triliun itu dapat berjalan lancar.

Baca juga : Penuhi Target Investasi, Bahlil Genjot Investasi Hilirisasi Sumber Daya Alam

Bahlil menyebut pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik amat penting untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia dan juga memenuhi kebutuhan pasar di Eropa.

Ia menegaskan pihaknya memfasilitasi kerja sama antara perusahaan asing dengan perusahaan dalam negeri dan BUMN guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

"Produk-produk ini akan di bawa ke Eropa dan Amerika. Tapi, kita enggak boleh kehilangan akal. VW juga akan bekerja sama dengan perusahaan nasional, Merdeka Copper Gold dan ada opsi kerja sama dengan Kalla Group," jelasnya.

Untuk investasi baterai kendaraan mobil listrik dari VW, Bahlil menyebut perusahaan itu menyiapkan sejumlah skenario investasi. Yakni sebagai offtaker atau pembeli yang memiliki saham di suatu perusahaan dalam negeri atau membangun pabrik mobil listrik baru di Indonesia.

"Kelihatannya kedua (skenario investasi) ini akan dimainkan karena kebutuhan VW terhadap baterai kendaraan listrik ini tinggi sekali. 30% pasar mobil listrik di Eropa itu VW," pungkasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat