visitaaponce.com

Garuda Indonesia Rugi Hingga Rp1 Triliun di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya

Garuda Indonesia Rugi Hingga Rp1 Triliun di Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya
Pesawat Garuda Indonesia(Antara/Muhammad Iqbal)

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan rugi bersih sebesar US$110,03 juta atau setara Rp1,61 triliun (kurs Rp14.706) selama kuartal I 2023. Jumlah ini menurun signifikan hingga 50,91% dibanding kuartal yang sama di tahun lalu yang sebesar US$224,14 juta atau sekitar Rp3,29 triliun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan kerugian tersebut disebabkan oleh penerapan standar akuntansi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian pada emiten dengan kode saham GIAA juga dipengaruhi dari beban operasional penerbangan yang mencapai US$346 juta, beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat sebesar US$78,8 juta, beban umum dan administrasi senilai US$43,7 juta dan lainnya.

Baca juga : Info Ekonomi Forum 2023 for Public Relations Digelar 31 Mei

"Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamen operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif," kata Irfan dalam keterangannya, Kamis (4/5).

Irfan mengatakan Garuda berhasil membukukan pendapatan usaha mencapai US$602,99 juta selama tiga bulan pertama 2023. Tumbuh 72% jika dibandingkan dengan catatan pendapatan usaha di kuartal pertama 2022 yang sebesar US$350,15 juta.

Baca juga : Mendag Sempat Bingung Soal Utang Minyak Goreng Rp344 Miliar

Pertumbuhan pendapatan usaha ini selaras dengan peningkatan trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group sebesar 4,5 juta penumpang di kuartal I 2023. Angka ini tumbuh sekitar 60% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dengan 2,7 juta penumpang.

"Capaian ini menunjukan outlook positif dari upaya perbaikan kinerja usaha yang terus dilakukan secara berkelanjutan," kata Irfan.

Adapun pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia di kuartal 1 2023 ditunjang oleh capaian pendapat penerbangan berjadwal senilai US$506,82 juta, tumbuh sebesar 87% serta komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50% menjadi US$83,35 juta pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Lebih lanjut, hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan laba penyesuaian sebelum beban bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) menjadi US$71 juta atau membaik 92% dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di 2022 sebesar US$37 juta. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat