visitaaponce.com

Kebijakan Investasi Indonesia Mengarah ke Industri Hijau

Kebijakan Investasi Indonesia Mengarah ke Industri Hijau
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.(MI/RAMDANI)

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kebijakan investasi Indonesia saat ini mengarah pada hilirisasi yang berorientasi pada green energy dan green industry. Penghentian ekspor bahan-bahan mentah disebut sebagai komitmen Indonesia merealisasikan agenda penghiliran tersebut.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism and FDIs in Member Countries di Jeddah, Arab Saudi.

"Kami sekarang lebih fokus untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam kami. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan kami hanya US$3,3 miliar. Tapi begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai US$30 miliar," ungkap Bahlil seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (13/5).

Baca juga: Hilirisasi Energi Tingkatkan Nilai Tambah Saat Diekspor Tak Lagi Raw Material

Indonesia, lanjutnya, menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara G20, yakni sebesar 5,31% dengan angka inflasi yang masih dapat ditekan di bawah 6%. Angka pertumbuhan ekonomi ini masih berpeluang untuk terus ditingkatkan seiring konsistennya dilakukan hilirisasi di Indonesia.

Bahlil menyayangkan dari banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, rata-rata investasi yang masuk dari negara-negara Islam selama lima tahun terakhir hanya 5,5% dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.

"Terdapat fakta yang kontra produktif bapak ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim, tapi di sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," jelasnya.

"Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Ke depan kita akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. Dua puluh lima persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan Indonesia terus mendorong hilirisasi untuk menuju kepada negara maju," lanjut Bahlil.

Karenanya, Bahlil mengajak para negara muslim untuk ikut mengambil bagian dalam proses pencapaian visi Indonesia 2040 menuju Indonesia Emas. Itu menurutnya dapat dilakukan dengan berinvestasi penghiliran di 8 sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya ditaksir mencapai US$545,3 miliar.

Baca juga: Penuhi Target Investasi, Bahlil Genjot Investasi Hilirisasi Sumber Daya Alam

IsDB Group Private Sector Forum merupakan salah satu pilar utama dalam rangkaian kegiatan IsDB Group Annual Meeting yang diselenggarakan untuk menyediakan platform jaringan yang unik bagi para mitra dan pemangku kepentingan terkemuka khususnya dalam sektor privat. Selain itu, IsDB juga menjadi wadah untuk mempromosikan peluang investasi dan perdagangan yang ditawarkan oleh negara-negara anggotanya.

Realisasi investasi Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai US$26,5 juta, tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$24,78 juta atau 94% dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$16,93 juta atau sebanyak 64% dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia.

Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$10,3 juta (39%), diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode 5 tahun terakhir.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya mobil (otomotif), minyak sawit, ikan olahan atau diawetkan, saos, dan kayu lapis (plywood). Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak bumi, minyak mentah, gas minyak bumi, alkohol asiklik, dan polimer etilena. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat