visitaaponce.com

Asumsi Makro Pendahuluan RAPBN 2024 Disepakati, Ini Angkanya

Asumsi Makro Pendahuluan RAPBN 2024 Disepakati, Ini Angkanya
Ilustrasi(Dok.MI)

BADAN Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro untuk pendahuluan pembicaraan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024.

"Pembahasan Rancangan APBN 2024 oleh Panitia kerja (Panja) Banggar DPR menunjukkan semangat optimisme atas perekonomian nasional pada tahun 2024," kata Ketua Banggar DPR Said Abdullah dalam Rapat Kerja bersama pemerintah di Jakarta, Jumat (16/6).

Ia menyebutkan optimisme pembahasan RAPBN 2024 dilandasi dari berbagai bacaan atas proyeksi ekonomi makro Indonesia dari berbagai pihak, termasuk lembaga lembaga ekonomi yang kredibel. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi nasional masih di kisaran 5% pada 2024.

Baca juga : Ada El Nino, Pagu Anggaran Pertanian RAPBN 2024 Malah Turun?

Berikut ini rincian kesepakatan awal asumsi makro pemerintah dan DPR:

1. Pertumbuhan ekonomi dalam rentang 5,1%- 5,7%

2. Inflasi 1,5%-3,5%

3. Nilai tukar rupiah Rp14.700 per dolar AS sampai Rp15.200 per dolar AS.

Baca juga : BI : Nilai Tukar Rupiah bakal Lebih Kuat di 2024

4. Imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun ditargetkan dalam rentang 6,49%-6,91%

5. Harga minyak mentah Indonesia US$75-US$80 per barel

6. Lifting minyak bumi 615 ribu sampai 640 ribu barel per hari

7. Lifting gas bumi 1,030 juta hingga 1,036 juta barel setara minyak per hari.

Dalam penjelasannya, DPR dan pemerintah memproyeksikan bahwa inflasi pada tahun depan kemungkinan stabil, yang dilandaskan pada faktor eksternal atas volatilitas harga komoditas yang relatif rendah dibanding realisasi pada tahun 2022, serta faktor internal karena makin baiknya kinerja tim pengendali inflasi pusat dan daerah.

Untuk kurs rupiah terhadap dolar AS, Banggar DPR dan pemerintah optimistis akan lebih kuat meskipun DPR Amerika Serikat (AS) dan Senat AS telah meloloskan Undang-Undang untuk menaikkan plafon utang Pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS.

Meskipun kebijakan ini di satu sisi mengatasi permasalahan gagal bayar utang Pemerintah AS, Said menilai di sisi lain hal tersebut menunjukkan kredibilitas keuangan Pemerintah AS menurun. Dengan begitu investor masih ragu untuk terus memegang dolar AS.

Sebagai akibat potensi penurunan dolar AS, suku bunga SBN RI tenor 10 tahun akan menguat lebih baik dari tahun ini.

Terkait target lifting minyak dan gas bumi, ia menyebutkan Banggar DPR mendorong pemerintah agar mengusahakan upaya yang lebih besar.

"Meskipun hal itu tidak mudah, namun usaha ini sebagai pilihan untuk terus menjaga penerimaan negara, dan mengurangi beban impor migas. Apalagi energi baru dan terbarukan belum bisa mengambil peran dominan dengan serta merta," tutur Ketua Banggar DPR.

Selain asumsi makro, Banggar DPR dan pemerintah turut menyepakati target pembangunan yang meliputi:

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5%-5,7%

2. Angka kemiskinan 6,5%-7,5%

3. Rasio gini 0,374-0,377

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di level 73,99-74,02

5. Target indikator pembangunan juga disetujui pada level 105-108

6. Nilai Tukar Petani (NTP) dan 107-110 untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN)

7. Rasio perpajakan ditargetkan pada kisaran 9,95%-10,2%


Demikian informasi mengenai kesepakatan awal asumsi makro pemerintah dan DPR pada 2024 mendatang. Semoga informasi ini bermanfaat. (Ant/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat