visitaaponce.com

Presiden Targetkan Proyek Smelter Tembaga di Sumbawa Barat Selesai 2024

Presiden Targetkan Proyek Smelter Tembaga di Sumbawa Barat Selesai 2024
PRESIDEN Joko Widodo meninjau pembangunan proyek smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/6).(Sekretariat Presiden)

PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan, progres pembangunan proyek smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah berjalan 51%. Ia berkeinginan untuk mengintegrasikan seluruh pabrik pemurnian produk-produk mineral (smelter) agar bisa meningkatkan nilai tambah produk ekspor.

“Saya kira nanti kalau lapangan yang ada, persiapan konstruksi, persiapan fondasi semuanya sesuai dengan schedule, insha Allah pertengahan 2024 sudah selesai,”ujar Jokowi saat meninjau pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB, Selasa (20/6)

Dengan selesainya smelter pembangunan smelter berkapasitas produksi 900 ribu ton katoda tembaga itu, Presiden berharap ada banyak tenaga kerja yang akan terserap.

Baca juga : Menteri ESDM Ungkap Ada 7 Proyek Smelter Bauksit Masih Mangkrak

Presiden menginginkan agar produk turunan dari katoda tembaga juga diindustrialisasikan sehingga mampu dapat diserap serta memberikan nilai tambah produk. Jokowi menyebut pemerintah saat ini mengupayakan agar pembangunan smelter-smelter di daerah lain dapat selesai sesuai target.

“Yang juga akan (selesai) (smelter) nikel, tembaga nanti selesai, bauksit selesai, timah sudah selesai akan memberikan nilai tambah ke dalam negeri baik berupa nilai ekspor juga membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” ucap Jokowi seperti dikutip dari laman YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga : DPR Ungkap Praktik Nakal Surveyor dalam Industri Nikel

Selain di Sumbawa Barat, terangnya, pembangunan pabrik smelter ada di beberapa wilayah antara lain untuk nikel berada di Pulau Sulawesi dan sebagian di Maluku, lalu smelter untuk timah di Bangka Belitung, Kepulauan Riau serta untuk bauksit di Provinsi Kalimantan Barat dan Bintan, Provinsi Riau. Menurut Jokowi, apabila semua pabrik smelter dapat diintegrasikan, Indonesia bisa mewujudkan industri baterai lithium yang digunakan untuk mobil listrik atau kendaraan listrik (electronic vehicle/EV).

“Kalau bisa diintegrasikan sehingga menjadi barang, lithium bateri, EV baterai, barang gedenya apa? Mobil listrik. Kalau itu jadi nanti ekosistem besar yang selesai kita bangun. Itulah yang melompatkan kita dari negara berkembang menjadi negara maju,” terang Jokowi.

Ia memproyeksikan penggunaan mobil berbahan bakar akan digantikan dengan kendaraan listrik. Indonesia, ujarnya, harus memanfaatkan peluang itu untuk membangun ekosistem industri mobil listrik.

“ Ke depan akan bergeser dari mobil lama combustion (engine/ mesin bahan bakar dalam) akan masuk semua ke mobil listrik, ini kesempatan Indonesia untuk melompat menjadi negara maju,” tukasnya. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat