visitaaponce.com

Luhut Pastikan Impor KRL Baru tidak di Tahun Ini

Luhut Pastikan Impor KRL Baru tidak di Tahun Ini
Alat berat menurunkan gerbong kereta rel listrik (KRL) bekas dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/4/2018)(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan impor tiga unit trainset atau rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru dari Jepang tidak dilakukan di tahun ini.

Menurutnya, tidak ada masalah jika armada KRL baru datang di tahun depan atau di 2025. Luhut akan meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengoptimalkan kereta yang ada dengan mengalihkan ke rute yang padat penumpang di wilayah Jabodetabek.

"Ya enggak bisa (di tahun ini). Enggak apa-apa (di 2025). Selama ini masih oke (kapasitas kereta). Nanti rute yang tidak terlalu padat, kita pindahkan kereta apinya," ujar Luhut di Jakarta, dikutip Minggu (25/6).

Baca juga: Luhut Kritik Barat Soal Solusi Perubahan Iklim: Mereka Hanya Ngomong Saja

Menko Marves telah tegas menolak impor KRL bekas dari Jepang lantaran dianggap melanggar aturan yang ada yakni Peraturan Presiden (Perpres) tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 127 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru. Pemerintah melarang mendatangkan KRL bekas yang berusia lebih dari 30 tahun. Luhut menambahkan untuk besaran anggaran yang akan dikucurkan pemerintah dalam mendatangkan tiga rangkaian KRL baru masih dikaji oleh KCI, Kementerian Perhubungan dan kementerian/lembaga terkait.

"Kalau (biaya) tiga trainset itu masih teknis dibahas. Yang penting kita jaga tata pengelolaan kereta. Sehingga, aset yang ada bisa kita gunakan dalam negeri," kata Luhut.

Baca juga: Pengamat Sebut Impor KRL Baru Timbulkan Persoalan Baru,Apa Itu?

Menko Marves menyampaikan pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp9,3 triliun untuk mengembangkan produksi KRL dalam negeri melalui PT Industri Kereta Api (Inka). Perusahaan tersebut memiliki pabrik di Kota Madiun dan Banyuwangi, Jawa Timur.

"Kami akan membangun sendiri kereta itu, ada Rp9,3 triliun untuk (pabrik Inka) di Banyuwangi dan Madiun," ucapnya.

KCI sendiri telah berkontrak dengan PT Inka untuk pengadaan 16 trainset KRL baru dalam rangka penambahan kapasitas yang akan dikirimkan secara bertahap pada tahun 2025-2026 dengan dana Rp4 triliun.

Untuk tahun ini KCI akan memulai melakukan modernisasi mesin atau retrofit terhadap 19 sarana kereta. Sementara, mendatangkan sarana KRL baru mulai di tahun depan dengan tiga trainset.

"KCI akan mendatangkan 8 sarana KRL baru di 2027. Dengan demikian total 24 trainset baru akan didatangkan dari PT Inka sampai 2027," kata Anne dalam keterangannya.

Dalam proses seluruh pengadaan sarana KRL tersebut, selain pendanaan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI dan KCI, juga ada opsi dukungan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN).

Anggaran untuk mengimpor KRL baru, ungkap Anne, masih terus dikaji dan dikoordinasikan dengan stakeholder termasuk dampak terhadap suntikan dana public service obligation (PSO) atau subsidi KRL.

Pasalnya, anggaran subsidi harus ditambah mengingat harga kereta baru dari PT Inka jauh lebih mahal dibandingkan harga kereta bekas yang diimpor dari Jepang. Dalam hitungan PT Kereta Api Indonesia, untuk satu kereta bekas sebesar Rp1,6 miliar, sedangkan kalau mendatangkan kereta baru mencapai Rp20 miliar per unit. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat