visitaaponce.com

Tren Digitalisasi Turut Merevolusi Lanskap Perbankan Indonesia

PANDEMI Covid-19 telah mengakselerasi transformasi digital lanskap perbankan global, termasuk di Indonesia.

Dalam webinar bertajuk “Digital Trends Altering Indonesia’s Banking Landscape” yang diadakan secara daring oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute, baru-baru ini,

Direktur Utama (Dirut) Superbank, Tigor M. Siahaan, memaparkan bagaimana teknologi merevolusi sektor perbankan Indonesia dan berbagi wawasan tentang tren dan tantangan di industri fintech dan perbankan digital Indonesia.

Baca juga: Kuatkan Ekosistem Digital, Rakernas Kadin Bidang Kominfo Bahas Perlindungan Data Hingga AI

Banyak orang di Indonesia membutuhkan akses ke layanan keuangan. Namun Indonesia memiliki populasi underbanked terbesar di Asia Tenggara.

Mereka yang termasuk kelompok underbanked di antaranya pelaku UMKM dan nasabah ritel. Padahal mereka membutuhkan pinjaman untuk terus mengembangkan usahanya.

Akibat underbanked, tak sedikit dari mereka akhirnya terjerat pada pinjaman ilegal. Di sinilah kehadiran bank digital dapat membantu memberikan solusi dan mendukung produktivitas kalangan underbanked sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Diferensiasi dan strategi Superbank

Tigor melihat baik perbankan digital maupun perbankan konvensional memiliki peluang besar, tapi pasarnya berbeda.

“Sebagai bank dengan layanan digital, kami fokus pada apa yang ada di depan kami. Yang membuat kami berbeda adalah bahwa kami akan dapat memberikan solusi terhadap masalah akses pembiayaan yang dihadapi masyarakat Indonesia, dimulai dengan ekosistem kami terlebih dahulu," kata Tigor dalam keterangan pers, Kamis (30/6).

Baca juga: Link Net dan Hypernet Kuatkan Ekosistem Digital Sektor Bisnis di Indonesia

"Di dalam ekosistem Superbank, baik di Grab maupun Emtek, kami mengetahui data dan flow transaksi merchant, kios dan warung di ekosistem kita sehingga kami dapat lebih fokus pada UMKM dan segmen ritel," jelasnya.

"Data yang telah terintegrasi itu merupakan aset yang unik, yang dapat digunakan oleh Superbank untuk melakukan assesment atau credit scoring terhadap nasabah-nasabah tersebut,” kata Tigor.

“Segmen unbanked dan underbanked yang membutuhkan akses keuangan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya, seperti untuk membayar biaya sekolah anak-anak mereka atau memperluas warung atau kios mereka tetapi tidak memiliki akses ke pembiayaan – merekalah yang ingin dibantu oleh Superbank,” tambahnya.

Privasi Data Pribadi

Privasi data pelanggan menjadi pembicaraan di mana-mana belakangan ini. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) No. 7 Tahun 2022 untuk melindungi data pribadi warga negara Indonesia, memastikan kedaulatan data Indonesia, termasuk penggunaan dan pengelolaan data oleh industri, serta lembaga negara.

Baca juga: Privy dan Buku Warung Sepakat Berkolaborasi Majukan UMKM Indonesia

“Bicara soal privasi data, banyak orang lebih fokus pada aspek kriminalnya. Namun, kita juga perlu memperhatikan edukasi kepada pelanggan mengenai privasi data," ujar Tigor.

"Harus ada informasi yang jelas dan terbuka dari bank dan pihak penyedia jasa keuangan kepada para nasabah. Ini salah satu yang membedakan bank digital berlisensi dengan penyedia jasa keuangan ilegal,” kata Tigor.

Dia mengimbau nasabah untuk selalu waspada dan cermat ketika membaca syarat dan ketentuan sebelum mereka memberikan persetujuan dan mendaftar ke aplikasi apa pun.

Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, ancaman serangan siber menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi.

Tigor menilai perlunya kolaborasi antarpemain di industri perbankan dan para pemangku kepentingan dalam mengatasi ancaman keamanan siber.

Peran Regulator

Tigor menilai peran dan dukungan regulator amat penting bagi pertumbuhan industri perbankan digital dan perekonomian di Tanah Air.

“Menurut saya, OJK sangat suportif. Mereka memahami dinamikanya, dan memahami bahwa segmen underbanked itu besar," ucap Tigor.

Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Literasi dan Inklusi Keuangan, Akomodir PUJK Baru

"Meski begitu, ada satu hal yang menurut saya juga amat penting untuk menjadi fokus, bagaimana kita mengembangkan talent pool di Tanah Air, memastikan talenta-talenta terbaik di negeri ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Tigor melihat ada banyak pertumbuhan di pasar, tetapi belum diiringi dengan pertumbuhan talent pool yang cepat.

“Kami merasa bahwa Indonesia harus membuka diri untuk menampung tenaga-tenaga ahli dari seluruh dunia untuk berkarya di Indonesia," teranganya.

"Dengan menjadikan Indonesia magnet bagi ‘tech’ talent pool, kami berharap bahwa perkembangan talenta dalam negeri akan lebih cepat lagi ke depannya,” pungkasnya. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat