visitaaponce.com

Digitalisasi Sektor UMKM Turut Dorong Pertumbuhan Industri Logistik

Digitalisasi Sektor UMKM Turut Dorong Pertumbuhan Industri Logistik
Perusahaan logistik perlu memanfaatkan teknologi lokasi untuk pemantauan pengiriman dan kargo.(Ist)

PANDEMI Covid-19 telah mendorong sektor logistik di Asia Tenggara untuk bertransisi secara cepat selama 15 tahun terakhir.

Hadirnya teknologi modern seperti Internet of Things (IoT), robotik, dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bertujuan untuk mengurangi implikasi sistem logistik.

Seiring berkembangnya ekonomi digital di Asia Tenggara, e-commerce juga mencatatkan peningkatan, dan menjadi komponen penting dalam belanja global.

Baca juga: Asperindo Ungkap Permasalahan di Industri Jasa Pengiriman

Fokus utama investasi regional adalah logistik pergudangan dan e-commerce. Thailand, Vietnam, dan Indonesia diharapkan bisa menjadi hub utama di Asia Tenggara.

Diprediksi akan ada peningkatan permintaan yang signifikan sejalan dengan perkembangan terkini, kolaborasi strategis, dan otomatisasi di sektor logistik e-commerce.

Banyak pelaku bisnis mengatakan secara langsung jika mereka sangat serius dalam mengelola rantai pasokan. Setiap bisnis perlu mempercayai komitmen yang dibuat oleh mitra rantai pasokan mereka.

Bisnis membutuhkan tingkat transparansi yang lebih tinggi mengenai pengiriman darat, jalan, serta kanal dan mencari visibilitas yang lebih besar ke logistik mereka, mulai dari check-in kargo hingga area bongkar muat.

Peningkatan Industri Logistik

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir fokus meningkatkan industri logistik, termasuk memperkenalkan ekosistem logistik nasional yang bertujuan mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memproyeksikan industri logistik tumbuh 5%-8% tahun ini, yang ditopang oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca juga: Melalui Creative Hub, Ninja Xpress Dorong Pertumbuhan UKM di Jakarta

Namun, Indeks Kinerja Logistik Bank Dunia terbaru menunjukkan Indonesia turun 15 peringkat dari peringkat 46 pada 2018 menjadi peringkat 61 pada 2023.

Publikasikan Hasil Studi

Pada 12 Mei 2023, HERE Technologies, platform data dan teknologi lokasi terkemuka, mempublikasikan hasil studi mereka "APAC On the Move".

Studi tersebut bertujuan memberikan masukan dari para profesional di sektor transportasi dan logistik di seluruh Asia-Pasifik (APAC) tentang tren teknologi saat ini dan praktik yang membentuk rantai pasokan, armada, dan manajemen logistik.

Temuan utama dari APAC On the Move 2023 adalah sejauh mana pelacakan aset end-to-end dan visibilitas pengiriman menjadi tantangan bagi perusahaan logistik Indonesia setelah tiga tahun pandemi.

Perusahaan logistik Indonesia yang disurvei mengatakan tantangan implementasi teknologi merupakan penghalang terbesar untuk mencapai visibilitas rantai pasokan end-to-end secara real-time.

Baca juga: Penyedia Jasa Pengiriman Barang Juga Perlu Asuransi

Walaupun demikian, mereka tetap memiliki motivasi untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Temuan dari studi HERE Technologies APAC on the Move 2023 antara lain: Kemitraan dan implementasi teknologi merupakan tantangan besar.

Lebih dari seperlima perusahaan yang disurvei di Indonesia (23%) menyatakan hambatan terbesar mereka dalam implementasi teknologi adalah mengenai potensi gangguan terhadap proses dan layanan.

Tantangan untuk mengidentifikasi mitra dan/atau pemasok yang tepat dan kemampuan pengembalian investasi juga menjadi perhatian dari mereka.

Perusahaan logistik yang disurvei menginginkan solusi siap pakai yang mudah untuk diimplementasikan disertai perbaikan sistem yang murah, cepat, dan minim tenaga kerja.

Menurut studi dari HERE, kurangnya tenaga kerja untuk menjalankan dan mengelola implementasi perangkat lunak (17%), waktu yang terbatas untuk mengimplementasikan solusi (16%).

Selain itu, tantangan integrasi perangkat lunak dengan infrastruktur yang ada (15%) adalah hambatan utama untuk mengadopsi pelacakan aset logistik dan solusi pemantauan pengiriman/kargo.

Perusahaan logistik Indonesia masih mengandalkan pelacakan manual. 

Namun, sekitar 47% perusahaan logistik di Indonesia yang disurvei menggunakan perangkat lunak untuk pelacakan aset dan pemantauan pengiriman yang dikombinasikan dengan input manual untuk melacak aset, pengiriman, dan kargo.

Proses manual dapat menciptakan celah dan kerentanan dalam rantai pasokan, dan ini menunjukkan bahwa sejumlah besar perusahaan masih belum memiliki infrastruktur yang tangguh.

Berbeda dengan solusi pelacakan otomatis dan real-time yang dapat mempercepat inovasi dan mengatasi gangguan dengan segera. Beralih ke teknologi lokasi untuk meningkatkan proses internal dan pertumbuhan inovasi.

Biaya Logistik di Indonesia Tertinggi di Asia

Biaya logistik di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia dengan total 24% dari produk domestik bruto (PDB).

Untuk meningkatkan efisiensi logistik di Indonesia dan daya saing ekonomi, perusahaan logistik perlu memprioritaskan peningkatan visibilitas dan optimalisasi serta pertumbuhan inovatif guna memanfaatkan teknologi lokasi untuk pemantauan pengiriman dan kargo.

Perusahaan logistik berencana menggunakan data lokasi untuk mengoptimalkan aset logistik (46%), memperluas ke area baru seperti logistik sesuai permintaan dan logistik jarak jauh (45%), dan mengidentifikasi area yang tidak efisien untuk mengurangi biaya ke depannya (44%).

Baca juga: Tingkatkan Efisiensi Logistik, CKB Group Resmikan Fasilitas Baru di NTB

Industri logistik Indonesia menargetkan teknologi terbaru guna menurunkan biaya logistik

Perusahaan logistik dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang baik berkat real-time monitoringdan penyediaan data yang difasilitasi oleh Internet of Things (IoT).

Di Indonesia, perusahaan logistik telah mengadopsi teknologi IoT untuk pengiriman layanan logistik, pelacakan aset, serta pemantauan pengiriman dan kargo.

Perusahaan yang menyediakan jasa layanan kurir, ekspres, dan parsel (28%) adalah yang terdepan dalam penggunaan teknologi IoT, diikuti oleh perusahaan pelacakan barang rantai dingin seperti barang yang mudah rusak dan obat-obatan (23%), dan perusahaan pelacakan barang besar seperti barang yang tahan lama dan furnitur (22%).

Aplikasi IoT untuk manajemen inventaris (21%), manajemen armada (18%), dan manajemen gudang (17%) adalah yang paling populer di antara perusahaan logistik Indonesia.

Baca juga: PT CML Bangun Gudang Logistik Berkonsep Warehouse Modern

Ke depannya, perusahaan logistik di Indonesia tertarik berinvestasi pada artificial learning dan machine learning (48%), robotika (37%), dan drone (34%), untuk meningkatkan daya tarik industri.

Teknologi-teknologi ini dipercaya dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja (46%), meningkatkan kemampuan teknologi (43%), dan mengurangi biaya tambahan (41%).

Sementara itu, Vivek Valdya, Global Client Leader for Mobility, Frost & Sullivan, mengatakan,“Pendistribusian dan perusahaan logistik di APAC berada di tahap perkembangan yang berbeda dari pelacakan aset dan pemantauan pengiriman menjadi perhatian."

 Di satu sisi, perusahaan-perusahaan ingin berinvestasi di IoT, AI, dan drone untuk meningkatkan tampilan secara langsung.

Dan sisi lain banyak perusahaan-perusahaan yang masih mengandalkan proses manual untuk mencapai tujuan yang sama.

"Perusahaan yang saat ini masih mengandalkan proses manual cenderung akan beralih ke solusi modern," kata Vivek Valdya.

Baca juga: Kurangi Emisi Gas Karbon, DHL Express Tambah 24 Van Listrik di Indonesia

Di sisi lain, Abhijit Sengupta, Direktur Senior & Kepala Bisnis untuk Asia Tenggara dan India di HERE Technologies, mengatakan,“Industri logistik di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh secara optimal."

"Walaupun pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya tarik sektor ini," katanya.

"Namun masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong perusahaan logistik beralih ke teknologi lokasi guna merampingkan atau mempersingkat proses logistik dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi negara,” jelasnya. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat