Dividen Dianggap Terlalu Besar, BEI Sudah Diperhitungkan oleh Emiten
![Dividen Dianggap Terlalu Besar, BEI: Sudah Diperhitungkan oleh Emiten](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/d8bf5856469cfee52ab4c2d9ff8b5b43.jpg)
KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai bahwa dividen payout ratio saat ini khususnya bank terlalu tinggi dan dikhawatirkan dapat menghambat transformasi dan inovasi yang dilakukan. Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan hal tersebut telah umumnya telah diperhitungkan emiten, dalam hal ini oleh bank melalui rencana bisnis bank (RBB).
Sesuai Peraturan POJK No. 5/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank, bank wajib menyusun rencana bisnis (RBB) secara realistis dengan memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha Bank serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat.
Sesuai aturan tersebut, cakupan RBB antara lain memuat rencana pengembangan produk dan aktivitas baru. Penyusunan RBB juga dikomunikasikan dengan pemegang saham antara lain melalui rapat umum pemegang saham.
Baca juga: Spin Off UUS Tetap Diwajibkan, Ikuti Ketentuan OJK
"Terkait dengan pembagian dividen oleh Bank, tentunya harus mempertimbangkan berbagai aspek termasuk RBB yang telah disusun. Pengaturan dan persyaratan pembagian dividen juga disesuaikan dengan merujuk pada UU PT No. 40 tahun 2007, yang mengatur persyaratan pembagian dividen antara lain tidak mengganggu kesehatan keuangan perusahaan," kata Nyoman, Jumat (7/7).
Sebelumnya dalam Rapat Umum Anggota Ikatan Bankir Indonesia di Jakarta, Selasa (4/7), Mahendra mengatakan di tengah segala tantangan yang ada, peningkatan alokasi laba untuk upaya implementasi manajemen risiko dinilai perlu menjadi perhatian industri perbankan.
Baca juga: Pasca Capai Laba Tertinggi, ASDP Setor Dividen Rp101 Miliar
"Kami mencermati bahwa rasio dividend payout dari berbagai bank nampak terlalu besar yang dapat membatasi kemampuan bank untuk berinvestasi dalam mendukung transformasi dan inovasi digital yang sangat diperlukan," kata Mahendra.
Padahal investasi pada sistem digital dipandang sangat diperlukan untuk memperkuat industri jasa keuangan dari sejumlah ancaman serangan siber. Terpantau empat bank
Kelompok bank berdasarkan modal inti atau KBMI IV, atau dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun, membagikan dividen jumbo untuk tahun buku 2022.
Bank Central Asia (BCA) membagikan dividen sebesar Rp25,3 triliun, Bank Mandiri Rp 24,7 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp43,5 triliun, dan Bank Negara Indonesia (BNI) Rp7,32 triliun. (Try/Z-7)
Terkini Lainnya
Bareskrim Usut Pemalsuan Akta RUPSLB Lewat Dirut Bank Sumsel Babel
Vale Putuskan tidak Bagikan Dividen 2023
PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA) Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4% di Kuartal Pertama 2024
PIS Tunjuk Muhammad Resa sebagai Direktur Manajemen Risiko
Pemegang Saham Bank CTBC Setujui Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
Adaro Minerals Catatkan Kenaikan Volume Produksi dan Penjualan pada Kuartal I 2024
Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman
Sunarso Jadi The Best CEO, BRI Borong 11 Penghargaan Internasional dari Finance Asia
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
OJK Harapkan Ada Penurunan Rasio Kredit Macet Perbankan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap