visitaaponce.com

RISE Indonesia Luncurkan Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Perdesaan

RISE Indonesia Luncurkan Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Perdesaan
DFS Lab dan RISE Indonesia berkolaborasi dengan SNKI resmi meluncurkan hasil studi "Mata Pencaharian Melalui Platform" di Jakarta.(Ist)

DFS Lab dan RISE Indonesia berkolaborasi dengan Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) resmi meluncurkan hasil studi kolaboratif bertajuk "Mata Pencaharian Melalui Platform di Perdesaan: Studi Mengenai Penggunaan Platform Digital di Perdesaan Indonesia (PLRS)”.

Studi hasil kolaborasi multipihak tersebut telah melakukan diseminasi akhir hasil studi yang diadakan di Hotel Le Meridien, Jakarta pada Selasa (25/7).

Didanai Bill & Melinda Gates Foundation

Program penelitian yang didanai the Bill & Melinda Gates Foundation tersebut telah berjalan selama dua tahun, mengeksplorasi dan mendokumentasikan kondisi ekonomi platform di daerah peri-urban dan perdesaan Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan.

Baca juga: Dorong Potensi Ekonomi Desa lewat Transformasi Digital

Selain itu, laporan ini juga menyoroti hubungan antara mata pencaharian melalui platform dan inklusi keuangan, serta peluang dan hambatan yang dihadapi oleh perempuan perdesaan, serta intervensi yang dapat diprioritaskan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam ekosistem platform Indonesia.

Dalam kata sambutan virtualnya di acara peresmian studi DFS-RISE, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan apresiasinya penelitian yang telah dilakukan oleh DFS Lab dan RISE Indonesia tersebut.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia tengah berada di garis terdepan transisi ekonomi digital saat ini, peranan ekonomi digital semakin signifikan dalam membentuk cara masyarakat mencari pekerjaan, menjual barang dan jasa, serta mencari nafkah," kata Airlangga.

Penelitian Bisa Dukung Pertumbuhan UKM

"Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan penting dalam komitmen pemerintah Indonesia dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) serta mendorong digitalisasi dan inklusi keuangan lebih lanjut di wilayah pedesaan Indonesia,” papar Menko Perekonomian.

Baca juga: Perkuat Ekonomi Digital Pedesaaan, Kominfo Dorong Inovasi Layanan e-Commerce dan Logistik

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Kemenko Perekonomian Dr. Ferry Irawan, SE, MSE, mengungkapkan,"Kami sangat mengapresiasi studi yang dilakukan oleh DFS Lab dan RISE Indonesia mengenai penggunaan platform ekonomi digital di perdesaan Indonesia."

"Kami meyakini bahwa kerja sama antara sektor publik dan swasta, serta pelibatan masyarakat perdesaan sebagai mitra utama, memainkan peranan kunci untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan perdesaan Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkeadilan,” tambah Ferry.

Indonesia Country Lead, the Bill & Melinda Gates Foundation, Brooke Patterson, memberikan gambaran singkat mengenai latar belakang penelitian ini.

Patterson menyatakan, "Studi ini merupakan bagian dari program penelitian dua tahun kolaborasi antara DFS Lab, RISE Indonesia, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan the Bill & Melinda Gates Foundation."

Baca juga: 

"Studi ini dirancang untuk menjelajahi dan mendokumentasikan bagaimana keadaan platform ekonomi Indonesia saat ini, dengan fokus khusus pada mata pencaharian yang didukung secara digital dan inklusi keuangan," katanya.

"Studi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata untuk memahami peran platform-platform digital dalam mengembangkan ekonomi dan inklusi keuangan di perdesaan Indonesia," tutur Brooke.

Temuan Utama Studi Peluncuran Hasil Studi 

Stephen Deng, Partner DFS Lab memaparkan latar belakang dilaksanakannya studi PLRS tersebut, “Secara global, ekonomi digital mengubah cara orang mencari nafkah - bagaimana mereka mencari pekerjaan, menjual barang dan jasa, dan mencari nafkah Indonesia berada di garis depan dalam transisi ekonomi digital ini."

"Wkonomi digital ini dengan hampir 1 dari 5 orang Indonesia berpartisipasi dalam mata pencaharian digital dengan cara tertentu yang menciptakan ekosistem inovatif dari platform besar dan pemain yang lebih kecil,” jelasnya.

“Kesimpulan awal dari studi ini menekankan pentingnya platform-platform yang menargetkan perdesaan Indonesia untuk menunjukkan cara bagi pengusaha yang bergabung untuk memformalkan usahanya agar usaha mereka dapat terus tumbuh," jelas Caroline Mangowal, Founder & Director RISE Indonesia dalam paparannya mengenai hasil studi tersebut. 

Baca juga: E-Commerce Jadi Jalan Pintas UMKM Perluas Akses Pasar

"Platform-platform yang membantu peserta meningkatkan pendapatan dan memformalkan usahanya dapat berperan dalam mendorong inklusi keuangan di perdesaan Indonesia," ujarnya.

"Dengan memberdayakan perempuan perdesaan untuk mengembangkan usaha melalui platform, terutama dalam sektor social commerce dan e-commerce, kesenjangan gender dalam inklusi keuangan dapat diperkecil,” tambah Caroline Mangowal.

Sepanjang penelitian berjalan, ditemukan bahwa:

●Meskipun menghadapi berbagai hambatan, perkembangan platform ekonomi bagi masyarakat perdesaan saat ini semakin pesat, sehingga dapat memberikan peluang mata pencaharian bagi masyarakat. 

●Mata pencaharian melalui platform sering kali menjadi sumber utama pendapatan di daerah perdesaan, dikarenakan platform ekonomi tersebut memberikan penghasilan yang lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan mata pencaharian tradisional. 

●Platform e-commerce dan social commerce tidak hanya memfasilitasi peralihan dari pekerjaan lain, tetapi juga menciptakan peluang mata pencaharian baru bagi individu perdesaan yang sebelumnya tidak pernah bekerja, terutama perempuan, pemuda, dan individu dengan tingkat pendidikan rendah.

Partisipasi dalam platform juga turut meningkatkan kemampuan daya tawar, harga, total penjualan, dan kemampuan untuk membandingkan harga.

●Masyarakat yang bergabung dalam platform memiliki tingkat penggunaan rekening keuangan (bank dan uang elektronik), tabungan, kredit, dan (dalam jumlah yang lebih kecil) asuransi yang lebih tinggi.

Baca juga: Perkuat Digitalisasi UMKM, Dosen Universitas Trilogi Luncurkan AccounTax

Penjual e-commerce dan social commerce cenderung lebih sering menggunakan dan menawarkan pembayaran digital, meskipun pasar perdesaan masih didominasi oleh pembayaran tunai. 

“Temuan dari studi ini diharapkan dapat memberikan implikasi yang besar bagi para pengambil kebijakan, penyedia layanan, dan donor yang berupaya meningkatkan inklusi di periferi perdesaan ekosistem platform Indonesia," jelas Brooke.

"Penting untuk mengakui potensi transformasi yang dimiliki oleh platform-platform ini dan merancang intervensi yang sesuai untuk memaksimalkan dampak positifnya terhadap mata pencaharian, inklusi keuangan, dan kesetaraan gender di Indonesia,” tutup Brooke. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat