visitaaponce.com

Laba Unilever Melonjak dari Jual Aset dan Harga Naik

Laba Unilever Melonjak dari Jual Aset dan Harga Naik
Logo Unilever.(AFP/Tolga Akmen.)

RAKSASA barang konsumen Inggris, Unilever, pada Selasa (25/7) mengatakan laba bersihnya melonjak lebih dari seperlima di semester pertama berkat penjualan aset dan penaikan harga. Laba setelah pajak naik 22% menjadi 3,54 miliar euro (US$3,9 miliar) dalam enam bulan hingga akhir Juni dari tahun sebelumnya.

Unilever mengatakan memperoleh 497 juta euro dari penjualan bisnis perawatan pribadi, Suave, di Amerika Utara. Perusahaan telah membebankan biaya lebih tinggi kepada pelanggan dalam bentuk penaikan harga barang yang tajam.

"Dalam keadaan normal, penaikan harga yang signifikan akan disertai dengan penurunan volume yang besar karena pelanggan berpindah ke tempat lain," kata Richard Hunter, kepala pasar di Interactive Investor. "Untuk Unilever, bagaimanapun, dengan merek terkenal, ini tidak masalah."

Baca juga: Penjualan Jaguar Land Rover Angkat Laba Tata Motors India

Saham Unilever naik sekitar lima persen mengikuti hasil tersebut. Ini menjadikannya sebagai salah satu pemain terbaik hari ini di indeks benchmark FTSE 100 London.

Penjualan melonjak 9,1% pada pertumbuhan harga 9,4% di seluruh produknya. Penjualan dalam volume turun hanya 0,2%.

Baca juga: Naikkan Prospek Ekonomi 2023, IMF Ingatkan Perlambatan Pertumbuhan Global

Bisnis dan konsumen di seluruh dunia terus berjuang melawan biaya yang lebih tinggi karena inflasi tetap tinggi, terutama di Inggris. Unilever menambahkan omzetnya meningkat menjadi 30,4 miliar euro dalam enam bulan pertama tahun ini. "Kinerja Unilever di babak pertama menyoroti kualitas yang membuat saya tertarik pada bisnis ini: jejak global yang tak tertandingi, portofolio merek-merek hebat, dan tim orang-orang berbakat," kata kepala eksekutif baru Hein Schumacher.

Mantan kepala perusahaan susu dan nutrisi Belanda Royal FrieslandCampina menggantikan Alan Jope bulan ini. Jope kelahiran Skotlandia pergi setelah mendapat tekanan sengit dari investor aktivis. Tahun lalu dia mengawasi tawaran Unilever yang gagal sebesar US$50 miliar untuk unit perawatan kesehatan pembuat obat GlaxoSmithKline.

Unilever juga mendapat kecaman dari Kyiv, yang awal bulan ini menempatkan grup tersebut di daftar Sponsor Perang Internasional Ukraina, mengklaim terus mendapat untung dari operasi di Rusia. Unilever terus mengutuk perang di Ukraina sebagai tindakan brutal dan tidak masuk akal oleh negara Rusia, tetapi mengakui bahwa Unilever memasok produk makanan dan kebersihan buatan Rusia kepada orang-orang di negara tersebut. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat