Presiden Jangan Buang Energi untuk Hal yang tidak Produktif
![Presiden: Jangan Buang Energi untuk Hal yang tidak Produktif](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/827964ad0c8c184bc21350a14cdb8749.jpg)
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa bangsa ini memiliki peluang besar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Bahkan menurutnya, Indonesia bisa masuk ke posisi lima besar kekuatan ekonomi dunia.
Namun, itu tentu harus diperjuangkan. Semua peluang yang ada harus dimanfaatkan. Seluruh elemen bangsa, sambungnya, juga diminta untuk menjauhi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif yang justru dapat memecah-belah persatuan.
"Strategi untuk meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah. Bahkan yang membuat kita melangkah mundur," ujar Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2023, di Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
Baca juga: Jokowi: Saya Bukan Pak Lurah Si Penentu Capres
Lebih lanjut, strategi yang dimaksud Kepala Negara adalah bonus demografi. Indonesia akan meraih bonus demografi yang akan mencapai puncak pada 2030. Sebanyak 68% penduduk Indonesia pada saat itu akan berada pada usia produktif yang diharapkan bisa meningkatkan produktivitas nasional.
"Disinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita," ucap presiden.
Selain sumber daya manusia (SDM). Jokowi menyampaikan peluang besar kedua yang bisa dimanfaatkan adalah internasional trust (kepercayaan internasional) yang dimiliki Indonesia saat ini.
Baca juga: Ketua MPR: Indonesia tidak Boleh Bergantung pada Sumber Daya Alam Mentah
"Kepercayaan ini dibangun bukan sekedar melalui gimik dan retorika semata, melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap," tegasnya.
Presidensi Indonesia pada G20, keketuaan ASEAN dan konsistensi Indonesia dalam menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), kemanusiaan dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia dalam mengatasi krisis dalam tiga tahun terakhir, telah menempatkan Indonesia ke peta percaturan dunia.
"Indonesia dengan Pancasilanya, dengan harmoni keberagamannya, dengan prinsip demokrasinya mampu menghadirkan ruang dialog, mampu menjadi titik temu dan menjembatani perbedaan- perbedaan yang ada," tutur mantan wali kota Surakarta itu. (Z-11)
Terkini Lainnya
MPR Didesak Gelar Rapat Tunggal
Pidato Jokowi Tonjolkan Emosi Ketimbang Capaian Hukum
Harapan Jokowi Soal Indonesia Maju Dinilai Dagelan
Pertumbuhan Stabil, Pemulihan Ekonomi Indonesia Berlanjut
Puan Maharani: Indonesia Masih akan Hadapi Ketidakpastian
Presiden Singgung Tiga Megakorupsi yang Diusut Kejagung dalam Pidato Kenegaraan
Judi Online Mengancam Kualitas Bonus Demografi
Tokoh Muda Pendidikan dan Pijar Foundation Sepakati Aksi Kolaborasi Bersama KSP
Indonesia Perlu Tingkatkan Infrastruktur dan Perdagangan untuk Jaga Peringkat WCR
Atur Jarak Kelahiran Anak, BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak
Kontradiksi Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier dan Indonesia Emas
Bonus Demografi Butuh Upaya Peningkatan Kualitas Anak Bangsa
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap