Mendag AS Nilai Bisnis di Tiongkok terlalu Berisiko bagi Perusahaan
![Mendag AS Nilai Bisnis di Tiongkok terlalu Berisiko bagi Perusahaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/ab695d2193691dd34b25813813dcc6f3.jpg)
BISNIS di Tiongkok bisa menjadi terlalu berisiko bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) tanpa ada perubahan pada lingkungan peraturan. Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo memperingatkan itu pada Rabu (30/8/2023) ketika ia mengakhiri kunjungannya ke negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Berbicara pada hari keempatnya di Tiongkok dan setelah beberapa putaran pembicaraan dengan para pejabat serta perusahaan-perusahaan Amerika, Raimondo mengatakan dia telah mengangkat masalah sulit dengan para mitranya. Lingkungan bisnis di Tiongkok, "Harus dapat diprediksi, harus ada kesetaraan, harus ada proses yang adil, harus ada transparansi," katanya pada konferensi pers di dekat Shanghai.
"Bisnis AS perlu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, mereka akan menganggapnya terlalu berisiko," katanya.
Baca juga: Tiongkok dan AS Gelar Dialog Baru tentang Perselisihan Perdagangan
Raimondo ialah orang terakhir dari serangkaian pejabat senior AS yang mengunjungi Beijing, ketika kedua belah pihak berupaya meredakan ketegangan di berbagai masalah keamanan dan ekonomi yang berada pada tingkat tertinggi selama bertahun-tahun. "Saya mengangkat isu-isu sulit seperti subsidi, praktik nonpasar Tiongkok, penggerebekan terhadap perusahaan-perusahaan AS, pencurian kekayaan intelektual," kata Raimondo.
Dia juga mengatakan bahwa dia menyampaikan dugaan peretasan emailnya oleh para pelaku yang berbasis di Tiongkok kepada pejabat Beijing. "Saya menyebutkan hal itu sebagai contoh tindakan yang mengikis kepercayaan pada saat kita mencoba menstabilkan hubungan," katanya pada konferensi pers digital di Shanghai.
Baca juga: Ketua IMF akan Kunjungi Tiongkok, Indonesia, India
Namun pembicaraan minggu ini, "Produktif," tambahnya dan merupakan, "Awal yang sangat baik. Tidak ada gunanya menutup komunikasi," katanya.
Perusahaan-perusahaan AS di Tiongkok telah lama mengeluhkan lingkungan bisnis yang mereka anggap tidak adil. Ini terkait dengan terbatasnya perlindungan terhadap kekayaan intelektual dan perlakuan istimewa yang diberikan kepada pesaing dalam negeri.
Kekhawatiran tersebut diperburuk tahun ini dengan tindakan keras terhadap perusahaan konsultan AS yang beroperasi di Tiongkok. Undang-undang antispionase yang baru, mulai berlaku pada 1 Juli, juga telah membuat takut perusahaan-perusahaan asing dan domestik ketika mereka mencoba memahami maksud pihak berwenang dan, yang terpenting, menunjukkan dengan tepat hal-hal yang dilarang.
Dialog terbuka
Raimondo memanfaatkan kunjungan ini untuk melakukan diskusi yang lebih terbuka dengan Tiongkok mengenai pembatasan perdagangan. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk kelompok kerja untuk melakukan menyelesaikan daftar perselisihan perdagangan di antara mereka.
Mereka juga sepakat untuk membentuk sesuatu yang disebut Washington sebagai pertukaran informasi penegakan kendali ekspor. Ini digambarkan sebagai platform untuk mengurangi kesalahpahaman mengenai kebijakan keamanan nasional AS.
Kelompok itu mengadakan pertemuan pertamanya pada Selasa, kata Raimondo. "Itu dialog terbuka," katanya.
"Kami dapat mengklarifikasi pada pertemuan pertama bahwa kami tidak menargetkan Tiongkok," tambahnya. "Kami menargetkan perilaku tertentu. Kami menargetkan tindakan dan perilaku yang merusak keamanan nasional AS."
Raimondo telah berulang kali menekankan minggu ini bahwa pembatasan yang dilakukan AS terhadap bisnis Tiongkok--yang menurut Washington bertujuan melindungi keamanan nasionalnya--tidak perlu memengaruhi hubungan ekonomi yang lebih luas.
Para pejabat Tiongkok telah menolak hal itu. Perdana Menteri Li Qiang mengatakan kepada Raimondo pada Selasa bahwa tindakan AS untuk memolitisasi masalah perdagangan akan terbukti bencana bagi perekonomian global. "Memolitisasi isu-isu ekonomi dan perdagangan serta memperluas konsep keamanan akan berdampak serius pada hubungan bilateral dan rasa saling percaya," kata Li kepada Raimondo, menurut kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua.
Pada Rabu, Raimondo mengatakan kepada ketua Partai Komunis Shanghai Chen Jining bahwa hubungan ekonomi AS-Tiongkok merupakan salah satu yang paling penting di dunia. Kemudian, dia bertemu dengan mahasiswa di kampus Universitas New York di Shanghai dan berbicara pada pertemuan para eksekutif perempuan yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Amerika di kota tersebut. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Dialog terbuka
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Cara Hindari Stereotipe 'Orang Amerika Bodoh' Saat Keluar Negeri
Kadin: Wacana Bea Masuk Impor 200% akan Menyulitkan Pengusaha
Netizen Tiongkok Kecam Pernyataan PBSI Soal Penanganan Medis Zhang Zhi Jie
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
Berkaca dari Zhang Zhi Jie, Atlet Juga Perlu Cek Kesehatan Jantung
Cerita Zhang Zhi Jie Belikan Hadiah untuk Ibu, Kakek dan Neneknya dari Bonus Pertama Turnamen
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap