visitaaponce.com

Inflasi Bulanan Argentina Cetak Rekor Tertinggi dalam Tiga Dekade

Inflasi Bulanan Argentina Cetak Rekor Tertinggi dalam Tiga Dekade
Seorang pria menghitung uang kertas seribu peso Argentina di Buenos Aires pada 11 September 2023.(AFP/Luis Robayo.)

ARGENTINA mencatat tingkat inflasi sebesar 12,4% pada Agustus. Ini tergolong kenaikan bulanan tertinggi dalam lebih dari tiga dekade di negara yang dilanda ketidakstabilan ekonomi kronis. 

Itu dikatakan badan statistik Argentina pada Rabu (13/9/2023). Harga-harga barang juga naik 124% selama 12 bulan terakhir, menurut laporan lembaga Indec yang diterbitkan sebulan sebelum pemilihan umum.

"Tidak ada apa-apa, tidak ada uang untuk ditabung. Kami hidup sehari-hari," kata seorang guru, Karina Sablich, sambil berbelanja.

Baca juga: Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga lagi atau Tidak?

Menteri Ekonomi Sergio Massa, yang mencalonkan diri sebagai presiden, Rabu mengatakan, "Agustus merupakan salah satu bulan terburuk dalam 30 tahun terakhir bagi perekonomian Argentina. Ia lantas menyalahkan Dana Moneter Internasional.

Peningkatan inflasi sudah diperkirakan terjadi setelah peso didevaluasi sebesar 21% pada Agustus. Ini disepakati dengan IMF untuk membuka sebagian dari paket pinjaman senilai US$44 miliar.

Baca juga: Jerman Halangi Akuisisi Penuh Startup Satelit oleh Tiongkok

Terakhir kali inflasi bulanan mencapai dua digit pada April 2002 ketika mencapai 10,4%. Sebelumnya, tingkat bulanan tertinggi tercatat sebesar 27% pada Februari 1991.

Harga makanan dan minuman nonalkohol mengalami lonjakan tertinggi pada Agustus sebesar 15,6%. "Rencana antiinflasi diperlukan, tetapi jelas hal itu tidak akan terjadi sampai pemerintahan baru mengambil alih pada Desember," kata ekonom Victor Beker dari Universitas Belgrano.

Hal paling menyedihkan

Masyarakat Argentina tidak asing dengan kesengsaraan inflasi. Ada beberapa periode hiperinflasi pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an yang mencapai hingga 3.000%.

Untuk keluar dari krisis tersebut, pemerintah mematok mata uangnya terhadap dolar AS. Namun situasi ekonomi yang memburuk membuat hal tersebut tidak dapat dipertahankan pada 2001.

Ketika peso tidak digabungkan dengan greenback, nilainya anjlok. Ini menyebabkan bank-bank bangkrut karena tabungan masyarakat habis dan kerusuhan sosial yang mematikan.

Beberapa hari setelah devaluasi tersebut, Argentina gagal membayar utang luar negerinya, sehingga semakin memperparah krisis ekonomi dan sosialnya. Sejak itu, Argentina telah berjuang menghadapi siklus naik turun, inflasi, devaluasi mata uang, dan restrukturisasi utang.

"Kami terus melanjutkan segalanya, mengetahui bahwa untuk saat ini segalanya tidak akan berubah," kata guru Sablich. "Itu hal paling menyedihkan saat berada di negara ini, ketidakpastian, bahwa kita tidak tahu bagaimana kita akan keluar, siapa yang akan mengeluarkan kita, bagaimana kita akan melakukannya."

Memalukan

Banyak warga Argentina yang lelah mendukung pihak luar yang radikal dalam pemilihan presiden pada Oktober. Anggota parlemen Buenos Aires, Javier Milei, yang berjanji menggerakkan bank sentral dan mendolarisasi perekonomian, pada Agustus memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan pendahuluan gabungan antara semua partai. Ini dipandang sebagai ujian berat untuk perolehan suara utama.

Saingan utamanya ialah mantan Menteri Keamanan Patricia Bullrich dari sayap kanan dan Menteri Ekonomi Massa dari koalisi kiri-tengah yang berkuasa. Bullrich mengecam angka inflasi di media sosial sebagai aib dan mengatakan bahwa angka tersebut menyimpulkan tragedi yang ditinggalkan oleh Massa dan seluruh pemerintahan.

Massa, yang berusaha meringankan tekanan pada kantong warga, pada Senin mengumumkan peaikan pendapatan bulanan minimum kena pajak menjadi 1,7 juta peso (US$4.850 tarif resmi, US$2.300 di pasar paralel).

Jumlah ini dua kali lipat dari sebelumnya. "Ini akan menyebabkan kurang dari 800.000 orang di negara berpenduduk 45 juta jiwa yang membayar pajak penghasilan," kata Massa. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat