visitaaponce.com

Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga lagi atau Tidak

Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga lagi atau Tidak?
Logo dan gedung kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB).(AFP/Daniel Roland.)

PARA penentu suku bunga zona euro menghadapi tantangan terberat dalam perjuangan panjang mereka melawan inflasi yang sangat panas pada Kamis (14/9/2023). Ini terjadi ketika mereka memutuskan akan menaikkan suku bunga lagi atau akhirnya menghentikan kampanye tersebut yang belum pernah terjadi.

Bank Sentral Eropa (ECB) sedang berjuang untuk menavigasi data yang dapat mendorong mereka ke arah berlawanan. Kini harga-harga terus meningkat dengan cepat, tetapi prospek di kawasan mata uang tunggal juga memburuk dengan cepat.

Bank sentral untuk 20 negara pengguna euro telah menaikkan suku bunga sebesar 4,25 poin persentase sejak Juli tahun lalu untuk memerangi harga konsumen yang tidak terkendali. Namun para analis berbeda pendapat mengenai mereka akan menerapkan penaikan 25 basis poin lagi atau tidak. Ini akan menjadi penaikan ke-10 berturut-turut dan membuat suku bunga deposito mencapai rekor tertinggi atau mengambil jeda.

Baca juga: Jerman Halangi Akuisisi Penuh Startup Satelit oleh Tiongkok

Apakah ECB akan menaikkan suku bunganya, "Untuk terakhir kalinya. Masih belum pasti," kata ekonom Berenberg Bank, Holger Schmieding. 

Di satu sisi, prospek kawasan mata uang tunggal tampak suram. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan kuartal kedua zona euro hanya mencapai 0,1% atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. UE pada Senin memangkas perkiraan PDB 2023 dan 2024 untuk kawasan mata uang tunggal. 

Baca juga: Tiongkok Sebut Penyelidikan Subsidi Mobil UE akan Berdampak Negatif

Itu khususnya menunjukkan kelemahan di Jerman. Negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini sedang berjuang untuk bangkit kembali setelah terjerumus ke dalam resesi pada pergantian tahun, akibat perlambatan industri, tingginya biaya energi, dan melambatnya ekspor ke mitra-mitra utama seperti Tiongkok.

Jeda? 

Data yang lemah telah memicu seruan kepada ECB untuk menghentikan siklus penaikan suku bunga karena khawatir hal ini dapat memperdalam penurunan. Presiden Christine Lagarde akhirnya membuka pintu untuk melakukan hal tersebut pada pertemuan terakhir bank tersebut di Juli.

Di sisi lain, harga konsumen, yang mulai melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina akibat melonjaknya harga energi, terus meningkat tajam. Hal ini akan mendukung argumen untuk menaikkan biaya pinjaman lagi dengan tujuan semakin menekan permintaan dan memperlambat inflasi.

Kenaikan harga konsumen tidak berubah sebesar 5,3% pada Agustus. Ini jauh di atas target dua persen ECB. Meskipun inflasi telah melambat sejak tahun lalu karena turunnya harga energi, para pejabat kini khawatir bahwa faktor-faktor lain, khususnya kenaikan upah di pasar tenaga kerja yang ketat, membuat inflasi tetap tinggi. 

Data tersebut menimbulkan, "Kebingungan yang sangat rumit," kata ekonom ING Carsten Brzeski. "Kami memperkirakan akan terjadi perdebatan sengit dengan hasil yang hampir sama." Bahkan jika ECB memilih untuk tetap mempertahankan kebijakannya pada Kamis, para analis masih berpendapat bahwa ECB kemungkinan memberlakukan setidaknya satu kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya.

Hal ini akan serupa dengan yang telah dilakukan oleh Federal Reserve AS. The Fed mengambil jeda pada Juni sebelum melanjutkan menaikkan suku bunga lagi pada Juli. The Fed dan Bank of England akan mengadakan pertemuan berikutnya seminggu setelah ECB. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat