Tarik Investasi, PM Thailand Temui Musk dan Perusahaan Teknologi
![Tarik Investasi, PM Thailand Temui Musk dan Perusahaan Teknologi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/63ab6930df0948e6738e6f581d98a30a.jpg)
PERDANA menteri baru Thailand bertemu dengan bos Tesla Elon Musk dan para eksekutif dari perusahaan teknologi serta investasi AS lain, termasuk Google dan Microsoft. Ini merupakan upayanya untuk meningkatkan perekonomian negara yang sedang lesu.
Srettha Thavisin, mantan raja properti yang menjabat bulan lalu, berjanji meningkatkan keuangan kerajaan, yang terpukul oleh terhentinya pariwisata selama pandemi. Dia bertemu Musk di sela-sela Majelis Umum PBB di New York.
Dia menekankan komitmen Thailand terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. "Kami melakukan percakapan yang baik tentang teknologi @Tesla, @spaceX, dan @starlink," Srettha memposting di X, sebelumnya Twitter, Jumat pagi. "Kami menantikan diskusi lebih lanjut."
Baca juga: Kontraksi Ekonomi Zona Euro tidak terlalu Parah pada September
Thailand ialah salah satu produsen mobil terkemuka di Asia Tenggara dan sedang berupaya mengalihkan produksinya ke kendaraan listrik. Secara tradisional, sebagian besar produksi kendaraan didominasi oleh pabrikan Jepang, tetapi pabrikan kendaraan listrik asal Tiongkok mulai mengambil alih.
Srettha juga memposting foto pertemuan dengan eksekutif Google dan Microsoft serta CEO rumah investasi BlackRock, Larry Fink. "Pertemuan ini bertujuan untuk kemungkinan investasi di Thailand, khususnya mendukung perluasan investasi dan produksi perusahaan-perusahaan terkait energi ramah lingkungan di Thailand," tulis Srettha tentang pertemuannya dengan Fink.
Baca juga: Turki Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi dalam 20 Tahun
Perkiraan pertumbuhan Thailand untuk tahun ini berkisar antara 2,5%-3,5%. Namun Srettha bertujuan meningkatkannya menjadi lima persen di tahun-tahun mendatang setelah periode stagnasi selama hampir satu dekade pemerintahan yang didukung militer.
Itu dilakukannya ketika negara-negara lain di kawasan ini berupaya mendapatkan keuntungan dari investasi AS di bidang teknologi ramah lingkungan. Ditambah lagi, keinginan Washington untuk melakukan diversifikasi agar tidak terlalu bergantung pada Tiongkok dalam hal komponen dan sumber daya utama.
Pekan lalu Vietnam menandatangani perjanjian dengan Washington yang mencakup perjanjian mengenai mineral yang langka dan superkonduktor. Ini bertujuan membantu negara komunis tersebut meningkatkan perannya dalam rantai pasokan teknologi tinggi. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
KPK Dalami Investasi Sukuk yang Dilakukan PT Taspen
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah Tepat Waktu
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
Vandalisme Terhadap Cybertrucks Elon Musk di Florida Memicu Kontroversi
Pemegang Saham Tesla Setujui Paket Gaji Rekor untuk Elon Musk
Starlink Hadir, Kominfo Sebut Iklim Usaha Satelit di Indonesia Masih Cukup Sehat
Elon Musk Mencabut Gugatan Terhadap OpenAI dan Para Pendirinya
Elon Musk Ancam tidak Gunakan Perangkat Apple di Perusahaannya
Starlink Besutan Elon Musk Lakukan Ekspansi Pasar Secara Agresif
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap