visitaaponce.com

Inilah Keluhan Kreator Konten Bila TikTok dan TikTok Shop Dipisahkan

Inilah Keluhan Kreator Konten Bila TikTok dan TikTok Shop Dipisahkan
Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan yang memisahkan media sosial TikTok dan TikTok Shop.(Ist.)

PADA Sabtu malam. jam telah menunjukkan pukul 21.45 WIB. Namun seorang pria dengan kepala dililit satu renceng kopi sachet merek ternama terlihat masih Live di TikTok Shop. 

Di bagian belakang terlihat rentengan kopi susu sachet berbagai merk tersusun dengan rapi. Sepertinya pria itu berjualan di TikTok Shop langsung dari dalam warungnya.

Di pojok kanan atas layar terpampang angka waktu berjalan. 12:58:01 dan angka itu terus bergulir menunjukkan durasi jualan live yang telah dihabiskan oleh pria tersebut.

Baca juga: TikTok Minta Pemerintah Kasihani Pedagang Online

Yang menarik, pria tersebut live dari akun dengan nama wanita, @citra_hanisah. Citra Hanisah, pemilik akun tersebut, telah bergabung dengan TikTok Shop sejak 2021, tepat saat pandemi melanda.

"Biasanya saya bagi waktu sama suami. Semenjak bisa live, jual produknya gantian. Misalnya kalau saya mau mandiin anak, mau masak, dia yang jadi host-nya. Kalau dia sedang antar anak sekolah atau belanja stok warung, saya yang nge-host," jelas Citra.

Sebagai salah satu strategi pemasaran digital, program affiliate sangat diminati oleh para penjual di kanal online, karena bisa memberdayakan mereka-mereka yang ingin mencari penghasilan tambahan dengan modal seminimal mungkin.

Melalui affiliate, orang-orang bisa mendapatkan komisi jika ada pengguna yang membeli produk dari tautan yang mereka sebarkan. Oleh karena itu, interaksi merupakan kunci dari kesuksesan program affiliate.

Baca juga: TikTok Shop Dilarang, Pedagang Tanah Abang Siap Bangkit Lagi

Menurut Citra, perekonomiannya semakin terbantu sejak bergabung TikTok Shop. Keluarganya pun lebih dekat dari biasanya karena dia dan suami bisa bekerja sama di rumah mengurus anak dan mencari nafkah tanpa harus keluar rumah.

Kini keluarga Citra memiliki dua keran penghasilan, pertama dari warung dan lainnya dari TikTok.

"Penghasilannya memang lebih besar jadinya. Sebelumnya dari warung cuma cukup untuk makan saja. Sudah bisa makan setiap hari saja. Alhamdulillah, jadi kalau ada tambahan dari TikTok, membantu sekali," ucapnya.

Bisa Memenuhi Kebutuhan Keluarganya 

"Saya dan suami bisa mencukupi kebutuhan keluarga, terutama anak. Yang tadinya nggak pernah wisata, walau hanya ke Ancol, sekarang bisa. Kami bisa memberikan apa yang diinginkan anak-anak dengan mudah," ujar Citra.

Citra bukanlah satu-satunya. Hariyati Mulyaningsih, seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahun, awalnya tak menyangka jika pekerjaan afiliasi, yang tugasnya hanya mempromosikan produk orang lain, bisa menjadi profesi yang menjanjikan.

Baca juga: Sebagian Pedagang Tanah Abang Jualannya Terbantu Berkat TikTok Shop

Dia mengaku jika program afiliasi atau affiliate baru dikenalnya setelah berjualan melalui media sosial yang memang sedang naik daun, TikTok.

"Bayangkan, saya, seorang ibu rumah tangga bisa menghasilkan uang dari rumah saja. Seorang ibu rumah tangga yang kini bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus khawatir soal harga. Ini hal yang tidak pernah saya bayangkan 10 tahun lalu. Semua berkat social commerce, saya bisa jualan di TikTok," ujar pemilik akun TikTok @a.zeza.

Media Sosial Diilarang Jadi Sarana Jualan Rugikan Banyak Orang

Oleh karena itu, jika pemerintah melarang media sosial dijadikan platform untuk berjualan, Hariyati beranggapan hal ini akan merugikan banyak pihak.

Pasalnya, kata Hariyati, rata-rata teman-teman affiliate yang dikenal Hariyati adalah ibu-ibu orang tua tunggal.

Mereka menggantungkan hidup dari berjualan di TikTok Shop. Bahkan karena rencana pemerintah tersebut (menghapus fitur belanja di TikTok) banyak orang jadi tidak mau berbelanja.

"Agak merugikan ya, orang-orang jadi nggak mau belanja. Pertama kelebihan Tiktok Shop itu karena digabung. Kalau dipisah, akun kita yang sudah besar, pengikutnya sudah besar, apakah harus merintis dari awal? Kita jadi bingung juga, sementara kita juga nggak bisa menghalangi kebijakan pemerintah," ucap Hariyati.

"Lagian nggak semua orang memiliki perangkat ponsel yang bagus. Kalo harus instal dua aplikasi mungkin kurang mau mereka. Jadi awalnya yang belanja cepat harus download satu aplikasi lagi, ribet aja. Dampaknya pasti ada ke kita, orang-orang yang pertamanya belanja mudah, bisa belanja sambil melihat review barang, terus sekarang nggak bisa lagi," jelasnya panjang lebar.

Baca juga: Presiden Panggil Menteri untuk Bahas Masa Depan TikTok di Indonesia

Citra juga menyuarakan sentimen yang sama. Baginya, keberadaan program afiliasi mampu memberikan perubahan secara signifikan untuk kehidupannya.

TikTok Shop, kata Citra, mampu membuat mereka mendapatkan uang dari memanfaatkan waktu luang. Jika regulasi baru ditetapkan, kata dia, maka akan sepenuhnya memisahkan media sosial dari e-commerce dan tidak akan ada lagi produk serta layanan yang saling terkait, contohnya program afiliasi.

"Menjadi afiliasi memberikan kesempatan saya dan suami bekerja sama dari rumah untuk mendapatkan penghasilan. Yang tadinya kondisi keuangan kami terbatas, kini kami bisa berkembang karena ada wadahnya yaitu platform digital yang benar-benar membantu," katanya.

"Kami berharap dari pemerintah janganlah sampai dipisahkan antara social media dan e-commerce. Kita orang kecil banyak yang merasa terbantu. Saya lihat teman-teman yang lain, yang jual fashion di kampung-kampung, kalau dibatasi nanti mereka jadi menganggur dan tidak mendapatkan penghasilan lagi," tutup Citra. (S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat