visitaaponce.com

Produsen Kakao dan Cokelat Barry Callebaut Gandakan Bisnis di Asia

Produsen Kakao dan Cokelat Barry Callebaut Gandakan Bisnis di Asia
Logo perusahaan cokelat Swiss dan raksasa kakao Barry Callebaut, dekat Zurich, pada 29 Agustus 2012.(AFP/Fabrice Coffrini.)

BARRY Callebaut, produsen kakao dan cokelat industri terbesar di dunia, mengatakan pada Rabu (1/11) bahwa pihaknya ingin menggandakan bisnisnya di Asia serta unit spesialisasinya. Ini sebagai upaya untuk mengatasi dampak wabah salmonella di fasilitas utamanya.

Kepala eksekutif baru tersebut mengumumkan empat prioritas strategis baru untuk perusahaan berbasis di Swiss yang memasok raksasa industri makanan seperti Hershey, Nestle, dan Unilever ketika ia bertemu dengan investor di suatu acara khusus di London.

Menggandakan penjualan di bisnis makanan khas, yang mencakup produk bebas gluten dan vegan, merupakan salah satu dari empat prioritas yang tercantum. Prioritas lain yaitu melipatgandakan bisnis di kawasan Asia-Pasifik, yang menurut Barry Callebaut, akan menjadi tempat pertumbuhan besar karena tren demografi serta investasi dari mitra barang konsumsinya.

Baca juga: Lapangan Kerja Amerika Serikat Meningkat Didorong Pendidikan dan Kesehatan

Perusahaan itu juga bertujuan memperdalam kemitraannya dengan klien-klien utamanya serta meningkatkan penawaran kulinernya bagi pembuat cokelat artisanal dan pelanggan layanan makanan. "Tujuan kami menciptakan solusi cokelat terbaik dunia bagi pelanggan kami sekarang dan masa depan," kata CEO Peter Feld dalam suatu pernyataan.

Feld mengambil alih kendali perusahaan pada April. Ini kurang dari 10 bulan setelah penutupan pabrik di Belgia--pembuat cokelat terbesar di dunia--selama enam minggu untuk membersihkan kontaminasi salmonella.

Baca juga: Menteri Keuangan Jerman Ragukan Penghapusan Batu Bara pada 2030

Perusahaan juga merilis hasil untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Agustus. Seperti banyak perusahaan yang menjual barang konsumsi, Barry Callebaut mengalami penurunan volume penjualan meskipun pendapatan meningkat karena dampak harga lebih tinggi sehingga mengurangi permintaan konsumen.

Volume penjualan turun 1,1%. Pendapatan naik menjadi 8,47 miliar franc Swiss (US$9,3 miliar). Laba bersih naik 3,4% menjadi 443,1 juta franc Swiss.

Jalan panjang bergelombang 

Perusahaan mengatakan prioritas strategis baru ini akan memakan waktu sekitar dua tahun untuk diterapkan. Mereka memperkirakan volume penjualan akan tetap stabil pada tahun fiskal ini dan sedikit peningkatan pada 2024-2025. Setelah itu pihaknya menargetkan pertumbuhan volume penjualan sekitar satu hingga lima persen.

Para analis menyambut baik rincian rencana perusahaan untuk kembali tumbuh. Namun faktor-faktor seperti sentimen konsumen yang suram dan harga kakao yang tinggi serta kebutuhan untuk membuat bisnis lebih berkelanjutan akan menjadikannya tantangan.

"Tugas yang dihadapi tim manajemen baru sangatlah besar," kata analis di manajer aset Swiss, Vontobel. "Jalannya akan panjang dan bergelombang, mengingat kondisi lingkungan saat ini dan meningkatnya persyaratan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang," tambah mereka.

Pada Mei, Barry Callebaut mengatakan pihaknya menunda tujuannya memperoleh 100% kakao dan bahan-bahan lain secara berkelanjutan dalam waktu lima tahun hingga 2030. Pada 2016, perusahaan ini mengadopsi rencana ambisius untuk menghapuskan pekerja anak di perkebunan kakao dan mengentaskan 500.000 petani dari kemiskinan pada 2025 serta menggunakan bahan-bahan yang sepenuhnya ramah lingkungan pada saat ini.

Saham Barry Callebaut naik 6,1% pada awal perdagangan sore. Indeks SPI di bursa saham Swiss naik 0,3%. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat