visitaaponce.com

Bappebti Usulkan Insentif Fiskal untuk Tarik Minat di Bursa Kelapa Sawit

Bappebti Usulkan Insentif Fiskal untuk Tarik Minat di Bursa Kelapa Sawit
Bappebti minta insetif untuk komoditas kepala sawit(Antara)

KEPALA Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan periode 2022-2203 Didi Noordiatmoko mengungkapkan pihaknya sedang mempertimbangkan pemberian insentif bagi perusahaan kelapa sawit agar masuk ke dalam ekosistem bursa kelapa sawit. Beberapa insentif yang dimungkinkan ialah dalam bentuk pengurangan bea keluar dan pajak penghasilan (PPh) Badan.

“Beberapa alternatif kita sampaikan ke Kementerian Keuangan. Misal, apakah akan ada penurunan bea keluar untuk mereka yang melalui bursa, atau alternatif lain terkait dengan PPh Badan. Jadi beberapa alternatif sedang kami bangun,” ujarnya dalam International Palm Oil Conference (IPOC) 2023 ke-19 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11).

Pemberian insentif secara keseluruhan dinilai bakal memompa pendapatan negara, alih-alih mengurangi pemasukan. Sebab, pemberian insentif itu akan menarik makin banyak pelaku usaha sawit bertransaksi di bursa.

Baca juga: Kelapa Sawit Ideal Penuhi Kebutuhan Minyak Sayur 9,8 Miliar Populasi Dunia

Dengan begitu, kata Didid, volume transaksi di bursa kelapa sawit akan meningkat dan pada akhirnya bakal memengaruhi tingkat pendapatan negara. “Ini pada dasarnya secara total tidak akan menurunkan penerimaan negara, tetapi justru naik karena volumenya naik. Jadi insentiif ini juga termausk untuk pengusaha kecil,” ujarnya.

Diketahui, pemerintah telah meluncurkan bursa kelapa sawit pada 13 Oktober 2023 dan berjalan efektif pada 20 Oktober 2023. Dalam dua minggu pertama, kata Didid, nilai transaksi bursa kelapa sawit belum terlalu besar dan memuaskan.

Baca juga: Akselerasi Penguatan ISPO untuk Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan

Namun itu menuruntya lumrah lantaran para pelaku usaha masih melihat perkembangan dan mengukur akuntabilitas pasar kelapa sawit yang telah terbentuk. Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) ditunjuk sebagai pelaksana bursa kelapa sawit.

Sejauh ini baru 18 perusahaan yang bergabung ke dalam bursa kelapa sawit tersebut. “Ini snagat baru, pertama di Indonesia. jadi ini menjadi tantangan besar bagi kami. Ini sangat tergantung pada keyakinan semua pelaku usaha untuk menggunakan bursa kelapa sawit,” jelas Didid.

Adapun pembentukkan bursa kelapa sawit bertujuan untuk menghadirkan harga patokan kelapa sawit di Indonesia. Sebab, selama ini harga patokan kelapa sawit Indonesia masih mengacu pada Rotterdam dan Malaysia.

Harga acuan tersebut menjadi penting lantaran memberikan manfaat. Bagi sisi hilir, misalnya, bursa kelapa sawit akan menjadi acuan dalam penetapan harga patokan ekspor. Sedangkan di sisi hulu, kehadiran bursa kelapa sawit akan menjadi acuan untuk menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS). (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat