visitaaponce.com

Industri Baja Nasional Siap Hasilkan Baja Emisi Nol Bersih

Industri Baja Nasional Siap Hasilkan Baja Emisi Nol Bersih
GRP siap menghasilkan baja emisi nol bersih dengan menerapkan teknologi yang memanfaatkan hidrogen ramah lingkungan.(Ist)

PERUSAHAAN baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) siap menghasilkan baja emisi nol bersih dengan menerapkan teknologi yang memanfaatkan hidrogen ramah lingkungan untuk menggantikan gas alam.

"Dekarbonisasi produksi baja sejalan dengan komitmen kami untuk mencapai net zero dan menghasilkan keunggulan kompetitif secara regional," ujar Anggota Komite Eksekutif GRP Kimin Tanoto dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (6/11).

Baca juga: DBS: Target Emisi Nol Bersih Tahun 2060 dan Implikasinya ke Sektor Energi

Dengan menerapkan teknologi Australia pada fasilitas produksi, GRP berencana mengurangi emisi karbon industri baja melalui inisiasi peralihan dari gas alam ke hidrogen ramah lingkungan.

Menurut dia, inisiatif tersebut didukung pemerintah Indonesia dan Australia melalui sebuah studi kelayakan teknis yang dilakukan Katalis, program pengembangan bisnis bilateral bentukan kedua pemerintah.

Studi kelayakan teknis tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman GRP dan Fortescue yang ditandatangani pada acara KTT B20 di Bali pada November 2022.

Sesuai MOU, kedua pihak sepakat menyelidiki peran hidrogen dan amonia ramah lingkungan yang dipasok oleh Fortescue dalam upaya dekarbonisasi pada pabrik-pabrik baja GRP, serta peluang offtake.

Baca juga: Perkembangan Cleantech Startup Terkendala Pendanaan dan Iklim Regulasi

Nota kesepahaman dan studi kelayakan teknis ini dapat membantu mewujudkan niat GRP mencapai pengurangan emisi karbon secara penuh pada 2030 dan netralitas karbon pada 2050. Studi kelayakan teknis tersebut diharapkan rampung pada Desember 2023.

Jika proyek ini terlaksana, tambah Kimin, perusahaan akan menggantikan penggunaan gas alam pada pabrik di Cikarang, Jawa Barat, dengan hidrogen ramah lingkungan yang diproduksi perusahaan energi ramah lingkungan asal Australia, Fortescue.

Dikatakannya, energi dari gas merupakan komponen penting dalam proses produksi baja. Untuk itu kedepannya, GRP dan Fortescue akan menelusuri peluang mengembangkan fasilitas hidrogen ramah lingkungan di dalam pabrik baja di Cikarang, yang luasnya lebih dari 200 hektare.

Baca juga: Nusa Penida Perlu Tambahan Listrik Menuju 100 persen EBT

Hidrogen ramah lingkungan yang diproduksi di pabrik tersebut direncanakan akan menggantikan gas alam yang saat ini digunakan dalam proses hilir dan memastikan efisiensi berkelanjutan dalam produksi baja.

Presiden Energi Fortescue wilayah Asia Pasifik Eva Hanly mengharapkan perusahaan-perusahaan lain bergabung untuk memerangi perubahan iklim menerapkan teknologi ramah lingkungan.

"Kami mengembangkan elektron, hidrogen, dan teknologi ramah lingkungan secara global untuk membantu dunia bergerak maju meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil," katanya.

Direktur Katalis Paul Bartlett menambahkan transisi menuju ekonomi ramah lingkungan memerlukan upaya bersama antarbisnis untuk berkolaborasi, berinovasi, dan berinvestasi. (Ant/S-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat