Daya Beli Masyarakat Menurun, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Anjlok 4,94
MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan lonjakan harga sejumlah komoditas pangan, seperti beras, mempengaruhi perlambatan ekonomi Indonesia dengan menurunnya daya beli masyarakat.
Pada kuartal III 2023 pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94% secara tahunan atau year on year (yoy), anjlok dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17% yoy.
Pemerintah, katanya, melihat adanya kepercayaan konsumen yang tinggi, namun kenyataannya konsumsi rumah tangga tidak tumbuh sesuai ekspektasi.
Baca juga : Sri Mulyani: Kondisi Rupiah Relatif Baik di Tengah Penguatan Dolar AS
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap sumber pertumbuhan pada kuartal III 2023 sebesar 2,77% (yoy), relatif lebih kecil dibandingkan kontribusi pada kuartal III 2022 lalu yang sebesar 2,81 persen (yoy).
Baca juga : APBN Kembali Catatkan Surplus Rp67,7 Triliun, Menkeu: Trennya Cukup Baik
"Jika dibandingkan outlook (ekonomi) selama ini memang relatif rendah dari yang kita ekspektasi. Kita melihat realisasi konsumsi tidak setinggi yang kita harapkan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/11).
"Ini perlu kita lihat pengaruhnya. Apakah karena masalah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, atau berbagai faktor lainnya," tambahnya.
Sebelumnya, BPS mencatat pada Oktober 2023, harga beras di tingkat konsumen meningkat dalam satu tahun terakhir sebesar 18,44% akibat dampak El Nino.
Selain faktor internal, Menkeu menyebut ketidakpastian global seperti adanya inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) menyebabkan ekonomi di banyak negara mengalami tekanan seperti depresiasi atau penurunan mata uang yang mempengaruhi inflasi.
"Memang susana situasi global tidak mudah. The Fed sudah menaikkan suku bunga posisi di 5,25%-5,5% ini menimbulkan pressure (tekanan) sangat besar," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI. Airlangga Hartarto menjelaskan pemerintah mewaspadai ancaman dari El Nino yang dapat membuat pasokan pangan terganggu. Pemerintah, lanjutnya, juga memonitoring dampak dari perang Hamas dan Israel.
"Terkait perang kita masih monitoring, karena biasanya kalau ketegangan yang terkena itu ke komoditas termasuk bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini kita belum tahu seberapa panjang, tapi kita akan terus antisipasi dengan paket kebijakan," pungkasnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Sri Mulyani Koordinasikan Susunan APBN 2025 ke Prabowo
Menkeu: Investasi dan Produktivitas Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Agenda Prabowo-Gibran bukan Prioritas Pemerintahan Jokowi
Sri Mulyani Semringah Pembiayaan Anggaran Turun
HM Hasan Cup Diharapkan Jadi Batu Loncatan untuk Pecatur Muda
Menkeu Sri Mulyani Akan Ke DPR Bila Rupiah Mendekati Rp16 Ribu/USD
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Citibank Serukan Pentingnya Pendidikan untuk Dukung Perekonomian
Pendidikan Berkualitas Unsur Penting Peningkatan Ekonomi
Industri FMCG Punya Potensi Pasar Besar di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Wapres Inginkan Industri Asuransi Syariah Terus Bertumbuh
Menkeu: Perkuat Sinergi Tingkatkan Investasi Hijau
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap