visitaaponce.com

HIKMI dan Kemenperin Bahas SDM Industri Mebel dan Kerajinan Nasional

HIKMI dan Kemenperin Bahas SDM Industri Mebel dan Kerajinan Nasional
Acara audiensi HIMKI dengan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin, Masrokhan.(Ist)

SUMBER daya menusia (SDM )adalah salah satu faktor penting dalam Industri dan memegang peranan sentral dalam menentukan nilai produk.

Ini merupakan salah satu pokok bahasan audiensi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dengan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Masrokhan, di Jakarta, Selasa (14/11). 

Tujuan audiensi adalah dalam rangka bersilaturahmi dan sekaligus berdiskusi seputar SDM dalam mendorong pertumbuhan industri mebel dan kerajian nasional.

Baca juga: HIKMI Perkuat Soliditas Dukung Industri Mebel dan Kerajinan Nasional

Pada pertemuan tersebut ada tiga hal penting yang menjadi permasalahan di Industri Mebel dan Kerajinan Nasional yang perlu segera diatasi oleh pemerintah, yaitu masalah bahan baku, tenaga kerja (SDM), dan masalah Pasar.

Namun dalam pertemuan ini HIMKI khusus menyampaikan masalah SDM. HIMKI menyatakan SDM adalah salah satu faktor input penting dalam industri dan memegang peranan sentral dalam menentukan nilai produk.

"SDM adalah salah satu pilar penting dari Ttga pilar pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selain investasi dan teknologi tentunya," kata Abdul Sobur selaku Ketua Umum HIMKI.

HIMKI, menurut Sobur, menegaskan hingga saat ini sebagian perusahaan masih kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai terlebih tenaga kerja yang memiliki keterampilan dengan kompetensi khusus dan tersertifikat.

Hal ini akibat dari lemahnya regenerasi tenaga kerja pada sektor industri mebel dan kerajinan saat ini.

Baca juga: HIMKI Gugat Eks Pengurus Asmindo dan AMKRI ke PTUN Jakarta

Di sisi lain saat ini tengah terjadinya kompetisi yang tinggi dengan sektor industri lainnya yang tengah berkembang dengan tawaran penghasilan yang sama baiknya menambah kesulitan pelaku industri mebel dan kerajinan untuk mendapatkan pekerja.

Untuk mengatasi tingginya kompetisi dalam mendapatkan tenaga kerja HIMKI mengharapkan pemerintah untuk membuat aturan terkait zonasi/kawasan industri atau peruntukan jenis industri agar tidak terjadi perebutan tenaga kerja.

"Sedangkan untuk menjami ketersediaan tenaga kerja industri HIMKI juga menyampaikan masukannya kepada pemerintah melalui Kepala BPSDMI di antaranya," jelas Sobur.

Pertama, meningkatkan anggaran untuk bea siswa di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu maupun menyediakan bea siswa di perguruan tinggi yang memiliki jurusan pendukung industri mebel dan kerajinan.

Kedua, melakukan pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi yang terkait di bidang industri mebel dan kerajinan untuk pencapaian link and match dengan industri.

Baca juga: Capai Target Ekspor US$ 5 Miliar, HIKMI Minta Tingkatkan Kerja Sama Sinergis

Ketiga, menyelenggarakan pelatihan teknik produksi bagi tenaga kerja baru untuk mendukung perkembangan industri mebel dan kerajinan antara lain bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan pemerintah daerah di sentra-sentra industri mebel dan kerajinan.

Keempat, membangun trainning center yang terpadu dengan design centre di daerah sentra atau basis industri sebagai upaya meng-upgrade kualitas SDM sampai tingkat layak kompetensi dengan standar global.

Keempat, membangun trainning center yang terpadu dengan design centre di daerah sentra atau basis industri sebagai upaya meng-upgrade kualitas SDM sampai tingkat layak kompetensi dengan standar global.

Keenam, melakukan sertifikasi kompetensi bagi para pekerja mebel dan kerajinan untuk memberikan jaminan bagi pengusaha dan pekerja.

Ketujuh, membantu HIMKI mendirikan HIMKI Institute yang dapat menyelenggara kan pelatihan secara mandiri, baik untuk manajemen produksi maupun manajemen secara umum.

Maskur Zaenuri, Sekretaris Jenderal

Pada kesempatan audiensi ini juga HIMKI juga menyampaikan usulan secara resmi perubahan pada Susunan Komite atau Dewan Penyantun Polifurnika periode 2023-2028, dan usulan tersebut disambut baik oleh pihak Politeknik dan berjanji usulan ini akan ditindaklanjuti dan disampaikan ke Menteri Perindustrian.

Sebelumnya Direktur Polifurnika Peni Shoffiyati melaporkan bahwa hampir 100% lulusan dari Polifurnika terserap oleh industri.

Sementara Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI) Emmy Suryandari mengungkapkan bahwa hingga saat ini permasalahan yang dihadapi adalah kekurangan tenaga pengajar.

Menanggapi pernyataan tersebut HIMKI memastikan semua lulusan akan diserap oleh industri dibawah binaanya dan untuk masalah kekurangan tenaga pengajar, HIMKI siap membantu untuk berkontribusi dan memberikan solusi.

Baca juga: Manufaktur Tumbuh 5,2%, Menperin: Semestinya Bisa Lebih Tinggi

Dalam pertemuan tersebut HIMKI juga menyampaikan terima kasih kepada pihak BPSDMI, Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi industri (PPVI) dan Polifurnika yang telah membantu menyiapkan tenaga-tenaga kerja trampil untuk sektor industri binaannya.

Sebelum menutup pertemuan, Masrokhan menyampaikan apresiasinya terhadap HIMKI. Ia menilai bahwa HIMKI adalah asosiasi yang rapih dan sangat terkelola dengan baik.

Oleh karnanya dia mengharapkan agar bisa terus berkolaborasi dengan HIMKI khususnya dalam memajukan SDM industri furniture.

Dan baginya ini merupakan pertemuan pertama dan akan ada pertemuanpertemuan lanjutan untuk membahas hal-hal yang lebih teknis lagi. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat