visitaaponce.com

Komitmen BRI Tumbuhkembangkan UMKM dan Ultra Mikro bukan Sekadar Isapan Jempol

Komitmen BRI Tumbuhkembangkan UMKM dan Ultra Mikro bukan Sekadar Isapan Jempol
Suasana pegawai komplek Perkantoran BRI Pusat saat berbelanja Buah dan Makanan Ringan di Area Taman Gedung BRI Pusat.(MI)

Fokus PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menumbuhkan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan bisnis inti perseroan bukan hanya isapan jempol semata. Terbukti, BRI mampu mencatatkan penyaluran kredit bagi UMKM sebesar Rp1.038,90 triliun pada kuartal ketiga 2023. Jumlah tersebut membuat porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit perseroan mencapai 83,06%.

Kendati jumlah tersebut menjadi catatan penyaluran kredit bagi UMKM terbesar dibandingkan perbankan lainnya, BRI tidak berpuas diri dan menargetkan porsi kredit UMKM yang lebih tinggi lagi.

“Ke depan BRI akan terus fokus menumbuhkan sektor UMKM hingga porsinya mencapai 85% dari total kredit perseroan,” ungkap Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi kepada Media Indonesia, Senin (13/11).

Baca juga: Pelaku UMKM Perlu Miliki Kesadaran tentang Keamanan Siber

Lebih lanjut, menurutnya segmen UMKM yang menjadi sasaran penyaluran kredit BRI di antaranya sektor perdagangan, pertanian, industri pengolahan, aktivitas jasa keuangan, aktivitas kesehatan dan kesenian hiburan.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, guna menumbuhkan penyaluran kredit UMKM secara berkelanjutan, perseroan menjalankan dua strategi utama.

Pertama, menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan. Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru, atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.

Baca juga: DPRD DKI Dorong Seluruh UMKM Jakpreneur Kantongi Sertifikat Halal

Untuk strategi tersebut, BRI melaksanakan berbagai program pemberdayaan, di antaranya adalah program Desa BRILian. Hingga akhir September 2023, BRI telah memiliki 2.843 desa binaan di seluruh Indonesia. Desa-desa tersebut mendapatkan berbagai pelatihan dari BRI untuk meningkatkan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa.

Strategi kedua adalah program klasterku hidupku, yang saat ini telah memberdayakan 18.685 klaster usaha di seluruh Indonesia. Klaster-klaster tersebut setidaknya telah mendapatkan 1.411 pelatihan dan literasi serta 391 bantuan sarana dan prasarana produksi.

Di samping itu, BRI juga telah memiliki 54 Rumah BUMN yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 11 ribu pelatihan.

BRI juga memiliki Holding ultra mikro (UMi) yang menjadi sumber pertumbuhan baru BRI. Setelah 2 tahun terbentuk, hingga September 2023, Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, atau tumbuh sekitar 17,3% yoy dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp614,9 triliun, atau tumbuh 9,5% secara yoy.

Secara terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan capaian ini makin memperkuat posisi BRI sebagai bank penyalur kredit khusus untuk UMKM.

“Bahkan, sekarang lebih dari sekadar itu, karena sejak holding ultra mikro dengan menggandeng PNM dan Pegadaian masuk jadi bagian anak usaha BRI, ini memberi kesan bahwa memang BRI menjadi bank satu-satunya yang fokus di UMKM dan ultra mikro,” ujar Amin Nurdin.

Menurutnya, Holding UMi telah membuat posisi BRI makin kuat dan memudahkan proses penyaluran kredit khususnya untuk menggapai sektor yang unbankable. Pasalnya, PNM dan Pegadaian yang kini sudah masuk ke BRI sudah terbiasa mengurusi masyarakat marginal di pelosok dengan kredit yang nominalnya kecil.

“Jadi ada semacam kolaborasi internal mempercepat pertumbuhan di sektor UMKM dan secara alamiah serta sistematis dalam manajemen risiko. Ke depan, karena kita tahu porsi di Indonesia pembiayaan untuk UMKM makin banyak melalui holding UMi, tentu ini akan mempersempit pergerakan rentenir. Karena BRI ini kekuatan besar yang mampu memangkas keterbatasan dan masyarakat pasti pilih ke BRI dan holding UMi,” sambungnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius menambahkan bahwa peran aktif BRI menjadi mitra strategis pemerintah dalam memprioritaskan pembiayaan bagi UMKM ini perlu ditiru oleh perbankan dan pihak-pihak lainnya.

“Kami mengapresiasi BRI yang senantiasa komitmen dalam mendukung dan terus berinovasi dalam mengembangkan pembiayaan bagi UMKM melalui program KUR, Kupedes dan telah membentuk holding ultra mikro. Holding ultra mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM  dapat memperkuat ekosistem usaha pelaku UMKM dari sisi pembiayaan, pemasaran dan produktivitas,” tegas Yulius.

“Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit untuk UMKM sebesar 30% dari total kredit perbankan pada 2024,” tuturnya.

Sukses Lewat BRILianpreneur

Salah satu komitmen BRI menumbuhkembangkan UMKM juga terlihat dari program BRILianpreneur. Lewat program ini, BRI berupaya membawa produk UMKM Indonesia agar dikenal dunia dengan mempertemukan mereka dengan calon buyer dari pasar global.

Salah satu pelaku UMKM yang telah merasakan manfaat langsung dari program ini adalah Noesa, produk aksesori seperti tas, dompet dan lainnya yang dihasilkan dari kain tenun khas Desa Watublapi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Co-Founder Noesa Cendy Mirnaz bercerita bahwa dirinya telah mengikuti BRILianpreneur, sekitar dua tahun yang lalu atau pada 2021. Menurutnya, saat itu brand Noesa menjadi highlight.

Cendy melanjutkan, pihaknya juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan pembeli internasional yang difasilitasi oleh BRI. Ia juga diundang BRI untuk mengikuti Business Matching.

"Kami langsung dipertemukan dengan buyer (pembeli) internasional. Negosiasi, ada kesepakatan, buyer tersebut langsung membeli produk kami, kalau tidak salah ingat ada sekitar enam. Produknya dijual di toko Merci Paris," ujar Cendy. (Des

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat