visitaaponce.com

Sesna Group Rangkul Anak Muda Kembangkan Potensi Energi Surya

Sesna Group Rangkul Anak Muda Kembangkan Potensi Energi Surya
The 78th Indonesia National Electricity Day di ICE BSD, Tangerang, Rabu (15/11).(Dokpri.)

PT Sumber Energi Surya Nusantara atau Sesna Group merangkul generasi muda untuk mengembangkan potensi energi surya dalam negeri. Pasalnya, Indonesia masih tertinggal dalam perkembangan implementasi energi surya, terutama di antara negara-negara ASEAN. 

Itu disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Sesna Group Rico Syah Alam. Vietnam, sebagai negara yang menduduki peringkat pertama di ASEAN, memiliki total kapasitas pemasangan panel surya mencapai 23 gigawatt. Sementara di Indonesia, total pemasangan masih belum mencapai 1 gigawatt.

"Itu berarti masih ada potensi besar, karena pasar masih besar. Ini bisa menjadi peluang bagi anak muda," kata Rico saat menjadi salah satu pembicara pada kegiatan The 78th Indonesia National Electricity Day di ICE BSD, Tangerang, Rabu (15/11).

Baca juga: TPMA Gelontorkan Rp1,2 Triliun Investasi Pembelian Kapal Tugboat dan Tongkang

Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya melimpah terkait komponen dasar untuk pembuatan produk-produk yang bersifat berkelanjutan, semisal nikel. Suplai nikel dalam negeri memiliki peran besar dalam upaya global bertransisi energi, seperti untuk produksi kendaraan listrik hingga suplai energi untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Menimbang potensi itu, perusahaan melihat pentingnya andil generasi muda untuk mengembangkan industri energi baru terbarukan di Indonesia. Sejak berdiri pada 2013, perusahaan melibatkan tenaga kerja muda dalam pengembangan perusahaan. Saat ini, Sesna Group memiliki lebih dari 50 tenaga kerja yang didominasi oleh kelompok muda.

Baca juga: Pengangguran di Afrika Selatan Menurun Jelang Pemilu

Sesna Group kini memiliki lebih dari 13 proyek PLTS yang tersebar di Indonesia. Kapasitas terpasang lebih dari 16 megawatt peak (MWp) dan lebih dari 13 MWp sedang dalam tahap konstruksi. Proyek PLTS Independent Power Producer (IPP) miliknya di Sumba, Maumere, dan Ende beroperasi dari 2017. Hingga saat ini, kinerja IPP tersebut masih berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.

Di samping itu, Sesna Group baru saja menandatangani kesepakatan implementasi PLTS dengan skema Zero Capex sebesar 200 MWp untuk perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel di Sulawesi. Menurut Rico, proyek tersebut merupakan proyek pembangkit listrik tenaga surya skala utilitas pertama yang mendukung industri pertambangan menjadi lebih berkelanjutan.

"Bidang energi terbarukan, terutama energi surya, di Indonesia masih membutuhkan banyak sumber daya manusia. Jadi, lapangan pekerjaan di bidang ini masih sangat luas. Ini kesempatan bagi anak muda untuk mengambil peran," ujar Rico. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat