visitaaponce.com

SCI Rekomendasikan Efisiensi Logistik untuk Jaga Tingkat Inflasi

SCI Rekomendasikan Efisiensi Logistik untuk Jaga Tingkat Inflasi
Petugas mengawasi kapal logistik yang memuat peti kemas saat tiba di Pelabuhan Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Rabu (29/11).(MI/USMAN ISKANDAR)

CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan sektor logistik berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun menjaga tingkat inflasi.

"Upaya perlu dilakukan secara lebih komprehensif mengingat target inflasi 2024-2025 itu yang terendah sekurangnya sejak 2001," kata Setijadi, Rabu (6/12).

BI seperti diketahui ingin mencapai target inflasi, yaitu 1,5-3,5 persen pada 2024 dan 2025. 

Salah satu indikator pengukuran inflasi adalah Indeks Harga konsumen (IHK) yang mencakup 11 kelompok pengeluaran. Biaya logistik tertinggi diperkirakan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau atau pangan secara umum.

Kementerian PPN/Bappenas menyebut biaya logistik nasional (domestik) sebesar 14,1 persen dan biaya logistik ekspor sebesar 8,98 persen terhadap harga barang.

Setijadi menyatakan, berkaitan dengan karakteristiknya, persentase biaya logistik pangan lebih tinggi yaitu sekitar 20-40 persen dari harga tergantung jenis komoditasnya, sehingga efisensi sistem logistik sangat penting dalam upaya menjaga tingkat inflasi.

SCI menyampaikan enam rekomendasi untuk efisiensi logistik. Pertama, peningkatan koordinasi dan kerja sama antara BI (Tim Pengendalian Inflasi Pusat/TPID) dan pemerintah pusat (kementerian/lembaga terkait) serta perguruan tinggi/lembaga penelitian untuk pemetaan rantai pasok pangan secara nasional.

Baca juga:

Pemprov Maluku Jamin Harga Bahan Pokok Terkendali Jelang Nataru

Pemerintah Dorong Kemajuan Industri Logistik

Kedua, peningkatan koordinasi dan kerja sama antara BI (Tim Pengendalian Inflasi Daerah/TPID) dan pemerintah daerah serta perguruan tinggi/lembaga penelitian setempat untuk pemetaan rantai pasok pangan wilayah.

Ketiga, peningkatan kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah untuk menyusun sistem logistik daerah, termasuk logistik dan distribusi pangan yang efisien, sebagai upaya strategis yang akan berdampak secara jangka panjang.

Keempat, penyiapan sistem logistik yang tangguh untuk pengembangan rantai pasok produk dan komoditas nasional yang potensial dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.

Kelima, pengembangan sistem informasi pangan untuk memantau ketersediaan stok dan proses distribusi dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan.

Keenam, penetapan suku bunga pinjaman yang lebih kompetitif untuk sektor logistik, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas untuk peningkatan konektivitas logistik, serta pengadaan armada transportasi. (Z-6)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat