visitaaponce.com

Memulai Fase 2, Investasi Asing Telah Masuk Rp3 Triliun ke Kawasan Industri Terpadu Batang

Memulai Fase 2, Investasi Asing Telah Masuk Rp3 Triliun ke Kawasan Industri Terpadu Batang
Ilustrasi - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah(Antara)

HOLDING BUMN Spesialis Transformasi dan Investasi Danareksa melalui PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah mengatakan telah menerima aliran investasi Penanaman Modal Asing (PMA) hingga Rp3 triliun, untuk perjanjian penggunaan tanah industri (PPTI) fase 2 seluas hampir 350 hektare.

“Kalau kami total dana yang masuk mungkin Rp2,5 triliun - Rp3 triliun untuk tahap 2 yang sudah in line, berasal dari 5 perusahaan. Tapi perusahaan lain yang di pipeline juga banyak,” kata Direktur Investasi Danareksa, Chris Soemijantoro, pada saat Media Gathering di Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, Senin, (11/12).

Kelima investor tersebut akan menggunakan tanah industri di kawasan KITB fase 2 yang memiliki total lahan seluas 650 hektare.

Baca juga: Ketua PMB Terpilih Siap Tingkatkan Ekonomi Masyarakat di Batang, Jateng

Mereka antara lain berasal dari Tiongkok, yakni Wanxinda Group dengan nilai investasi mencapai Rp1 triliun. Wanxinda juga baru saja memulai ground breaking pada awal Desember 2023 dengan lahan seluas 98 hektare.

Wanxinda menjalankan beberapa segmen bisnis di Tiongkok, seperti IT dan media, produksi aksesoris untuk program teknologi, serta manufaktur barang perjalanan.

Baca juga: Grand Batang City Bawa Investasi Asing ke Indonesia Sebesar Rp1 Triliun

Perusahaan ini akan segera memiliki empat kawasan berbasis manufaktur. Tiga di antaranya sudah berdiri di Guangzhou, Binzhou, dan Myanmar.

Wanxinda nantinya Indonesia akan membangun kawasan industri penyediaan pabrik siap pakai untuk sejumlah perusahaan asal Tiongkok. Namun penggunaan dan pengelolaannya dengan tetap mematuhi regulasi yang ditetapkan KITB.

Selain Wanxinda, juga terdapat perusahaan asal Tiongkok bernama PT Xiang Jiang Group Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$40-50 juta (Rp625,6 miliar - Rp782 miliar, kurs Rp15.640).

Mengenai jumlah lahan industri di fase 2 yang belum sepenuhnya laku terjual, Chris menegaskan Danareksa tidak hanya mengejar kuantitas namun kualitas. Artinya perusahaan asing yang masuk ke KITB fase 2 ini, tidak akan menjadi pesaing bagi industri yang sudah terlebih dahulu berinvestasi di Indonesia.

“Kita menyeleksi siapa yang masuk harus membawa turunan. Rantsi nilainya harus memastikan Indonesia mendapatkan yang terbaik jangan menjadi kanibal dari industri yang ada di sini,” kata Chris.

Adapun untuk kawasan industri KITB fase 1 dia katakan telah rampung terjual, dengan total 14 tenant yang didominasi perusahaan manufaktur. Mereka akan mengisi lahan seluas 450 hektar dengan total investasi senilai Rp6,82 triliun dan proyeksi tenaga kerja sekitar 15.707 orang.

Tenant dengan nilai investasi terbesar dipegang KCC Glass Corporation dengan nilai investasi mencapai Rp1,75 triliun. KCC Glass Corporation memulai konstruksi di Grand Batang City sejak Agustus 2022 dan akan beroperasi pada kuartal III-2024.

Perusahaan manufaktur kaca asal Korea Selatan tersebut diproyeksikan mampu menyerap sebanyak 450 tenaga kerja.

Tenant dengan nilai investasi jumbo berikutnya adalah Wavin Manufacturing Indonesia. Perusahaan produsen pipa asal Belanda berinvestasi sebesar Rp1,2 triliun di KIT Batang dan diekspektasikan menyerap sebanyak 467 tenaga kerja.

Perusahaan selanjutnya yaitu PT Rumah Keramik Indonesia (RKI) dan perusahaan sepatu asal Taiwan, PT Yih Quan Footwear Indonesia dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp900 miliar.

RKI diharapkan dapat menyerap sebanyak 750 tenaga kerja dan PT Yih Quan Footwear Indonesia sebanyak 13.200 tenaga kerja. Kedua perusahaan tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal I-2024.

Tenant lainnya yang masuk ke KIT Batang pada fase I yaitu Samator Indo Gas dengan nilai Rp800 miliar, Unipack Plasindo Rp500 miliar, Cosmos Indo Ink Rp255 miliar. Kemudian ada Tawada Healthcare dengan nilai investasi Rp180 miliar, Interskala Medika Solusindo Rp100 miliar, Interskala Medika Indonesia Rp100 miliar, dan Window Shutter Indonesia Rp50 miliar.

Selanjutnya ada Acindo Medika Sejahtera dengan nilai investasi Rp50 miliar, Jayamas Medica Industri Rp30 miliar. Sedangkan LG Consortium belum menentukan angka pastinya karena masih menentukan total luasan lahan yang mereka butuhkan.

Tenant Relations Grand Batang City Ilham Zukhruf mengungkapkan, sampai saat ini sudah banyak calon tenant yang akan segera menyusul masuk ke KIT Batang dan mereka sangat strategis. Bukan hanya tenant yang berasal dari luar negeri, tetapi juga dalam negeri.

"Jadi, tenant-tenant yang akan mengisi merupakan perusahaan pioneer. Dalam artian, belum pernah buka di Indonesia. Jadi misalkan tenant di kawasan lain relokasi ke sini itu tidak boleh," jelas Ilham saat media tour di komplek KIT Batang.

Grand Batang City akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap 1 didesain bagi semua jenis industri, tahap 2 difokuskan pada sektor teknologi, dan tahap 3 menekankan pada area komersial.  (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat