Pemerintah Minta Kebijakan Utang tak Hanya Lihat Nominal
![Pemerintah Minta Kebijakan Utang tak Hanya Lihat Nominal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/d1f72339c8c6a979f043d176d71fd115.jpg)
MASYARAKAT diminta tak tak hanya menilai kebijakan utang pemerintah berdasarkan nominal. Aspek portofolio risiko pengadaan utang dinilai menjadi hal yang utama dan penting untuk diperhatikan.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto dalam konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, Selasa (2/1).
"Jadi jangan lihat hanya dari nominal, ekonomi kita terus tumbuh, PDB makin besar. Jadi kiranya tidak dilihat dari nominal, tapi dilihat dari indikator portofolio utang pemerintah yang semain baik dari waktu ke waktu," ujarnya.
Baca juga: Penambahan Utang Perlu Diwaspadai
Per akhir November 2023, nominal utang pemerintah tercatat Rp8.041 triliun. Secara nominal, besaran utang pemerintah terus merangkak naik. Namun berdasarkan rasio terhadap PDB, utang pengambil kebijakan mengalami penyusutan, utamanya selepas pandemi covid-19.
Hingga akhir bulan 11 di 2023, rasio utang pemerintah terhadap PDB berada di level 38,11%. Itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 39,7% terhadap PDB dan jauh lebih rendah dari titik tertinggi rasio utang pemerintah di angka 40,7% pada saat krisis akibat pandemi covid-19.
Baca juga: Hingga 21 Desember 2023, Belanja Negara Terealisasi 88,3 Persen
Aspek lain yang patut dipertimbangkan dalam melihat kebijakan utang, kata Suminto, ialah risiko dari sisi nilai tukar. Saat ini proporsi utang pemerintah berdenominasi valuta asing kian menurun. Per akhir November 2023, porsi utang dalam bentuk valas ada di level 27,5%, lebih rendah dari sebelum pandemi di angka 37,9% dari total utang.
Selain itu, pengadaan utang yang dilakukan pemerintah memiliki tenor yang terbilang panjang. Secara rerata, jatuh tempo utang pemerintah ialah 8,1 tahun. "Dari sisi refinancing risk atau rerata tenor cukup panjang, sekitar 8,1 tahun," kata Suminto.
Kemudian sekitar 82% utang pemerintah memiliki tingkat kupon tetap atau fixed rate. Itu menyebabkan utang yang dimiliki pemerintah relatif aman dan tak terpengaruh signifikan terhadap perubahan kebijakan suku bunga acuan di pasar.
"Kalau kita lihat indikator solvabilitas, kita juga melihat dari sisi rasio utang terhadap penerimaan negara, dari sisi utang terhadap penerimaan negara masih dalam rasio aman dan terjaga dengan baik. Dari sisi likuiditas terus kita jaga. Misal, current budget balance, pendapatan dan belanja rutin, dari sisi itu likuiditas kita baik," terang Suminto. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Pembunuhan Pegawai Koperasi di Palembang, Pelaku tidak Terima Kena Bunga Tinggi
Pembiayaan Utang hingga Mei 2024 Capai Rp132,2 Triliun
Ini Hal yang Boleh dan tidak Boleh Dilakukan saat Menggunakan PayLater
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Terlilit Utang Pinjol, Karyawati PT Sat Nusapersada Nekat Curi 143 Handphone
Izin Usaha Pertambangan untuk Ormas Agama Diklaim tidak Terkait Politik
Inflasi Turun, Langkah Mitigasi tetap Dilakukan
Kemenkeu: Penurunan Kemiskinan Beri Harapan pada Ekonomi Indonesia
Nongsa Digital Park Yakin Capai Target Investasi Rp40 Triliun
Lindungi Industri Tekstil, Pemerintah Perpanjang Aturan Bea Masuk Tindakan Pengamanan
Kawasan Bebas dan KEK: Dua Kawasan Berfasilitas untuk Naikkan Investasi di Batam
Kabar Gembira! Gaji ke-13 Cair Juni 2024
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap