BI Instrumen Penguatan Rupiah Terus Dioptimalkan
![BI: Instrumen Penguatan Rupiah Terus Dioptimalkan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/4d4f250fcf594447cb37f2e2f314d1f0.jpg)
BANK Indonesia menyampaikan bahwa respons kebijakan moneter dan inovasi instrumen untuk meningkatkan efektivitas kebijakan terus diperkuat guna memastikan inflasi tetap terkendali dan nilai tukar rupiah tetap stabil.
Dalam kaitan ini, berbagai instrumen moneter pro-market yang telah diterbitkan selama tahun 2023, yaitu SRBI, SVBI, dan SUVBI,Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), terus dioptimalkan untuk menggantikan instrumen moneter sebelumnya Reverse Repo yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan pasar valas.
"Hingga 20 Februari 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp391,82 triliun, USD 1,89 miliar, dan USD 265 juta," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pada Pengumuman Hasil RDG BI Bulanan Bulan Februari 2024, Rabu (21/2).
Baca juga : BI Rate Kembali Ditahan di Angka 6%, Untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
Penerbitan SRBI, SVBI, dan SUVBI ini diyakini BI mampu memperkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri. Ini tercermin dari kepemilikan investor nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai Rp88,55 triliun.
"Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global," kata Perry.
Transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik tercermin dari suku bunga pasar uang, perbankan, dan imbal hasil SBN yang bergerak sejalan dengan BI-Rate.
Baca juga : BI : Nilai Tukar Rupiah bakal Lebih Kuat di 2024
Suku bunga pasar INSTRuang bergerak dalam kisaran BI-Rate sebesar 5,97% pada 20 Februari 2024. Suku bunga SRBI tercatat menarik pada level 6,62%, 6,70%, dan 6,82% masing-masing untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada 16 Februari 2024 sehingga mendukung efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter yang pro-market.
Sementara itu, suku bunga perbankan tetap rendah dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang memadai serta kebijakan transparansi SBDK yang meningkatkan efisiensi suku bunga perbankan.
Suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Januari 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,62% dan 9,30%, relatif stabil dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Imbal hasil SBN tenor 2 dan 10 tahun juga menurun di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. (Try/Z-7)
Terkini Lainnya
Rupiah Melemah, Airlangga: Fundamen Ekonomi Indonesia Kuat
BI Putuskan Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25%
Pemerintah Pastikan Kesiapan APBN untuk Respons Kenaikan BI Rate
Sri Mulyani Soroti Mahalnya Biaya Pinjaman Bank Dunia
Inflasi AS di Atas Konsensus, Ekspektasi Penurunan Fed Fund Rate Mulai Bergeser
Saham AS Terpukul Data Inflasi Terbaru, Harga Emas Melonjak
Aprindo: Iuran Tapera bisa Menurunkan Daya Beli Masyarakat
BI Diperkirakan Tahan BI Rate Hingga Akhir Tahun
Kenaikan BI Rate pada April Berbuah Manis
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Tekanan Mereda, BI Disarankan Tahan Suku Bunga Acuan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap