visitaaponce.com

Komisi IV DPR Soroti Perkembangan Produksi dan Harga Beras

Komisi IV DPR Soroti Perkembangan Produksi dan Harga Beras
Petani memanen padi di Desa Depokharjo, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2024).(Antara/Anis Efizudin)

KOMISI IV DPR RI menyoroti terkait perkembangan produksi dan harga beras dalam rapat kerja (raker) bersama Menteri Pertanian. Anggota Komisi IV dari Fraksi PDIP Sutrisno mempertanyakan produksi beras yang dikatakan mulai meningkat dengan kebutuhan yang di bawah dari produksi, tetapi harga beras terus naik.

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa kenaikan harga beras disinyalir karena ketersediaan pangan yang tidak tersedia di pasar. "Di tempat kami (Lampung) sekarang meski beras sudah mulai panen, penurunan harga sangat lamban, dari Rp8.100 per kg, sekarang sekitar 7.900 kg. Apabila dikatakan masalahnya karena penyebaran distribusi, tetapi berbicara dengan para penggiling padi kenapa mereka tidak bekerja? Jawabannya, tidak ada bahan yang dapat diolah. Artinya produksi padi sesungguhnya tidak seperti sebagaimana Anda sampaikan," kata Sutrisno, Rabu (13/3).

Selanjutnya, anggota Komisi IV DPR Fraksi Golkar Hanan A. Rozak mengingatkan bahwa 2024 tahun terakhir pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah nasional. Oleh karena itu dia meminta untuk dikaji kembali target yang belum tercapai dan kemungkinan bisa diselesaikan di 2024.

Baca juga : Amankan Produksi, Kementan dan Bapanas Ajak Stakeholder Sambut Panen Raya 2024

Dia juga meminta pencatatan terkait menghitung jumlah produksi. Metode yang dia pahami ialah luas panen dikalikan produktivitas. Produktivitas diukur oleh jajaran pertanian dan jajaran BPS, dibuat ubinan, kemudian sampel genap-ganjil. "Apakah cara itu masih digunakan sampai hari ini sehingga menimbulkan angka-angka realisasi berdasarkan laporan Menteri Pertanian?" kata Hanan.

Terkait dengan sasaran produksi, berdasarkan laporan Mentan, kini mencapai 103,57% dari target 52,12 juta ton. Sedangkan di 2023 banyak hambatan produksi, dari El Nino, dan gagal panen.

"Mohon kami dapat dilaporkan angka 53,98 juta ton capaian produksi ini diperoleh dari berapa juta hektare padi, serta jagung, kedelai, dan sebagainya. Yang lain-lain juga Pak kami minta untuk dilaporkan jagung kedelai dan sebagainya," kata Hanan.

Baca juga : Jagung Tumbuh Baik Seumur Jabatan Mentan Amran Bertugas Kembali

Indonesia punya target beras pada 2023 sebanyak 30 juta ton. Akan tetapi hanya bisa mencapai produksi 30 juta ton bila tanaman padi yang ditanam makanannya atau pupuknya cukup. Sedangkan merujuk laporan Mentan, ketersediaan pupuk subsidi hanya 4,7 juta ton. Padahal sebagian besar komoditas pertanian menggunakan pupuk subsidi. 

"Saya kira dikoreksi saja target produksi komoditas utama, beras misalnya. Apakah 30 juta ton itu bisa tercapai? Sampaikan itu ke Kementerian Keuangan," kata Hanan.

Pada paparannya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan melewati 2023, pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks khususnya akibat dampak perubahan iklim ekstrem, konflik gepolitik Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, dan perang dagang terkait restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan, serta meningkatnya biaya produksi dan harga pangan dan dampak dinamika ekonomi global yang berpotensi menimbulkan krisis pangan. "Kehawatiran terhadap jaminan produksi, masalah distribusi, dan akses pangan masyarakat perlu menjadi perhatian serius dalam penyediaan pangan," kata Amran.

Baca juga : DPR dan Akademisi Dukung Penuh Program Pertanian Mentan Andi Amran

Realisasi pelaksanaan anggaran Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2023, yaitu pagu APBN sebesar Rp14,81 triliun, mencapai Rp14,32 triliun atau 96,74%. Perkembangan upaya produksi beberapa komoditas utama pertanian pada 2023, dia jabarkan yaitu padi sebanyak 53,98 juta ton, jagung 19,98 juta ton, kedelai 0,35 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, aneka cabai 3,06 juta ton, tebu 31,05 juta ton, kopi 0,76 juta ton, sapi dan kerbau 0,39 ton, daging kambing domba 0,77 juta ton, daging ayam ras 4 juta ton, dan telur ayam 6,89 juta ton.

Sedangkan perkembangan capaian beberapa output utama Kementerian Pertanian tahun 2023 dia sampaikan yaitu pada program pengembangan padi mencapai 79,7% atau 1,42 juta hektare dari target 1,7 juta hektare. Kemudian, pengembangan jagung tercapai 92% atau 699 523 dari target 753.084 hektare. Pengembangan kedelai 99,84% atu 222.901 hektare dari target 223.545 hektare.

Pengembangan bawang merah 100% dari target 8.985 hektare, kawasan bawang putih 100% dari target 800 hektare, kawasan aneka cabai 100% dari target 7.180 hektare, kawasan kakap 99,62% dari target 6.350 hektare, kawasan lada 100% dari 500 hektare. Optimalisasi reproduksi mencapai 97,46%, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai 80,56% dari target Rp 100 triliun, irigasi pompanisasi perpipaan 100% dari target 23.081 unit, dan alsintan hasil panen tercapai 100% dari target 1.184 unit. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat