visitaaponce.com

Industri Tekstil Indonesia Sumbang Pencemaran Air, Primatek Menjawab

Industri Tekstil Indonesia Sumbang Pencemaran Air, Primatek Menjawab
(MI/HO)

INDUSTRI tekstil Indonesia merupakan salah satu pilar ekonomi dengan ukuran pasar diperkirakan mencapai US$13,83 miliar pada 2024 dan diproyeksikan mencapai US$18,10 miliar pada 2029. Negara ini masuk dalam 10 besar produsen garmen dan tekstil secara global dengan mengerahkan sekitar tiga juta orang secara lokal. 

Namun, bersama kontribusi ekonominya, industri ini menghadapi tantangan terkait lingkungan berkelanjutan dan pengelolaan limbah. Proses produksi dalam industri tekstil sering kali diiringi oleh limbah cair yang dapat mencemari sungai dan perairan domestik. Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi dalam polusi air yang disebabkan oleh industri tekstil di antara negara-negara G20 dan diperkirakan menghasilkan 3,9 juta ton limbah tekstil pada 2030.

Primatek Group memanfaatkan peluang yang ditimbulkan oleh tantangan itu dengan mendorong inovasi dan kemajuan untuk mencapai kemakmuran ekonomi dan lingkungan berkelanjutan. Rentang teknologi dan inovasi perusahaan itu untuk industri tekstil berupaya meminimalkan dampak lingkungan sambil memaksimalkan keuntungan. Mulai dari mengurangi jejak karbon hingga menghemat energi dan sumber daya, solusi-solusi ini berkontribusi pada kedua margin keuntungan dan penghematan biaya. 

Baca juga : Meorient Segera Gelar Tiga Pameran Internasional di Kemayoran

Perusahaan memamerkan rentang solusi inovatif itu di pameran tekstik dan garmen IndoIntertex 2024. salah satunya ialah Proxima Smartcorner dari Savio yang menawarkan berbagai fitur canggih termasuk produktivitas ditingkatkan, konsumsi energi dioptimalkan, kualitas benang premium, otomatisasi limbah keras yang dikurangi, dan konektivitas data yang mulus. 

Solusi berkelanjutan lain ialah sistem pengolahan limbah Panta Rei yang memungkinkan pembuangan cairan nol dan hingga 80% air yang dapat digunakan kembali. Ini secara signifikan mengurangi jejak lingkungan produksi tekstil. Selain itu, kemitraan antara Temsan dan Säntis Textiles memberikan solusi daur ulang mekanis melalui sistem daur ulang RCO100, mengubah limbah tekstil menjadi benang kapas daur ulang 100% bersertifikasi GRS. 

Lebih lanjut, perusahaan Swiss dan pakar dalam kimia tekstil yang ramah lingkungan--TextilColor--menyajikan solusi pewarnaan yang mengurangi waktu proses, konsumsi air, penggunaan energi, dan jejak kimia keseluruhan. Inovasi-inovasi ini, bersama dengan banyak lainnya, menegaskan komitmen Primatek Group untuk mendorong berkelanjutan dalam industri tekstil. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat