Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga, Perkembangan Geopolitik Perlu Dicermati
![Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga, Perkembangan Geopolitik Perlu Dicermati](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/d944695468392e8f8726c3c5bdea29c5.jpg)
HASIL Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bulanan pada 27 Maret 2024 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dengan kinerja intermediasi yang kontributif didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat. OJK menilai saat ini kondisi perekonomian dan pasar keuangan global cukup kondusif, secara umum lebih baik daripada ekspektasi semula.
"Namun perkembangan geopolitik global masih perlu dicermati seiring peningkatan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina, yang berpotensi membawa dampak kepada kondisi perekonomian global," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Selasa (2/4). Di Amerika Serikat, kinerja ekonomi terlihat solid dan di atas ekspektasi sebelumnya sehingga inflasi masih cenderung belum berubah dibandingkan sebelumnya.
Bank Sentral AS The Fed pada pertemuan FOMC Meeting Maret 2024 merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat secara cukup signifikan, diiringi kenaikan perkiraan inflasi. Meski demikian The Fed tetap mempertahankan rencana penurunan tingkat suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 75 basis poin di tahun ini.
Baca juga : Refleksi Kemerdekaan RI: One-OJK Antar Transformasi Menuju Indonesia Maju
Likuiditas diperkirakan juga lebih baik seiring rencana The Fed mengurangi pengetatan moneternya. Kebijakan akomodatif The Fed juga diikuti oleh Bank Sentral Eropa dan Bank of England yang juga mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga di 2024.
Langkah normalisasi juga dilakukan oleh bank sentral Jepang, Bank of Japan, yang meninggalkan era suku bunga negatif dengan menaikkan suku bunga mereka sebesar 10 basis poin untuk pertama kali dalam 8 tahun terakhir. Di Tiongkok, data beberapa kinerja ekonomi seperti penjualan ritel, kenaikan impor, dan tingkat inflasi berada di atas ekspektasi pasar, dengan kebijakan fiskal dan moneter tetap akomodatif.
Dari sisi domestik, perekonomian Indonesia, inflasi memang meningkat, seiring kenaikan harga pangan. Namun inflasi inti terjaga stabil, menghentikan tren penurunan sejak akhir 2022.
Ini diharapkan menjadi indikasi pemulihan permintaan ke depan. Indikasi awal pemulihan konsumsi domestik juga terlihat dari peningkatan impor barang konsumsi yang cukup signifikan pada Februari 2024.
Sementara itu, kinerja sektor manufaktur juga tercatat terus membaik. Namun, dia menekankan agar perlu terus dicermati peningkatan permintaan terhadap barang konsumsi, tidak terus berujung kepada penurunan surplus neraca perdagangan. "Ini bisa terjadi seiring berlanjutnya kontraksi ekspor dan bila peningkatan kebutuhan impor berlanjut," kata Mahendra. (Z-2)
Terkini Lainnya
Nilai Transaksi Kripto 2024 Naik Lampaui 300%
Melati Usman Pimpin OJK Tasikmalaya, Tingkatkan Perekonomian Daerah
Masih Banyak UMKM Sulit Manfaatkan KUR, Apa Sebabnya?
Lindungi Konsumen, OJK Hentikan 915 Entitas Jasa Keuangan
Tiga Arah Kebijakan Kebijakan OJK di 2024
OJK Resmi Luncurkan Roadmap BPR
RDKB OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Perkuat Kolaborasi dan Bangun Kepercayaan di Industri Jasa Keuangan Pasca Pemilu
Ini Cara Hindari Investasi Bodong ala OJK
OJK Upayakan Jaga Stabilitas Jasa Keuangan Lewat Stress Test
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap